BAB
I
PERANAN
PSIKOLOGI DALAM PERUSAHAAN, INDUSTRI DAN SOSIAL
1. PSIKOLOGI DALAM PERUSAHAAN
Sesuatu
bentuk usaha tanpa manusia tidaklah ada dan tidak dapat dibanyangkan.
Bagaimanapun sederhana ataupun kompleknya sesuatu bentuk usaha, manusialah yang
menjadi intinya. Tingkah laku manusia sebenarnya adalah cerminan yang paling
sederhana dari motivasi dasar mereka. Secara keseluruhan tingkah lakunya
dituntun oleh keinginan untuk mewujudkan diri sendiri di dunia seperti yang
dipandangnya. Dalam suatu industri, misalnya perusahaan menuntut dari padanya
bertindak berlawanan dengan apa yang dianggapnya sebagai kepentingannya
sendiri. Agar karyawan bertingkah laku sesuai dengan tuntutan perusahaan maka
harus ada integrasi. Untuk mencapai integrasi ini pertama-tama kita harus dapat
mengenali motif-motif setiap orang yang berbeda-beda.
Untuk mengenali motif-motif setiap orang yang ada dalam
industri in maka diperlukan seorang pemimpin yang mempunyai pengetahuan tentang
ilmu jiwa. Pimpinan yang baik biasanya seorang yang mengerti dan memahami ilmu
jiwa.
Psikologi
Pengertian psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia. Psikologi dalam industri mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan produktivitas kerja yaitu dalam kaitannya dengan penerimaan
karyawan. Pebedaan
prestasi kerja ini disebabkan adanya ciri-ciri personil individu. Seorang
pemimpin dalam mencari tenaga kerja memerlukan suatu pemilihan yang tepat
terhadap orang-orang yang nantinya akan diterimasebagai karyawannya, makapihak
pimpinan patut sekali mengerti setiap tindakan para pegawainya. Pada
pekerjaan-pekerjaan tertentu sifat-sifat kepribadian seseorang sangat
berhubungan dengan kesuksesan dalam bekerja. Mutu tenaga kerja atau karyawan
yang diterima dalam prusahaan juga berperan. Dalam pemilihan karyawan, seorang
pemimpin haru mengetahui kemampuan psikologis calon karyawan itu, hal inilah
yang menyulitkan bagi seorang pemimpin. Setelah perusahaan tersebut menerima
karyawan dan karyawan sudal mulai bekerja dan mendapatkan gaji, apakah karyawan
tersebut sudah merasa puas dengan pekerjaanya dan gaji yang diterimanya? Banyak
faktor yang mendasari hal ini. Penyesuaian ini hanya bisa dilakukan kalau kita
bisa memahami sifat para karyawan. Supaya mereka bekerja dengan sebaik-baiknya
dan memotivasi mereka agar melakukan pekerjaan yang diserahakan kepadanya
sesuai dengan perintah.
Berbagai macam cara untuk mengadakan hubungan
(komunikasi) antara seorang dengan lain-lainnya. Misalnya, dalam badan usaha
mengadakan pertemuan-pertemuan, mengirim surat atau berbicara secara langsung.
Pemberian petunjuk dan pemberian perintah adalah contoh dari dua cara pimpinan
untuk mengadakan hubungan dengan bawahan dalam rangka melaksanakan
tugas-tuganya dalam merealisasikan tujuan perusahaan. Antara pimpinan dan
bawahan sering juga terjadi konflik.
Konflik dalam suatu organisasi atau hubungan antara
kelompok adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindarkan. Bahwa konflik berarti
tidak selalu merugikan, malah dalam batas-batas tertentu justru akan sangat
bermanfaat bagi penciptaan perilaku yang efektif. Apabila konflik yang terjadi
antara karyawan dengan karyawan atau antara atasan dan bawahan tidak adanya
suatu penyelesaian yang baik, maka orang yang sedang terlibat konflik tersebut
akan mengalami suatu tekanan yang berat.
Selain itu tingkah laku pembeli juga berpengaruh dalam
memilih barang yang dibelinya karena menyangkut produk yang dihasikan dari
perusahaan. Kalau konsumen mengetahui bahwa produk tersebut berkualitas baik,
tentu akan dipilihnya meskipun harganya tetap bersaing. Dalam hal ini keputusan
konsumen dalam membeli produk akan tercapai. Karena produk yang dipasarkan dari
perusahaan telah laku dan telah meluas dan keuntungan perusahaan bertambah,
maka karyawan yang berkerja dalam perusahaan itu juga dapat merasakan produk
yang telah dibuatnya sehingga produktivitas kerja lebih meningkat.
2. PSIKOLOGI DALAM INDUSTRI USAHA
Psikologi merupakan bidang baru dalam ilmu pengetahuan,
dengan demikian cabang dari ilmu psikologipun merupakan imu-ilmu yang masih
baru. Demikian pula halnya dengan psikologi industri. Akhir-akhir ini para
pengusaha asing yang menanamkan modalnya di Insonesia banyak menggunakan
jasa-jasa seorang psikolog untuk turun menangani masalah-masalah yang dihadapi
dalam industrinya ditinjau dari sudut psikologis. Dari perkembangannya sampai
sekarang ternyata unsur manusia sangat menentukan sekali dalam bidang produksi.
Psikologi juga sangat diperlukan dalam perusahaan
industri. Adapun hal yang melatar belakangi perlunya psikologi industri adalah
:
1. Untuk mendapatkan pemecahan bagi
masalah-masalah yang penting
berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia dalam industri.
2. Agar dunia industri mampu menggunakan
prosedur-prosedur yang lebih tepat
untuk memecahkan masalah-masalah kemanusiaan dalam
perindustrian.
Kegiatan para psikolog
industri ditujukan pada masalah kesejahteraan bersama dan kepentingan umum.
Antara lain meliputi :
- Ditiadakannya seleksi untuk suatu tugas
pekerjaan bagi setiap karyawan.
- Timbulnya kejenuhan yang diakibatkan
karena melakukan pekerjaan yang
monoton.
- Terbataaasnya ruang gerak karyawan di
dalam melakukana pekerjaan yang
dihadapinya tersebut.
Satu-satunya faktor
terpenting yang menentukan prestasi kerja para karyawan ialah sikap emosional
mereka terhadap pekerjaan dan terhadap teman sejawatnya.
Maka para psikolog
indutri berkewajiban memikirkan cara yang paling efektif untuk memaksimalkan
produksi dan efisiensi kerja para karyawannya. Perlu juga pimpinan menentukan
bentuk rangsangan untuk mendorong segenap karyawannya agar aktif berpartisipasi
dan sanggup bersikap rasional sesuai dengan tuntutan efisiensi industri.
3. PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP
TENAGA KERJA.
Perkembangan teknologi
yang kian meningkat saat ini terasa semakin komplek dampaknya, di mana
hal ini memerlukan perhatian tersendiri. Di abad sekarang ini, peranan teknologi dalam industri terasa
semakin mendominir berbagai jenis pekerjaan dan kegiatan. Kontroversi yang
timbul semakin besarnya kecendrungan untuk menggantungkan kepercayaan kepada mesin-mesin
dari pada sumber daya manusia. Ini sangat jelas terlihat pada produk teknologi
sebagai substitusi sumber daya manusia (robot,mesin,dan lain-lain) di perusahaan
industri. Gejala ini sangat jelas memberikan gambaran pahit tentang merosotnya
arti dan eksistensi manusia dalam kacamata peradaban dan budaya modern.
Relevan dengan kenyataan bahwa dunia industri, sebagai
pemakai teknologi yang paling mudah diamati,
dengan sendirinya, gejala-gejala yang berkaitan dapat dipastikan merupakan
isyarat pengaruh serupa terhadap aspek kehidupan atau kegiatan lainnya. Tidak
mudah untuk dapat menerima alternatif teknologi pada tiap negara. Satu
penelitian yang cermat dan pembahasan mendalam untuk itu lebih diperlukan di
negara-negara berkembang, terutama dengan ciri-ciri melimpahnya sumber daya
manusia seperti halnya di Indonesia, sehingga memerlukan seleksi ketat terhadap
peralihan teknologi.
Pembangunan Indonesia, memang memerlukan teknologi,
tetapi teknologi yang tentu saja aman dalam pemakaian, tidak mengganggu
kesehatan, lingkungan dan sebagainya. Dan di sisi lain, yang paling penting,
sejauh mungkin pilihan teknologi tidak boleh bertentangan dengan kebijaksanaan
pembinaan sumber daya dan angkatan kerja yang
ditetapkan pemerintah, seperti pilihan terhadap teknologi yang bersifat
substitusi tenaga manusia, secara besar-besaran.
Untuk menghadapi kondisi-kondisi yang demikian ini
diperlukan penanganan khusus yang berupaya agar tenaga kerja tersebut tidak
merasa kawatir denga adanya perkembangan-perkembangan teknologi itu. Para ahli
psikolog harus mampu meyakinkan karyawan bahwa perkembangan dan kemajuan
teknologi tersebut tidak mengancam eksistensi dirinya sebagai tenaga kerja,
tetapi dengan adanya perkembangan tersebut dapat diperoleh kemudahan-kemudahan
serta manfaat bagi karyawan/tenaga manusia. Harus diyakinkan pula bahwa
kemajuan tersebut tidak untuk menyisihkan tenaga kerja manusia, tetapi untuk membantu pekerjaan karyawan, jadi
teknologi secanggih apapun maka tenaga kerja manusia tetap dominan. Jadi
hal-hal semacam ini harus ditanamkan sedalam mungkin dalam diri karyawan itu.
BAB
II
INTERAKSI
SOSIAL
1. HUBUNGAN KEMANUSIAAN DAN FAKTOR MANUSIA.
Psikologi
sosial merupakan suatu disiplin yang berdasarkan pada psikologi perseorangan
dan dilain pihak pada sosiologi. Di dalam aspek-aspek masyarakat tehadap antar
hubungan satu sama lain secara timbal balik.
Di dalam sub ini akan dibahas masalah antar hubungan atau
disebut juga dengan Interaksi Sosial, yang mana di dalamnya meliputi tentang
hubungan antar manusia dengan manusia (individu dengan individu), individu
dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok, yang mana di dalam
hubungan tersebut terhadap pengaruh saling mempengaruhi secara timbal balik. Di
mana dengan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik. Di dalam semua antar
hubungan kemanusiaan terhadap suatu struktural. Di mana selalu terjadi semacam
adu mengadu kekuasaan yang menghasilkan suatu keseimbangan, yang kadang-kadang
bersifat stabil dan kadang-kadang pula bersifat labil.
Kekuasaan itu tentu tidak dimaksudkan sebagai kekuasaan
jasmaniah. Di dalam kehidupan manusia terdapat 4 faktor penting yang
mempengaruhi yaitu antara lain:
1. Warisan biologis (heredity)
2. Keadaan alam sekitar kita (natural
environment).
3. Warisan sosial (sosial heritage)
4. Kelompok manusia (group)
Dalam interaksi sosial maka perubahan yang terjadi secara
simultan sedangkan perubahan autoplastis (perubahan yang bersifat mengubah diri
sendiri) maupun alloplastis (perubahan yang bersifat mengubah lingkungan)
terjadi melalui suatu mekanisme, di mana mekanisme tersebut antara lain:
a. Imitasi atau peniruan.
Yaitu merupakan suatu cara belajar
dengan mengikuti contoh orang lain.
Peniruan di sini dilakukan dengan sadar dan sistimatis.
b. Sugesti atau anjuran.
Dengan sugesti dimaksud suatu
anjuran tertentu yang menerbitkan suatu reaksi langsung dan tanpa pikiran panjang
pada individu yang menerima sugesti itu.
c. Simpati.
Yaitu merupakan keadaan untuk
merasai diri seolah-olah dalam keadaan orang lain dan ikut merasai apa yang
dilakukan, alami, atau diterima oleh orang lain itu.
d. Indentifikasi.
Identifikasi berjalan lebih
jauh dari pada simpati. Misalnya seorang ketabrak mobil maka kita merasa simpati,
walaupun orang itu tidak kenal sama sekali. Jadi identifikasi biasanya meliputi
imitasi, simpati dan sugesti.
2. INTERAKSI SOSIAL DALAM PERUSAHAAN
Tingkah laku individu yang dimanifestasikan keluar itu,
pada hakikatnya bersumber dari potensi yang menetap dalam diri individu itu sendiri.
Dengan demikian sebagian besar dari tingkah laku manusia itu selalu berkorelasi
dengan kedudukannya dalam suatu kelompok sosial dan berkorelasi pula dengan
situasi sosial dan peranan sosialnya. Banyak fakta membuktikan, bahwa lebih
mudah mengubah tingkah laku sekelompok orang dari pada mengubah tingkah laku
individu demi individu. Psikologi industri dan psikologi manajemen lebih
mengaitkan kehidupan bawahan dengan kondisi sosial dari kelompok sosialnya.
Dengan demikian akan tercipta iklim kerja yang menyenangkan, tercipta hubungan
antarmanusiawi yang terbuka.
Perubahan-perubahan yang terjadi dapat bersifat: Auto Plastis dan Allo Plastis. Yang dimaksud dengan Auto Plastis adalah perubahan yang dilaksanakan dengan mengubah
diri sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan Allo Plastis adalah perubahan yang dilakukan dengan mengubah lingkungan. Dalam interaksi
sosial ini perubahan yang terjadi adalah secara simultan atau bersama-sama.
Perubahan-perubahan yang terjadi ini tergantung pada orang yang memberikan
pengaruh, seberapa besar ia dapat mempengaruhi orang tersebut. Dan juga
tergantung dari bagaimana orang yang diberi pengaruh itu memberi reaksi atau
tanggapan.
Biasanya, karyawan yang suka pindah kerja dan sering
absen adalah mereka yang tidak menjadi anggota kelompok atau satu tim kerja,
dam tidak mampu menyesuikan diri dalam satu kelompok kerja tersebut. Hal ini
biasanya disebabkan karena kepada mereka tidak atau belum pernah diberikan
kesempatan untuk menyesuaikan diri. Tanpa memiliki latar belakang sosial,
mereka tidak akan memiliki rasa menjadi anggota dari satu kelompok, tidak
mempunyai perasaan loyalitas, dan selalu tidak ambil pusing dengan segala
sesuatu yang berlangsung di tempat kerjanya. Ia akan selalu berpindah dari satu
perusahaan ke perusahaan yang lain. Sebaiknya, orang-orang yang tergabung dalam
satu kelompok kerja akan merasa mendapat sekuritas, merasa betah dan terjamin
status sosialnya, juga merasa bangga, karena dia mendapatkan respek dari
kawan-kawan sekerjanya.
Sikap
dan Komunikasi
Di dalam psikologi sosial, kita mengenal adanya interaksi
sosial, sikap dan komunikasi. Sedangkan Interaksi Sosial itu sendiri adalah
merupakan hubungan antara individu dengan individu dengan individu, individu
dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok yang dalam hubungan tersebut
terdapat saling pengaruh mempengaruhi secara timbal balik. Sedangkan sikap itu
sendiri yaitu merupakan tingkah laku terhadap stimulus tertentu. Jadi disini
apabila stimulus datangnya dari kita, maka ini berarti sudah ada kesediaan
untuk bersikap. Kemudia sikap itu sendiri dapat bersifat negatif dan positf.
Sedangkan pembentukan sikap, dapat di bentuk melalui : adaptasi, integrasi,
defferensiasi, traumatis.
Komunikasi yang juga merupakan bagian dari psikologi
sosial, merupakan proses penyampaian pesan dari salah seorang individu kepada
individu yang lain sehingga terjadi kesamaan pengertian.
Human
Relation
Didalam
hubungan antar manusia, tidak terdapat titik berat yang menyangsikan. Sedangkan
titik pada human relation adalah manusianya. Jadi, faktor manusia dalam human
relation itu bukan manusia dalam mewujudkan melainkan sifat-sifatnya, wataknya,
tingkah lakunya, pribadinya, dan lain-lain aspek kejiwaan dalam diri manusia.
Human relation dibagi dua pengertian yaitu kalo human relation dalam arti luas
ialah interaksi antara seorang dengan oran g lain dalam segala situasi dan
dalam bidang kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati. Sedangkan human relation
dalam arti sempit yaitu, merupakan interaksi antara seorang dengan orang lain,
akan tetapi interaksi disini hanyalah dalam situasi kerja. Human relation
adalah pengintegrassian orang-orang dalam suatu situasi kerja yang menggiatkan
mereka untuk bekerja bersama-sama serta dengan rasa puas, baik puas dalam
bidang ekonomi, psikologis, maupun kepuasan sosial. Sehingga kunci aktifitas
human relation adalah motivasi. Dalam melaksanakan human relation, pemimpin
organisasi melakukan komunikasi dengan kariawannya. Dan komunikasi ini bersifat
manusiawi untuk menggiatkan mereka bekerjasama sehingga hasilnya memuaskan,
disamping mereka bekerja dengan hati puas.
Sifat
Tabiat Manusia
Dalam mempraktekan human relation, pemimpin perlu banyak
mempelajari sifat tabiat manusia kariawan satu sama lainnya berada dalam bakat
dan tingkah lakunya dan perlu mengetahui bagaimana tingkah laku mereka dalam
hidup bekelompok dan bermasyarakat. Ada dua faktor yang menentukan sifat tabiat
manusia yaitu pembawaan sejak ia dilahirkan dan lingkungan hidupnya.
Manusia
dalam Dinamika Kelompok.
Manusia tidak pernah hidup sendiri, tapi saling
bergantung pada orang lain. Sehingga ia selalu mengadakan interaksi dengan
orang lain, dan didalamnya saling pengaruh mempengaruhi. Pada umumnya orang
memasuki sebuah kelompok karena percaya bahwa dengan bersama-sama dengan orang
lain kebutuhannya bisa terpenuhi dibandingkan dengan diusahakan sendiri :
misalnya seorang karyawan menjadi anggota kelompok, mungkin saja ternyata
bagiannya kebutuhannya tidak terpuaskan, tetapi tetap tidak keluar dari
kelompok karena dia memperoleh keuntungan lain. Ada dua jenis kebutuhan yang
menyebabkan seseorang memasuki kelompok :
- Kebutukan
pokok sebagaimana ia ingin peroleh ketika memasuki kelompok tersebut.
- Kebutuhan
sampingan
Jadi orang memasuki
suatu kelompok dengan tujuan tertentu dan motif tertentu,dan motifnya itu
mempengaruhi tingkah lakunya. Bila orang menderita frustasi bisa bermacam-macam
tingkah lakunya. Ini disebabkan kegagalan dalam memecahkan masalah. Ia bisa
mereka tidak berdaya, sedih, putus asa, lalu mengundurkan diri dari pergaulan.
Untuk menghadapi orang frustrasi, seorang pemimpin kelompok bijaksana tidak
dengan melakukan kekerasan tetapi human relationlah harus dilaksanakan.
Apabila frustasi
tidak berhasil dipecahkan, maka frustasi dikembalikan kepada suasana pemecahan
masalah untuk lebih digiatkan usahanya dalam pemecahan tujuan. Ia dibimbing
untuk memeriksa masalahnya lebih teliti dan memikirkan cara-cara yang lebih
tepat untuk mengatasi kesulitannya.
3. INTERAKSI SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Di
dalam masyarakat banyak terdapat kelompok-kelompok sosial maupun
lembaga-lembaga kemasyarakat. Dari kelompok-kelompok inilah manusia bisa
mengadakan hubungan atau kerja sama yaitu melalui suatu proses sosial.
Interaksi
Sosial
Interaksi
sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial
tidak mungkin ada kehidupan bersama. Pergaulan hidup terjasi apabila orang atau
kelompok manusia bekerja sama, saling bicara dan seterusnya untuk mencapai
tujuan bersama.
Syarat-syarat
terjadinya interaksi sosial :
1. Adanya kontak sosial
2. Adanya komunikasi
3. Kontak
sosial terjadi apabila ada hubungan dengan pihak lain. Hubungan ini bisa
terjadi bila kita bicara dengan pihak lain secara berhadapan langsung yaitu
melalui telepon, telegram, radio, surat dan sebagainya.
Kontak sosial ini ada tiga (3)
bentuk :
1. Hubungan
antara perorangan.
Misalnya
: seorang anak mempelajari kebiasaan dalam keluarganya.
2. Hubungan
antara orang dengan kelompok.
Misalnya : seseorang
yang masuk dalam suatu kelompok maka dia akan
menyesuaikan dengan progam-progam dari
kelompok tersebut.
3. Hubungan antara kelompok
Misalnya : ada dua
perusahaan kontraktor yang bekerja sama untuk
membangun jembatan.
Kontak sosial dapat
bersifat :
1. Positif, kontak sosial yang bersifat positif.
Mengarah pada suatu kerja sama.
2. Negatif, kontak sosial yang bersifat
negatif. Mengarah pada pertentangan sehingga tidak menghasilkan suatu interaksi
sosial, yang baik.
Bentuk-bentuk interaksi
sosial dapat berupa :
1. Kerja sama .
2. Persaingan.
3. Pertentangan atau pertikaian.
Interaksi sosial dimulai dengan adanya kerja sama. Kalau
kerja sama ini tidak dapat berjalan dengan baik maka akan timbul persaingan.
Faktor-faktor yang
mendasari interaksi sosial :
1. Imitasi.
Peniruan secara lahiriah.
Contoh : seorang anak belajar berbahasa dari lingkungannya.
2. Sugesti.
Adalah
suatu keadaan di mana seseorang dapat memberikan pengaruhnya pada orang lain.
3. Indentifikasi.
Adalah suatu dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain.
Contoh : seorang
anak laki-laki meniru Ayahnya.
Seorang anak perempuan meniru Ibunya.
Di sini yang ditiru pada hal-hal yang menyangkut mental.
4. Simpati.
Adalah
suatu perasaan tertarik antara orang yang satu dengan yang lain.simpati ini
tibul secara sadar.
4. INTERAKSI SOSIAL DAN KONPLIK
Baik organisasi atau kelompok yang di
dalamnya terdiri dari individu
individu senantiasa terjadi
adanya komunikasi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Dengan
adanya hubungan komunikasi tersebut akan mendorong para anggotanya untuk saling
bertindak, baik itu yang berwujud pengaruh, perintah atau berupa menjalankan
aktivitas-aktivitas lain yang merupakan hasil dari adanya komunikasi.proses
komunikasi yang menghasikan aktivitas atau tindakan seperti itu dapat disebut
interaksi.
Konflik dapat terjadi di dalam tubuh organisasi,
dan ini terjadi karena
banyak faktor yang
menyebabkannya. Ketidakpuasan, rasa bersinggung, terlalu berambisi, dan masih
banyak lagi, tetapi yang jelas apabila konflik tersebut tidak segera diarahkan
kestabilan organisasi akan terancam. Interaksi sosial yang terjadi di dalam
kelompok individu atau organisasi sangatlah akrab, maksudnya dengan
interaksi tersebut antara individu yang
satu dengan individu yang lain akan saling mengenal, tertarik atau bahkan
berhasrat untuk menjalin persahabatan yang begitu dekat. Individu-individu yang
berinteraksi tersebut akan saling membuka diri dan membiarkan yang lain
mengetahui tentang dirinya.
Konflik dapat
terjadi karena perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status,
kekuasaan, otoritas dan lain-lain, di mana tujuan dari mereka yang berkonflik
itu tidak hanya untuk memperoleh keuntungan, tetapi juga menundukkan
saingannya. Dengan potensi yang ada pada dirinya individu berusaha untuk
memaksakan kehendak atau berusaha untuk mendapatkan pengakuan atas
kemenangannya, dalam memperebutkan kesempatan.
Konflik itu sendiri
dapat terjadi antara anggota dengan anggota, anggota dengan pimpinan organisasi
atau pimpinan organisasi dengan pimpinan organisasi.
Konflik semacam itu
biasanya timbul dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Dianutnya nilai-nilai baru oleh
anggota-anggota kelompok.
2. Bermacam-macam kesulitan atau problem baru
yang dihadapi oleh kelompok di mana para anggotanya mempersepsikan dengan
cara-cara yang berbeda.
3. Peranan seorang anggota kelompok yang satu
bertentangan dengan peranan anggota kelompok yang lain.
4. Kemunduran organisasi.
5. Gaya-gaya individual.
Jadi di dalam penyelesaian konflik tersebut akan terletak
pada bagaimana pimpinan mengadakan pendekatan-pendekatan yang efektif pada para
anggotanya. Pendekatan yang efektif harus dilakukak dengan tanpa memihak pada
salah satu pihak, artinya tidak mencari siapa yang salah dan siapa yang benar.
Tetapi pemimpin perlu menganilisis masalah yang ada kemudian mencari alternatif
penyelesaian secepat dan sebijaksana mungkin.
Akhirnya dengan penyeslesaian tersebutlah pimpinan
memberikan pengertian-pengertian kepada fihak yang sedang konflik.
Interaksi yang diwarnai oleh saling pengertian antar
anggota, bagaimanapun juga akan menghasilkan hubungan kerja yang baik anggota
akan dapat menjalankan fungsinya masing-masing tanpa harus merasa dirugikan.
BAB
III
KERJA
1.
KERJA, SIFAT DAN MOTIFASINYA
Pandangan modern melihat kerja sebagai berikut :
1.
Kerja itu merupakan aktivitas
dasar, dan dijadikan bagian yang esensial dari
kehidupan manusia.
2.
Pada umumnya baik wanita maupun
pria menyukai pekerjaan, jadi mereka
suka
bekerja.
3. Moral
dari pekerjaan dan pegawai tidak memiliki kaitan langsung dengan kondisi fisik
atau material dari pekerjaan.
4. Insentif
kerja itu banyak sekali bentuknya, diantaranya
ialah uang merupakan insentif yang tidak penting.
Bekerja diperusahaan
merupakan aktivitas social dengan dua fungsi pokok yaitu :
- memprodusir barang-barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
- mengikat individu pada pola interelasi
kemanusiaan di dalam masyarakat.
Status social dan fungsi social merupakan unsur
terpenting bagi kesejahteraan lahir dan batin manusia, sedang status dan fungsi
tersebut sebagian besar diproleh individu dalam suatu lingkungan kerja, dengan
interelasi kemanusiaan.
Motivasi
Kerja
Motivasi bekerja tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomis
saja (dalam bentuk uang). Sebab banyak orang dengan suka hati bekerja terus,
sekalipun ia tidak memerlukan lagi benda-benda materiil sedikitpun juga,
walaupun keluarganya sudah terjamin, namun seseorang dengan ikhlas meneruskan
pekerjaannya.
Untuk beberapa orang bekerja itu merupakan analisa bagi
dorongan pemuas ego, melalui kekuasaan dan aktivitas menguasai orang lain.
Sehingga
motif uang tidak selamanya menjadi motif primer, karena ada buruh yang mendapat
gaji tinggi ditempat yang baru, namun minta meminta pekerjaan ditempat lama
walau gajinya lebih kecil. Biasanya buruh ini menyukai pekerjaan tertentu. Maka
kebanggaan dan interes yang besar terhadap pekerjaan menjadi insentif kuat
untuk mencintai suatu pekerjaan. Sedangkan aspek kedua dalam kerja yaitu
lingkungan kerja, yaitu kondisi-kondisi materiil dan psikologisnya
Jadi
belum tentu bahwa kondisi fisik yang baik pasti bisa menumbuhkan moral yang
tinggi. Bahkan sebaliknya, kondisi yang buruk malah lebih cenderung menumbuhkan
moral yang sangat baik.
Emosi
dalam pembentukan sikap
Perasaan
emosi sangat besar peranannya dalam pembentukan sikap para buruh dan pekerja.
Pada umumnya buruh mengeluh bukan karena kondisi fisik yang benar-benar buruk
dalam perusahaan melainkan disebabkan perasaan mereka yang beranggapan kondisi
tersebut tidak sedemikian jeleknya, dan seharusnya lebih baik atau kondisi yang
buruk dapat dihindari.
Kebutuhan
dan insentif
Insentif
merupakan objektif yang mampu memberikan kepuasan terhadap kebutuhan, dorongan
atau keinginan seseorang, jika kepuasan seseorang sampai terhalang maka orang
tersebut sudah pasti mengalami frustrasi.
Beberapa
patokan yang digunakan dalam menentukan insentif yaitu sebagai berikut :
a. Insentif
yang sifatnya berbeda-beda kebudayaannya, lingkungan, dan individunya, karena
ini sangat bergantung pada keinginan individu masing-masing.
b. Berlakunya
hukum penyusutan hasil bagi insentif materiil, artinya jika seseorang secara
terus menerus mendapatkan ganjaran dan tambahan gaji, akan terus mengalami
penyusutan sampai titik nol.
c. Menurut
pendapat psikolog bahwa uang bukanlah sebagai insentif primer situasi ekonomi
normal, kecuali:
-
Upah sangat rendah sampai batas subsistensi.
-
Timbulnya inflasi di negara bersangkutan.
d. Adanya
gejala artanisasi, bahkan uang sebagai kunci bagi setiap kepuasan, sehingga
semua kebutuhan dapat dipenuhi dengan uang.
Unsur
insentif dan Disintensif
Ada
beberapa sistem sosial yang berpengaruh yaitu;
1. Sistem
status sebagai unsur insentif.
2. Sistem
komunikasi sebagai unsur insentif.
3. Sistem
ganjaran dan hukuman.
4. Sfesifikasi
tugas dan persyaratannya.
Masalah
Kepuasan Kerja dan Kejemuannya
Seorang
manager harus bisa memberikan rangsangan agar setiap orang menyukai
pekerjaannya dan dapat menambahkan kepuasan kepada setiap karyawannya. Sehingga
akan timbul rasa puas pada pekerjaannya dan karyawan pun bisa bekerja dengan
senang hati.
Masalah
spesialisasi
Kelemahan daripada spesialisasi
yaitu :
1. Keahlian
tidak hanya pintar memanipulasi alat-alat teknik saja tetapi juga berkaitan
dengan masalah perlakuan terhadap buruh.
2. Menggunakan jumlah karyawan yang semakin
sedikit dan hanya menerima karyawan yang hanya mengerti dengan mesin.
3. Para
buruh dan karyawan berkembang melalui tiga fase yaitu :
-
Tingkat pembagian kerja dan
spesialisasi kerja.
- Tingkat semi otomatis
dan otomatis total, untuk mengganti tenaga manusia
dengan mesin.
- Berkurangnya
otomatisasi dan lebih mengutamakan keahlian individu serta kesadaran kelompok
dalam pengembangan teknik kerja sendiri.
Emosi
dan sikap kerja
Kondisi
materiil yang sangat baik belum tentu atau sedikit sekali memiliki relasi
langsung dengan moral yang baik. Juga kondisi fisik yang buruk secara praktis
tidak memiliki kaitan atau pengaruh langsung terhadap moral yang rendah dari
buruh dan pegawai, atau terhadap sikap menolak pekerjaannya. Unsur perasaan
emosi itu besar sekali pengaruhnya dalam penentuan sikap para buruh dan
pekerja, dapat dibuktikan lagi dengan contoh sebagai berikut ; buruh-buruh itu
selalu memegang semboyan “yang penting bukan apa yang diperbuat oleh majikan
atau manager, akan tetapi cara majikan atau manager melakukan”.
Inisiatif
itu adalah sarana objektif yang mampu memberikan kepuasan terhadap kebutuhan,
dorongan atau keinginan seseorang. Beberapa kebutuhan, khususnya yang
vital-biologis diperolehnya dalam proses
interaksi sosial dan pengalaman hidup sehari-harinya. Salah satu kepuasan yang
sejati didalam lingkungan kerja adalah rasa bangga, puas dan keberhasilan dalam
melaksanakan tugas pekerjaan sampai tuntas, yang disebut sebagai pemuas instink
keahlian/ keterampilan. Kepuasan kerja ini tidak lepas dari prosedur pemilihan
kerja sebelumnya,artinya kesesuaian kerja dengan intelegensinya, keterampilan,
kepentingan, keperibadian dan seterusnya, sehingga untuk menciptakan kepuasan
kerja ini diperlukan banyak kesungguhan dalam proses rekrut pegawai sebelumnya.
2. KEBUTUHAN TENAGA KERJA
Pada
hakekatnya orang bekerja tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
tetapi juga bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Maka dari itu
semua manusia perlu bekerja, karena dengan bekerja manusia akan mendapatkan
upah yang akan digunakan untuk memenuhi semua kebutuhannya.
Arti
Kerja Bagi Karyawan
Adapun
keinginan-keinginan yang diharapkan karyawan dari pekerjaannya adalah sebagai
berikut :
1. Gaji yang cukup.
2. Pekerjaan yang aman secara ekonomis.
3. Pengharapan terhadap pekerjaan.
4. Pengharapan untuk maju.
5. Pimpinan yang bijaksana.
6. Rekan kerja yang kompak.
7.
Kondisi kerja yang aman dan nyaman
serta menarik.
Motivasi
Kerja
Motivasi
bisa diartikan sebagai dorongan. Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja menentukan
besar kecilnya prestasi yang akan dicapai.
Semangat
dan Kegairahan Kerja
Yang
dimaksud dengan semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat
sehingga pekerjaan akan lebih cepat selesai dan lebih baik serta ongkos per
unit dapat diperkecil. Sedangkan kegairahan kerja adalah kesenangan terhadap
pekerjaan tersebut. Kegairahan kerja sangat berpengaruh terhadap semangat
kerja.
Kepuasan
Kerja
Kepuasan
kerja adalah hal yang sifatnya individu. Setiap individu akan memiliki tingkat
kepuasan yang berbeda sesuai dengan situasi nilai-nilai yang berlaku pada
dirinya. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan
keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasannya.
Lingkungan
Kerja
Lingkungan
kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar karyawan dan yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas. Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam lingkungan kerja adalah : Faktor musik, sirkulasi udara,
penerangan yang cukup, dan kebisingan.
Ada beberapa komponen yang ikut
menentukan kepuasan kerja antara lain :
-
Bagaimana seseorang
melakukan reaksi terhadap lingkungan.
-
Kemudian yang
dipergunakannya dalam melakukan penyesuaian diri dengan orang lain.
-
Keadaan pekerjaan dalam
hubungannya dengan kecakapan, kepentingan persiapan.
-
Keagamaan.
-
Kesetiaan.
Ada banyak hal yang menjadi urusan psokologis kerja,
namun hal ini akan memusatkan perhatian pada kepuasan kerja dan kelelahan ini,
yang terutama merupakan gejala kejiwaan yang penting diperhatikan apabila kita
ingin memperkembang human efficiency. Seringkali buruh secara individu merasa
tidak puas dan resah, karena :
-
Buruh dianggap unit
atau individu yang terisolasi.
-
Pada banyak hal, buruh
disamakan dengan mesin yang efisiensinya dapat dikalkulasikan secara ilmiah.
Sedangkan
efisiensi kerja ini dapat diperbaiki melalui tiga jalan/langkah, meliputi
perbaikan sarana fisik, yaitu:
a. Menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak
efektif dan berlebihan.
b. Kelelahan, orang menjadi tidak efisien, yang
diakibatkan oleh produksi-produksi yang berlebihan sehingga orang harus
beristirahat.
c. Adannya kekurangan fisik dalam bentuk cahaya
lampu yang kurang terang, udara yang pengap, kurang ventilasi, ruang gerak
kurang luas, upah yang minim, dan kekurangan kondisi fisik yang lainnya.
Adapun
sebab-sebab kelelahan meliputi :
-
Terlalu lama bekerja
dan kurang istirahat.
-
Bekerja rutin dan
monoton.
-
Lingkungan kerja yang
buruk.
-
Konflik.
-
Kurang terpenuhinya
kebutuhan materi dan non materi.
Jika emosi pegawai menjadi lebih positif, sehingga
moralnya bisa dipertinggi, maka akan muncul tim kerja yang akrab dan penuh
persahabatan, lalu orang akan lebih rajin dan senang bekerja. Moralitas tinggi
dapat dipupuk, apabila karyawan merasa dihargai oleh atasan, dan dilibatkan
dalam pemecahan masalah. Dengan demikian akan akan tercipta rasa solidaritas
yang tinggi. Cara lain untuk mempertinggi moralitas yaitu dengan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk mengemukakan pendapat, mengemukakan keluhan
melalui interviu, dimana interviu lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.
3.
PERMASALAHAN KERJA
Kerja itu merupakan aktivitas dasar yang dijadikan bagian
yang esensial dari kehidupan manusia. Seperti bermain bagi anak-anak, maka
kerja itu memberikan arti tersendiri, dan mengikat seseorang pada individu lain
serta masyarakat. Kerja merupakan aktivitas sosial yang memberikan isi dan
makna bagi kehidupan. Berkaitan dengan ini pengangguran merupakan insentif
negatif paling besar, karena orang yang menganggur akan terpotong dan tersisih
dari lingkungan dan masyarakatnya. Perusahaan merupakan salah satu centrum
sosial, sedang bekerja diperusahaan itu adalah aktivitas sosial dengan dua
pokok yaitu :
1. Memprodusir barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
2. Mengikat individu pada pola interelasi
kemanusiaan dalam masyarakat.
Masalah yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah
hal-hal yang berkaitan dengan motivasi, karena masalah ini sangat menentukan
kinerja dari karyawan dan pegawai di perusahaan tersebut, kurangnya motivasi
akan menyebabkan hasil kerja yang kurang maksimal, dan mempengaruhi kecintaan
karyawan terhadap pekerjaannya.
Memang ada beberapa individu yang mau bekerja khusus
hanya untuk mendapatkan uang saja. Biasanya orang macam beginilah individu yang
solider, yang cepat merasa puas dengan diri sendiri, dan tidak memiliki kaitan
sosial, bahkan cenderung sifatnya a-sosial. Sedangkan orang yang begini sangat
sedikit. Ada lagi kelompok orang yag neuorotis, yang sengaja tidak menginginkan
kaitan sosial, dan selalu merasa “miserable” papa- celaka. Pada dasarnya ia
ingin masuk bilangan dalam satu kelompok sosial tertentu. Akan tetapi karena
abnormalitas perilakunya dia tidak mampu mendapatkan status yang di
idam-idamkan itu. Pada jaman modern ini, orang-orang neuorotis dan terganggu
emosi-emosi sosial itu jumlahnya semakin bertambah banyak. Semua ini merupakan
gejala sosial patologis yang cukup serius.
4.
PERANAN PSIKOLOGI DALAM KEBUTUHAN TENAGA KERJA
Psikologi seperti juga ilmi-ilmu lainnya, mempunyai
tujuan utama berupa; mengadakan prediksi terhadap tingkah laku dari sistem yang
sedang diobservasi. Jika tidak dapat menjelaskan semua segi secara keseluruhan
setidak-tidaknya psikologi bisa diharapkan untuk memberitahukan
kebiasaan-kebiasaan dan proses perubahan dari gejala sosial, dengan
memperhatikan sebab-sebab timbulnya peristiwa dan ciri prosesnya. Untuk
kenudian orang lebih mampu mengendalikan setiap kejadian yang berlaku didunia
usaha.
Psikologi tidak hanya digunakan untuk mempertinggi hasil
produksi saja, tetapi juga dipakai untuk para pekerja, anggota perusahaan dalam
hal penempatan mereka pada tugas yang sesuai dengan skill dan bakat
masing-masing..jika sudah sesuai dengan bakat tersebut maka, salah satu
kepuasan sejati akan dapat tercapai seperti; rasa bangga puas dan keberhasilan
melaksanakan tugas sampai tuntas. Prestasi atau hasil kerja itu memberikan pada
seseorang status sosial dan dan pengakuan dari lingkungan tempat ia berada.
5.
PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN TERHADAP KERJA
Berdasarkan penjelasan diawal tentang motivasi, maka pada
masa sekarang ini orang melihat masalah kerja itu sebagai :
1. Pada
umumnya, baik pria maupun wanita menyukai pekerjaan, jadi dapat dikatakan bahwa
mereka itu suka bekerja, apabila ada yang tidak menyukai pekerjaan maka
kesalahan terjadi pada kondisi psikologi dan sosial dari pekerjaan itu.
2. Masalah
kerja itu merupakan suatu aktivitas dasar dan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Dan suatu pekerjaan itu sendiri akan memberikan
suatu status dan pekerjaan itu sendiri juga akan mengikat seseorang dengan
orang lain serta masyarakat.
3. Moral
dari pekerjaan dan pegawai itu tidak mempunyai kaitan langsung dengan kondisi
fisik atau material dari pekerjaan. Pekerjaan yang betapapun berat, berbahaya,
akan dilaksanakan dengan senang hati oleh satu tim yang memiliki solidaritas
kelompok yang kokoh dan moral yang tinggi.
Jadi status sosial dan fungsi sosial merupakan unsur
terpenting bagi kesejahteraan manusia baik lahir maupun batinnya sedangkan
status dan fungsi sosial tersebut sebagian besar dapat diperoleh oleh individu
dalam suatu lingkungan kerja dengan interelasi kemanusiaan.
Sedangkan motivasi dalam melakukan suatu pekerjaan itu
dapat berwujud dalam bentuk kebutuhan materiil, dan ini secara nyata adalah
dalam bentuk uang sebab banyak orang akan dengan senang hati untuk melaksanakan
suatu pekerjaan tetapi banyak pula yang dengan senang hati untuk bekerja terus,
sekalipun ia tidak memerlukan lagi benda-benda materiil seperti uang, sebab
orang tersebut hanya ingin memenuhi kepuasan batiniahnya sebagai makhluk
sosial. Sehingga motif uang tidak selamanya monjadi faktor utama dalam
menggeluti suatu pekerjaan.
Mengenai kebutuhan sosial, baik itu bersifat bawaan
maupun yang diproleh dari pengalaman sifat adalah universal (umum). Sebab
sumber asal dari kebutuhan sosial bukanlah dari kekhususan satu budaya tertentu
saja melainkan sumbernya selalu ada dimanapun juga di seluruh dunia. Adapun
macam-macam kebutuhan sosial itu antara lain :
-
Kebutuhan untuk
mendapat status.
-
Kebutuhan untuk
mendapat penghargaan.
-
Kebutuhan untuk
mendapat sekuritas emosional.
Sedangkan hal lain yang perlu diperhatikan dan tidak
kalah pentingnya dalam mempengaruhi
pelaksanaan dari suatu pekerjaan adalah lingkungan kerja. Dimana lingkungan
kerja ini mencakup kondisi fisik maupun kondisi non fisik (psikologis). Karena
lingkungan kerja dapat mempengaruhi pekerja, terutama lingkungan yang bersifat
psikologis sedangkan pengaruh itu bersifat positif dan negatif. Apabila pekerja
mendapat pengaruh posotif maka pekerja tersebut akan memiliki moral yang lebih
baik dalam melakukan pekerjaannya, berarti dapat meningkatkan efisiensi dalam
pencapaian suatu tujuan, begitu juga sebaliknya.
Kepuasan
dan Kejemuan Kerja
Keadaan frustasi yang diakibatkan oleh tidak
terpuaskannya suatu kebutuhan tidak seluruhnya disebabkan oleh situasi objektif
dari individu, akan tetapi jaga disebabkan pula oleh adanya respon-respon
rasional dan juga emosionalnya. Jika kebutuhan psikologis sudah terpuaskan maka
rasa puas ini akan selalu menimbulkan kebahagiaan demikian juga untuk kebutuhan
fisiknya (materiilnya) apabila kebutuhannya telah terpenuhi maka akan timbul
pula suatu kepuasan, sedangkan kepuasan itu sendiri dapat diproleh dalam lingkungan
kerjanya.
Mengenai masalah kejemuan dalam bekerja bukanlah
disebabkan oleh sifat dari pekerjaannya melainkan lebih banyak disebabkan oleh
situasi lingkungan pekerjaannya dan selain itu juga disebabkan oleh kurangnya
hubungan sosial. Contoh nyata dalam hal kejemuan dalam bekerja yaitu dengan
timbulnya masalah spesialisasi kerja, karena pekerja akan merasa bosan dengan
satu jenis pekerjaan. Jadi pekerja tidak akan memiliki niat atau inisiatif
untuk maju, disamping itu juga akan menghilangkan rasa kebanggan didalam
bekerja yang mengakibatkan pekerja tidak merasa puas. Dan pekerja akan terputus
dengan proses produksi yang lain atau dengan kata lain komunikasi sosial akan
hilang.
6.
SITUASI PSIKOLOGIS BEKERJA
Bukan hal yang aneh, jika hampir setiap hari kita
mendengar keluhan-keluhan yang sama dari orang-orang yang berbeda, terutama
dari lingkungan kerja. Rata-rata mereka mengeluh karena tidak puas dengan
kondisi pekerjaannya. Mereka merasa stress, frustrasi dan ingin mencari
pekerjaan yang baru saja. Baginya dunia begitu kelabu hingga mengajukan surat
permohonan untuk berhenti adalah jalan satu-satunya dungan harapan ditempat
lain keadaannya akan lebih baik.
Realita semacam inilah yang sering menyebabkan orang
putus asa, serta berangan-angan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dan
sesuai dengan kriteria yang sudah dirancangnya. Dengan demikian tak perlu
merasa stress, frustrasi apabila tegang hanya perlu mengundurkan diri saja.
Adapun hal yang meliputi situasi psikologi bekerja antara lain :
Bekerja
Secara psikologis, seorang karyawan memang selalu
menganggap atasannya adalah figur pengayom. Jika anda berfikir seperti ini anda
pasti terkejut. Misalnya tenaga pembukuan pada sebuah perusahaan di kritik oleh
atasannya. Dia tidak pernah membayangkan atasannya memang gemar mengkritik.
Inilah yang disebut dunia kerja, anda dibayar untuk mengerjakan sesuatu didalam
suatu perusahaan, dan wajarlah atasan berbuat demikian karena ia selalu
menginginkan bawahan bekerja seperti kehendaknya.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa boss juga
manusia. Ia bisa termasuk tipe pendiam atau ceriwis. Trampil atau tidak dalam
membingbing anda. Karena itu ambilah waktu untuk memahami kepribadiannya dan
keinginannya. Disitulah anda baru bisa menyesuaikan diri hingga terbina
hubungan yang harmonis.
Resiko
pekerjaan
Perlu kita ketahui bahwa jenis pekerjaan apapun pasti
memiliki resiko. Dan resiko ini juga dapat dijadikan sebagai motivasi dalam
melakukan suatu pekerjaan, kalau kita bisa menganalisis setiap resiko dari setiap
pekerjaan yang kita geluti maka sudah tentu kita akan bisa melakukan hal yang
terbaik bagi pekerjaan kita, dan berusaha menghadapi resiko tersebut. Tapi
sebaliknya jika kita tidak bisa menganalisis resiko tersebut pasti kita akan
kelabakan dan tidak pernah nyaman dalam melakukan suatu pekerjaan, sehingga
rasa bosan akan datang kemudian stress yang berkepanjangan, dan akhirnya
kepuasan dalam bekerja tidak akan terpenuhi.
7.
KESELAMATAN KERJA
Pada akhir-akhir tahun ini kesadaran tentang keselamatan kerja
dan kesehatan kerja sangat minim sekali. Banyak perusahaan yang tidak peduli
terhadap keselamatan karyawannya padahal karyawannya sudah banyak berperan
dalam kemajuan perusahaan.
Dari angka stastistikyang tersedia terungkap baha dalam
periode 1978-1981, kecelakaan kerja yang dihadapi oleh buruh maupun perusahaan
tempat mereka bekerja cenderung terus meningkat. Demikian juga kualitas
kecelakaan terus meningkat, hal ini tercermin dari besarnya nilai kerugian
rata-rata per kecelakaan kerja yang melompat dari 8 juta sampai 10 juta rupiah
pada tahun 1979, menjadi112,7 juta rupiah per kecelakaan pada tahun
1981.data-data kecelakaan diatas adalah rekaman dari kecelakaan kerja yang
telah dilaporkan.
Adapun jenis-jenis
perusahaan dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :
1. Perusahaan
yang buta keselamatan kerja. Dapat dilihat dari ciri-ciri yang mewarnai
kelompok ini yaitu tahap pertumbuhannya pada phase survival, serta ukuran usaha
atau nilai invastnya masih terbatas, biasanya pemimpinnya pun memiliki kualitas
pendidikan yang rendah.
2. perusahaan
yang memiliki pandangan bahwa keselamatan kerja merupakan sebuah unsur biaya
yang mempengruhi provibilitas usaha. Pada kelompok ini, ukuran perusahaannya
mulai dari yang cukup besar sampai yang raksasa. Orientasi utama perusahaan
adalah pertumbuhan dan keuntungan yang dituju. Tidak ada batasan latar belakang
sosial dan pendidikan tertentu dari pemilik atau pimpinan perusahaan tersebut.
Yang menjadi motivasi untuk memperhatikan keselamatan kerja adalah perhitungan
untung rugi.
3. perusahaan
yang berpandangan bahwa keselamatan kerja merupakan tanggung jawab dari
perusahaan. Biasanya kelompok seperti ini terlepas dari taha survival. Ukuran
perusahaan ini adalah tingkat investasinya yang besar dan kondisi perusahaan sudah
stabil.
4. Perusahaan
yang menempatkan keselamatan kerja sebagai bagian integral dari kegiatan
bisnisnya. Dalam kelompok ini keselamatan kerja benar-benar sangat menentukan
keberhasilan usahanya. Biasanya tingkat investasinya tinggi dengan teknologi canggih.
Salah
satu persyaratan berhasilnya upaya keselamatan kerja adalah adanya dukungan dan
komitmen dari eksekutif puncak beserta para manager lini yang ada dibawahnya.
Peran lini sangat sentral, karena dialah yang memiliki wewenang untuk
mengkoordinasi dan mengawasi seluruh kegiatan bawahannya.
8.
HUBUNGAN KARYAWAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA
Peran karyawan dalam hal mencapai tujuan perusahaan
sangat penting, karena jika karyawan termotivasi dalam bekerja sudah pasti
keuntungan bagi perusahaan, begitu juga sebaliknya. Pihak perusahaan dapat
memotivasi karyawannya dengan berbagai hal misalnya :
1. Fasilitas untuk pelayanan karyawan.
Misalnya
: pelayanan makan/minum, pelayanan kesehatan, dan pengadaan kamar mandi
2. Masalah kondisi kerja.
Misalnya
: pengaturan ruangan kerja, pengaturan suhu udara, pengaturan suara bising,
dll.
3. Masalah
hubungan karyawan dengan karyawan lain atau lebih lazim disebut dengan human
relation.
Ada beberapa asumsi untuk
mengungkapkan permasalahan yaitu sebagai berikut :
1. Produktivitas
kerja yang dikaitkan dengan semangat kerja dan pelaksanaan jam kerja, artinya
input yang ada harus berupa semangat kerja yang tinggi, dengan menggunakan jam
kerja yang efisien dan menghasilkan output yang optimal.
2. Kriteria
penentuan produktivitas kerja :
a.
Pengertian perusahaan oleh karyawan.
b. Pemberian upah/gaji.
c.
Disiplin kerja dalam hubungannya dengan jam kerja dan target yang ditentukan.
d. Komunikasi atau rasa sosial dimasing-masing
karyawan.
3. Keadaan-keadaan
diatas terjadi pada perusahaan kecil seperti perusahaan perseorangan.
4. Perusahaan
melakukan produksi berdasarkan pesanan tetapi secara berkelanjutan.
Atas
dasar asumsi diatas, kita akan membuktikan benar tidaknya adanya pengaruh
hubungan antar karyawan dengan produktivitas kerja.
9.
MEMACU PRESTASI KERJA KARYAWAN
Dalam tahap tumbuh dan berkembang dewasa ini,perusahaan
mengalami perubahan. Baik itu perubahan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan
sekitar yang dengan cepat berubah maupun karena berkembengnya usaha,penyesuaian
dan pengembangan-pengembangan pengelolaan usaha dan terlebih penanganan
organisasi dan sumber daya manusianya.
Perubahan-perubahan yang terjadi didalam perusahaan itu
tidak dapat diikuti oleh management perusahaan. Fungsi dan status pekerjaan
yang berubah dengan munculnya usaha-usaha baru, kebutuhan karyawan yang
berkembang baik karena jenjang karir maupun balas jasa, masalah profesionalisme
dan karir manajerial atau profesionalisme yang semakin sengit diperdebatkan itu
acap kali kurang dapat diraba oleh pemimpin tertinggi.
Yang perlu diperhatikan dalam memacu prestasi kerja
antara lain memberikan pemenuhan kebutuhan dalam melakukan suatu pekerjaan
sehingga dia merasakan kesenangan dalam menjalankan pekerjaannya, dengan kata
lain pihak perusahaan dapat memahami kepribadian dari karyawannya,sehingga
timbul suatu perasaan puas pada karyawan dan melakukan pekerjaannya dengan
senang hati.
10.
KEGAIRAHAN KERJA
Masalah kerja sebenarnya sejak permulaan abad ke-20 sudah
sering dibicarakan orang. Sebagai pelopornya adalah FW Tailor yang terkenal dengan “
time and motion studies “nya dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang
mempelajari masalah kerja ini.
Realita menunjukan, bahwa para karyawan itu pada dasarnya
secara primer tidak melulu dikuasai oleh motif-motif okonomis saja. Upah dan
gaji yang besar belum tentu bisa menjamin kepuasan bathin mereka. Berkaitan
dengan ini akan disebutkan beberapa pendekatan dalam meningkatkan kegairahan
kerja karyawan, tetapi penerapannya yang berlebihan akan menimbulkan akibat
yang buruk, pendekatan-pendekatan itu adalah :
1. Memberikan
penghargaan dari setiap pekerjaan yang dilakukan.
Kebanyakan orang senang menerima
pengakuan terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Cara ini sering dilupakan
sebagai motivasi yang sangt berguna untuk meningkatkan kegairahan kerja.
2. Pemberian
perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seorang individu.
Cara ini mungkin tidak mudah untuk
dipelajari. Mungkin lebih tepat sebagai pembawaan dasar dari setiap individu.
Hal ini sangat sulit untuk dilakukan, karena karyawan bisa merasakan perhatian
yang diberikan apakah tulus atau tidak.
3. Dengan
cara ajakan partisipasi aktif.
Seorang manajer mampu atau berhasil
menyusun tim yang baik. Dengan secara langsung karyawan akan terikat, sehingga
masing-masing akan merasa bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
4. Menghapuskan
disiplin besi dari atas.
Setiap karyawan
memiliki cara atau teknik sendiri-sendiri, kelemahan dan kejemuan. Banyak fakta
menyebutkan inteligen seseorang, semakin banyak dia bisa menemukan teknik atau
mekanisme yang bervariasi untuk mengatasi kelelahan dan monotoni tadi. Intinya
setiap individu diberikan kebebasan dalam bekerja dan bergerak untuk
menghilangkan rasa lelah dan kejemuannya tersebut.
5. Memperbaiki
moral karyawan.
Dengan memperbaiki
moral karyawan, emosi-emosi pegawai menjadi positif,jika emosi pegawai menjadi
positif, maka akan muncul tim kerja yang akrab dan penuh persahabatan, lalu
orang akan lebih senang dan rajin bekerja.
6. Memperbaiki kondisi kerja.
Dengan kondisi kerja yang lebih baik maka
karyawan tidak akan cepat merasa jemu untuk bekerja. Penelitian menyatakan
bahwa monoton dalam bekerja akan mudah menimbulkan kejenuhan dalam bekerja, dan
jika kondisi kerja tidak diperbaiki baik secara fisik maupun mental maka dampak
langsungnya adalah sikap yang depresif dan sikap pesimistis dan reflek
kepahitan hati.
7. memberi kesempatan kepada
karyawan untuk mengemukakan keluhan.
Caralain untuk mempertinggi semangat
karyawan adalah dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbicara dan
mengeluarkan keluhannya melalui interviu “non-directif” dimana interviuwer
lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.
8. Memberi uang
Uang jelas merupakan alat motivasi yang
berguna untuk memuaskan kebutuhan ekonomi karyawan. Kalau kita bertanya kepada
karyawan mengapa ia bekerja, jawaban yang sering diberikan adalah untuk
mendapatkan uang. Penggunaan uang sebagai motivasi untuk memuaskan kebutuhan
yang berifat psikologis.
Pada akhirnya dengan memperhatikan faktor human dalam
organisasi, pabrik dan perusahaan, tidak hanya konflik dan perselisihan dapat
dikurangi akan tetapi efisien teknis dari proses produksi atau pelayanan juga
bisa dipertinggi.
Jelas bahwa dengan memperhatikan fungsi sosial, selain
dapat mempertinggi produksi juga dapat mengurangi absenisme dan jumlah yang
keluar dari perusahaan.
BAB
IV
KOMUNIKASI
1. KOMUNIKASI DALAM PERUSAHAAN
Komunikasi oleh sebagian orang
diartikan sekedar sebagai proses pembritahuan dari satu pihak ke pihak lain.
Komunikasi tersebut dapat dapat berupa instruksi-instruksi, rencana-rencana,
sarana-sarana, petunjuk-petunjuk dan sebagainya. Dengan kemajuan teknologi yang
demikian pesatnyamaka teknologi alat-alat komunikasipun bertambah maju pula.
Untuk melaksanakan komunikasi dengan
baik perlu adanya jalinan pengertian antara yang menyampaikan komunikasi dengan
yang menerima komunikasi tersebut. Dengan demikian meskipun suatu perusahaan
telah menggunakan alatalat komunikasi modern, tetapi apabila perusahaan tidak
dapat menciptakan jalinan pengertian, maka penggunaan alat muktakhir tersebut
hamper tak ada artinya.
Dalam membahas mengenai komunikasi,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Komunikasi
Harus Mudah Dimengerti
Jalinan pengertian yang dimaksudkan adalah
komunikasi yang disampaikan
oleh pihak yang satu diterima pihak yang
lain harus mudah dimengerti.
2. Komunikasi
harus lengkap
Selain
komunikasi harus mudah oleh penerima komunikasi tersebut, maka komunikasi harus
lengkap sehinhga tidak menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi.
3. Komunikasi
Harus Tepat Waktu dan Sasaran
Kecepatan sampainya pada penerima harus
diperhatikan agar tidak terlambat.
4. Komunilasi
Butuh Saling Kepercayaan
Pihak
pengirim komunikasi harus tahu siapa yang akan diajak komusikasikomunikator
harus tahu latar belakang pengalaman, pendidikan dari pihak yang diajak
komunikasi.
5. Perlu Memperhatikan Situasi dan Kondisi
Dalam penyampain suatu komunikasi
apabila komunikasi yang disampaikan merupakan hal-hal yang penting maka faktor
situasi dan kondisi yang tepat perlu diperhatikan.
6. Perlu
Menghindari Kata-kata yang Kurang enak
Semua
kata-kata yang kurang enak didengar bagi penerima komunikasi, yang dapat
menyinggung perasaan sedapat mungkin harus dihindarkan. Sebab hal ini akan
dapat mengganggu komunikasi yang akan disampaikan.
7. Pemilihan
Media Komunikasi
Media
yang kita pilih harus mampu menyampaikan komunikasi dengan baik. Artinya
komunikasi yang disampaikan memungkinkan untuk mudah dimengerti, lengkap dan
tepat waktunya.
8. Pemanfaatan
Alat-alat Komunikasi Mutakhir
Penggunaan
alat-alat komunikasi mutakhir dalam perusahaan akan dapat melancarkan jalannya
komunikasi dengan lebih baik.
9. Pemakaian
Kode-kode Komunikasi
Dengan mengusahakan sesingkat mungkin cara
penyampaian komunikasi
berarti akan meningkatkan efisiensi
bagi perusahaan.
10. Macam-macam
Cara Pelaksanaan Komunikasi
Komunikasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya:
-Komunikasi tertulis
-Komunikasi lisan
-Komunikasi gambar
Apabila kita mampu melaksanakan
komunikasi dengan baik, maka kita akan mendapatkan keuntungan-keuntungan
sebagai berikut:
-Kelancaran tugas dapat terjamin
-Biaya-biaya dapat ditekan
-Dapat meningkatklan partisipasi
-Pengawasan dapat dilakukan dengan lebih
baik
2. PERANAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Komunikasi merupakan suatu bidang
yang sangat penting dalam manajemen organisasi yang pada hakikatnya adalah
untuk mencapai suatu tujuan dengan melalui orang lain, maka seorang menejer harus
dapat berkomunikasi secara efektif dengan karyawan-karyawannya.
Dengan
berjalannya komunikasi dalam suatu organisasi antara pemimpin dan karyawan
diharapkan dapat menggairahkan dan menimbulkan semangat kerjasama yang
produktif di dalam usahanya mencapai tujuan.
Arti komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari
perkataan latin “communication” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran
pikiran”. Istilah communication itu bersumber pada kata “communis” yang artinya
“sama” maksudnya adalah “kesamaan makna”. Jadi komunikasi akan dapat terjadi
bila adanya kesamaan makna, dan sebaliknya apabila tidak ada kesamaan makna,
maka komunikasi itu tidak akan berlangsung.
Proses Komunikasi
Tahapan-tahapan komunikasi
diantaranya:
1. Tahap Idiasi
Idiasi adalah proses penciptaan gagasan
atau informasi yang dilakukan oleh komunikator.
2. Tahap
Encoding
Dalam
tahap Encoding ini gagasan atau informasi disusun dalam serangkaian bentuk
simbul atau sandi yang dirancang untuk dikirimkan kepada komunikasi dan juga
pilihan saluran media komunkasi yang akan digunakan.
3. Tahap
Pengiriman
Pengiriman
gagasan atau pesan-pesan yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded)
melalui aturan atau media komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Jadi media
digunakan dan tidaknya itu tergantung dari banyak tidaknya dan jauh tidaknya
komunikasi.
4. Tahap
Penerimaan
Penerimaan pesan ini dapat melalui proses
mendengarkan, membaca, atau
mengamati tergantung pada saluran dan media
yang digunakan untuk
mengirimkannya.
5. Tahap
Decoding
Dimana pesan-pesan yang diterima diinterprentasikan
dibaca diartikan dan
diuraikan secara langsung atau tidak langsung
melalui proses berpikir. Dalam
tahap ini decoding ini dapat terjadi ketidak
sesuaian atau bahkan openolakan
terhadap gagasan atau ide yang di “ecoding”
oleh komunikator dikarenakan
adanya hambatan teknik, dan lebih-lebih adanya
perbedaan persepsi antara
komunikator dan persepsi komonikan dalam hal
arti kata somatik.
6. Tahap Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai
respon terhadap pesan
pesan yang diterimanya merupakan tahap terakhir
dalam suatu proses
komunikasi.
Komunikasi dalam manajemen meliputi
dua bagian berdasarkan khalayak-khalayak sasaran berada, yaitu:
1. Komunikasi Internal (Internal Communication)
Komunikasi
internal adalah komunikasi antara manajer dengan komunikasi yang berada
dalam organisasi, yakni para pegawai secara timbale balik. Komunikasi internal ini
terbagi menjadi tiga bagian atau tiga kegiatan,yaitu:
a. Komunikasi vertikal adalah komunikasi
dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas yaitu dari komunikasi dari pimpinan
ke bawahan dan dari bawahan ke atasan.
b. Komunikasi
Horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya: antara anggota stap
dengan anggota stap, pegawai tingkat menengah atau pegawai yang rendahan dengan
pegawai yang berpangkat rendah pula.
c. Komunikasi Diagonal atau komunikasi silang adalah
komunikasi dalam organisasi antara seorang dengan orang lain yang satu sama lain
berbeda dalam kedudukan dan bagian, misalnya: kepala
bagian personalia dengan seorang pengemudi yang secara structural termasuk
bagian pemasaran.
2. Komonikasi
Eksternal
Adalah komunikasi antara manajer
atau pejabat lain yang mewakili di luar organisasi. Komunikasi ini terdiri dari
dua jalur yakni komunikasi dari khayalak dan dari khayalak ke organisasi.
Komunikasi dari organisasi ke
khayalak atau publik pada umumnya bersifat informative setidaknya adanya
hubungan batin. Hal ini sangar penting dalam rangka memecahkan masalah yang
tidak terduga sebelumnya, misalnya adanya berita surat kabar yang tidak sesuai
dengan kenyatan. Ini dapat dilakukan melalui, surat kabar, najalah, radio,
telepon, TV, poster dan lain-lain.
Komunikasi dari khayalak ke
organisasi adalah proses umpan balik yang dikehendaki oleh manajer maupun umpan
balik secara spontanitas dari komunikan.
Hambatan-hambatan dalam Komunikasi
Hambatan-hambatan dalam
komunikasi dapat timbul dalam berbagai macam bentuk. Namun pada umumnya dapat
digolongkan dalam tiga kategori hambatan utama yaitu:
a. Hambatan
Teknis
Biasanya hambatan ini disebabkan karena
adanya keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Tetapi ada juga yang
disebabkan karena sering terjadi kekacauan dari prosedur yang ada, yaitu siapa
yang akan bertindak sebagai komunikator dan kapan dilakukan suatu komunikasi
tertentu.
b. Hambatan
Sematik
Hambatan sematik dalam komunikasi dapat
menjadi suatu hambatan yang
utama
dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara efektif. Masalah ini
biasanya berkisar pada pertanyaan “apa yang dikomunikasikan dan disampaikan
dalam tahap-tahap komunikasi”komunikasi menggunakan bahasa sebagai lambing
dapat berfungsi sebagai media yang efektif karena kata-kata yang disampaikan
sangat membantu dalam proses komunikasi timbale balik. Tetapi dapat juga
menghambat jalannya komunikasi karena kesalahan dalam menafsirkan kata-kata
yang disampaikan oleh komun ikator ataupun komunikan.
c. Hambatan
Manusiawi
Hambatan ini berasal dari manusianya
sendiri dan hambatan ini dipandang sebagai masalah yang paling serius dalam
segala bentuk komunikasi. Hambatan ini sering terjadi pada tahap enconding dan
decoding, sebab masing-masing mempunyai kemampuan dan kepekaan sendiri-sendiri,
maupun pengalaman manusia itu sendiri.
Hambatan komunikasi yang
memiliki banyak karyawan akan mengakibatkan adanya perbedaan persepsi,
ketrampilan mendengar maupun statusnya, dimana karyawan memperoleh kebebasan
dalam berpartisipasi di organisasi.
Cara Mengatasi Hambatan
Untuk mencapai sasaran komunikasi
yang efektif di dalam berorganisasi maka seorang manajer dan supervisor harus
menyediakan umpan balik dan proses mendengarkan yang efektif, memahami
kebutuhan karyawan sebagai manusia, pemilihan waktu yang tepat di dalam
menyapaikan pesannya dan pemilihan saluran komunikasi yang tepat, sehingga
komunikasi itu akan berjalan dengan baik, sehingga hambatan-hambatan yang
terjadi di dalam komunikasi dapat teratasi pula.
3. KOMUNIKASI
SEBAGAI PENUNJANG KEHIDUPAN ORGANISASIONAL.
Komunikasi
berasal dari bahasa latin bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama
disini maksudnya adalah sama makna. Jadi definisi dari komunikasi adalah
sebagai penyampai informasi dan pengertian dengan menggunakan tanda-tanda yang
sama, tanda-tanda ini bisa berupa lisan atau tertulis. Akan tetapi pengertian
di atas sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus
mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal,
karena kegiatan komunikasi bukan hanya informatif. Komunikasi timbul
sekitar pertengahan abad ke-20, ketika dirasakan semakin kecil akibat adanya
revolusi industry dan volusi teknologi elektronik, setelah ditemukannya kapal
api, pesawat terbang, listrik, telepon, surat kabar, dan lain-lain, maka para
cendikiawan di abad 20 ini menyadari pentingnya komunikasi.
Strategi dan Proses yang Mendukung Komunikasi
Komunikasi agar dapat
berjalan dengan lancer baik komunikasi yang dilakukan oleh atasan dengan
bawahan atau komunikasi yang dilakukan antara teman sejawat sehingga terdapat
keserasian antara masing-masing, maka harus diperhatikan hal-hal dalam proses
komunikasi yang meliputi:
-
Komunikator
-
Pesan (Massage)
-
Jalur (Medium)
-
Penerima (Reeeiver)
-
Umpan balik
Strategi komunikasi bersifat makro
yang dalam prosesnya berlangsung secara vertikal piramidal. Di mana komunikator
akan menempati tingkatan yang sesuai dengan apa yang telah ditentukan, biasanya
bila diorganisasi dengan tingkatan eksekutif, legeslatif dan yudukatif.
Komunikasi dapat dikatakan berjalan
lancer apabila dalam penyampaian pesan sesuai dengan apa yang dimaksudkan
komunikator, tanpa sedikitpun mengurangi arti yang dimaksud. Pesan disini bisa
berupa lambing atau symbol yang antara lain berupa bahasa, gambar, warna, kial
dan sebagainya. Komunikasi bisa dilakukan dengan jarak jauh dengan melalui
jalur(Medium) misalkan dari telepon.
Penerima dalam komunikasi disini
sangat penting karena penerima disini akan membuat komunikasi dapat berjalan
dengan lancer dan dimungkinkan dapat menyampaikan lebih lanjut kepada media
massa.
Komunikan dan komunikator harus
terjadi adanya umpan balik apabila tidak terjadi ini maka komunikan dan
komunikator tidak akan dapat saling berhubungan dan mungkin juga tidak ada
keselarasan pada masing-masing. Apabila tidak terjadi maka tidak akan adanya
lingkungan komunikasi.
Hubungan
Komunikasi dengan Perilaku Organisasional
Hubungan letak pada peninjauannya
yang berfokus kepada manusia-manusia yangterlibat dalam mencapai tujuan
organisasi itu.
Ilmu komunikasi mempertanyakan
bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam berorganisasi, metode dan teknik
apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya,
faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan lain sebagainya. Perlu diketahui
pula organisai merupakan suatu struktur yang dapat melangsungkan proses
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, di mana operasi dan interaksi di
antara bagian yang satu dengan yang lain dan manusia yang satu dengan yang lain
dapat berjalan secara harmonis, dan pasti. Faktor yang penting disini adalah
situasi, situasi harus diperhitungkan ketika suatu pesan akan dikomunikasikan.
Kemampuan struktur organisasi yang
melangsungkan prosesnya secara sistem, akan dapat menyelesaikan tujuan secara
efektif, dalam arti kata masukan (input) yang diproses akan menghasilkan
(output) yang diharapkan, sesuai dengan biaya, personil dan waktu yang
direncanakan.
Pengaruh
Komunikasi Terhadap Perilaku Organisasional
Interaksi
yang harmonis di antara para karyawan suatu organisasi, baik dalam hubungannya
secara timabal balik, maupun secara horizontal, diantara karyawan secara timbal
balik pula adalah dikarenakan komunikasi.
Sebagai komunikator seorang manajer
harus menyesuaikan penyampain pesanannya kepada peranan yang sedang ia lakukan.
Peranan-peranan
itu antara lain:
a. Peranan antarpersonal
Wewenang
yang formal dari seorang manajer secara langsung akan menimbulkan tiga peranan
yang meliputi hubungan antarpersonal yang mendasar, yaitu sebagai berikut:
1. Peranan Tokoh
Seorang manajer bisa tampil di luar
dari perusahaan atau tampil di luar organisasi missal dalam acara ulang tahun
instansi lain, dan lain sebagainya.Seorang manajer akan tampil sebagai
komunikator dan pada kesempatan itu memberikan penerangan, penjelasan,
himbauan, ajakan, dan lain-lain.
2. Peranan Pemimpin
Seorang manajer ingin menjadi
seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin, ia harus dapat melaksanakan
kepemimpinannya secara efektif, untuk itu ia harus mampu melaksanakan atau
berkomunikasi yang efektif.
3. Peranan Penghubung
Dalam peranannya sebagai penghubung
seorang manajer melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando
vertical, baik secara formal maupun secara non formal.
b. Peranan-peranan Informasional
Dalam
organisasi seorang manajer berfungsi bagaikan “Pusat syaraf”, karena ia berada
di tengah-tengah jaringan kotak dengan semua pihak yang ada kaitannya dengan
organisasi. Komunikasi sering dilakukan oleh manajer dengan rekan manajer lain
yang sama statusnya, yang juga merupakan pusat syaraf.
c. Peranan-peranan Memutuskan
Menyebar
dan mencari informasi, sudah tentu bukan tujuan dari organisasi. Informasi
merupakan sumber dasar bagi pengambilan keputusan.
Dimensi-dimensi
Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
Dimensi daripada komunikasi ini
meliputi:
a. Komunikasi
Internal
Komunikasi
ini merupakan pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam
suatu perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas dan
pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau
jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung.
Dimensi Komunikasi Internal meliputi:
1. Komunikasi
Vertikal
Komunikasi ini yaitu komunikasi dari
atas ke bawah dan dari bawah ke atas adalah komunikasi dari pimpinan ke bawahan
dan dari bawahan ke pimpinan secara timbale balik.
2. Komunikasi
horizontal
Komunikasi horizontal yaitu
komunikasi secara mendatar, antara anggota stap dengan anggota stap, karyawan
dengan karyawan, dan sebagainya. Komunikasi ini sering kali berlangsung tidak
formal.
3. Komunikasi
Diagonal
Komunikasi
diagonal yaitu komunikasi antara pimpinan seksi dengan pegawai seksi lainnya.
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi
eksternal yaitu komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar
organisasi. Komunikasi ini terdiri dari dua jalur secara timbale balik, yakni
komunikasi dari organisasi kepada khalayak dari khalayak kepada organisasi.
4. PERANAAN
KOMUNIKASI DALAM PERUSAAN
Komunikasi yang baik tidak sekedar
kalau surat-surat dikirimkan, pengumuman-pengumuman telah ditempelkan ataupun
penggunaan alat-alat komunikasi yang mutakhir. Meskipun suatu perusahaan telah
menggunakan alat-alat komunikasi yang mutakhir yang dapat menyampaikan dengan
cepat seluruh intruksi-intruksi, petunjuk-petunjuk, saran-saran dan sebagainya.
Dengan kata lain dalam suatu perusahaan yang telah menggunakan alat-alat
komunikasi yang seba modrn, dapat juga terjadi miss communication.
Arti
Pentingnya Komunikasi di dalam Perusahaan
Seperti telah kita kemukakan di
muka, maka dengan komunikasi yang baik yang dimaksudkan adalah jalinan
pengertian antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sehingga apa yang
dikomunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan dan akhirnya dilaksanakan. Apabila
perusahaan tidak dapat melaksanakan komunikasi yang baik, maka semua rencana
dan intruksi, petunjuk, saran-saran, motivasi dan sebagainya, hanya akan
tinggal di atas kertas.
Sebenarnya komunikasi yang baik
tidak hanya diperlukan dalaM perusahaan, tapi dalam setiap lapangan kegiatan
maka komunikasi yang baik ini merupakan syarat yang mutlak yang harus
diperhatikam.
Meskipun komunikasi merupakan syrat
yang mutlak dalam perusahaan, tapi tidak berarti bahwa manajer yang baik mesti
dapat melaksanakan komunikasi yang baik. Sebaliknya seseorang yang mampu
melaksanakan komunikasi yang baik tidak mesti dapat menjadi seorang manajer
yang baik. Sebagai manajer yang baik hendaknya dapat menciptakan komunikasi
yang baik dalam perusahaan sebab dapat dibayangkan bagaimana akibatnya bagi
suatu perusahaan sebab yang komunikasinya tidak dapat bekerja dengan baik.
Adapun
komunikasi yang baik meliputi sebagai berikut:
1. Komunikasi harus mudah dimengerti.
2. Komunikasi harus lengkap.
3. Komunikasi harus tepat waktu dan tepat
sasaran.
4. Komunikasi perlu landasan saling
kepercayaan.
5. Komunikasi perlu memperhatikan situasi dan
kondisi.
6. Komunikasi perlu menghindarkan kata-kata
yang kurang enak.
7. Persesuaian dalam komunikasi.
8. Pemilihan media komunikasi.
9. Komunikasi terhadap pihak luar tidak boleh
diabaikan.
Keuntungan-keuntungan dengan Dilaksanakan komunikasi
yang baik oleh Perusahaan.
Meskipun dalam komunikasi terjadi hambatan-hambatan,
maka kita dapat mengambil manfaat keuntungan-keuntungan tertentu antara lain:
a. Hanbatan Psikologi
Hambatan
psikologi ini terjadi karena berbagai hal misalnya, komunikasi yang disampaikan
seringkali keliru dan diralat, turunnya kewibawaan dan sebagainya.
b. Hambatan Kurangnya Motivasi
Kemampuan
perusahaan untuk memotivasi orang-orangnya merupakan kunci atau tidaknya
orang-orangnya melaksanakan rencana intruksi-intruksi, saran-saran yang
dikomunikasikan.
c. Hambatan
karena Adanya Perantara
Suatu
komunikasi dalam penyampaian harus melalui beberapa perantara dan mungkin
perantara yang harus dilalui dalam penyampaian komunikasi itu cukup banyak dan
sebenarnya makin banyak perantara maka kemungkinan berubahnya komunikasi
tersebut makin besar pula.
d. Hambatan Kurangnya partisipasi
Partisipasi
natara yang satu dengan yang lain perlu ditingkatkan baik antara atasan dan
bawahan maupun tingkat-tingkat yang sejajar.
5. KOMUNIKASI
DALAM DUNIA USAHA
Komunikasi yang tdak lancer dapat menimbulkan
dampak buruk, antara lain ialah:
- Timbulnya sentiment-sentimen
- Timbulnya prasangka-prasangka dan
ketegangan-ketegangan di kalangan para anggota organisasi.
- Juga dapat menimbulkan konflik-konflik
diantara bermacam-macam tingkatan dalam organisasi garis atau bentuk organisasi
piramida.
Maka
komunikasi yang efektif dan terbuka akan memudahkan penjabaran kebijaksanaan
tersebut, sekaligus juga memberikan fasiliyas kelancaran kerja.
Di dalam teknik berkomunikasi ada
beberapa hal yang perlu di perhatikan;
1. Manfaat
Komunikasi
- Menghubungkan
semua unsur interlelasi pada semua lapisan, sehingga menimbulkan rasa bersatu,
setia kawan dan loyalitas bersama.
- Pengendalian
oprasional yang efesian.
- Meningkatkan
rasa tanggung jawab serta menimbulkan rasa keterlibatan dan rasa ikut
memiliki/rasa satu kelompok.
- Menimbulkan
rasa saling pengertian dan saling menghargai tugas masing-masing sehingga
meningkatkan rasa kesatuan dan kemantapan semangat korps.
2. Arus
komunikasi
- Penyampaian berita atau pengetahuan
mengenai komando, rencana pelaksanaan, faktor-faktor penunjang tugas pekerjaan
dan supervise.
- Mengantarkan informasi mengenai pendapat,
perasaan atau emosi kehendak hasrat dan aspirasi seluruh anggota.
Arus
informasi dan emosi dapat berlangsung secara;
- Vertikal, dari atas ke bawah dan dari bawah
ke atas.
- Horizontal
- Kombinasi dan keduanya.
3. Kebijaksanaan
Komunikasi
- Hirarki nilai pentingnya komunikasi
- Informasi sebagian atau global yang harus
disampaikan secara keseluruhan
- Informasi dengan penjelasan sampai
mendetail
- Syarat komunikasi yang memungkinkan yaitu
dalam suasana bebas gembira tanpa tekanan-tekanan tertentu.
4. Cara-cara
dan Persyaratan Komunikasi
- Menghargai
kelebihan-kelebihan orang lain
- Memahami,
memanfaatkan kelemahan orang lain
- Bersedia
mendengarkan pendapat orang laintanpa penilaian dan mampu ikut merasakan
kehidupan orang lain.
5. Bentuk
Komunikasi
- Komunikasi
satu arah:
Dimana berlangsung secara cepat dan
efesien dan bersifat “Top Down”.
- Komunikasi
dua arah:
Dimana semua perintah dapat
diterima dan didiskusikan terlebih dahulu.
Kesulitan dan ketidak lancaran
komunikasi dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain:
- Factor
waktu
- Factor
ruang bekerja dan belajar yang berbeda-beda
- Faktor sistem pembagian kerja dan tugas
yang tidak memungkinkan semua anggota kelompok dapat bertemu bersama-sama.
Sesungguhnya pada jaman modern ini masalah-masalah
yang ditimbulkah
oleh
sukarnya komunikasi dapat di atasi dengan bantuan alat-alat modern, seperti:
- Megaphone
- Telephone
- Telex
- Radio
- Dan
lain-lain.
6. KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN DENGAN MANUSIA
Komunikasi adalah proses pengoperan
lambing yang mengandung arti dari individu yang satu ke individu yang lain,
atau dari kelompok satu ke kelompok yang lain, pengoperan lambing ini juga
dapat terjadi antara individu dengan kelompok, lambing-lambang yang
dipergunakan harus dipahami oleh komunikator-komunikator maupun komunikan, atau
sekurang-kurangnya dianggap dipahami untuk memungkinkan dipahami kelanjutan
dari kegiatan komunikasi antara pihak yang berkepentingan.
Komunikasi dan Ruang Lingkupnya
Komunikasi
adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna.
Komunikasi sosial adalah suatu kegiatan komunikasi
yang lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi intregasi soaial.
Komunikasi massa adalah adalah suatu kegiatan komunikasi
yang ditunjukkan kepada orang banyak yang tidak dikenal, selain itu sifat lain
dari komunikasi massa adalah bahwa komunikasi heterogen yaitu heterogen dalam
latar belakang sosial, latar belakang ekonomi, latar belakang budaya dan latar
belakang pendidikan.
Komunikasi Politik adalah
komunikasi yang diarahkan kepada pencapaiaan suatu pengaruh sedemikian
rupa,sehungga maslah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi dapat mengikat
semua warganya melalui suatu sangsi yang ditentukan bersama-sama oleh
lembaga-lembaga politik. Kegiatan komunikasi politik merupakan suatu kegiatan
prapolitik karena baru mencapai usaha untuk mencapai pengaruh yang dapat
mencapai suatu situasi sehingga lembaga-lembaga politik dalam suatu Negara
perlu membahasnya dan mengambil suatu sikap dan keputusan tentang materi yang
dibahas.
Unsur
Budaya dalam Komunikasi
Untuk mengadakan komunikasi yang
serasi, unsure budaya sangat menentukan. Unsure budayalah yang merupakan dasar
kehidupan sehari-hari dan karenanyalah merupakan pola dasar dan titik
bertolaknya komunikasi. Para antropolog dewasa ini berpendapat bahwa tidak ada
kebudayaan yang tidak diarahkan pada satu masa depan. Bagi lingkungan yang
sederhana dan tidak mengalami perubahan dengan sendirinya kebudayaan adalah
sederhana dan statis. Hal ini berbeda bagi masyarakat yang mengalami perubahan,
maka dengan sendirinya budaya akan berubah pula. Dalam hubungan antar manusia
dengan sesame manusianya, juga akan tampak adanya suatu struktur yaitu karena
dianggap bahwa manusia akan mengekspresikan diri sesuai dengan relevansi diri
dengan lingkungan serta peranannya dalam masyarakat.
7. KOMUNIKASI DALAM MANAJEMAN
Komuniksasi merupakan salah satu
alat pembantu terpenting aktivitas-aktivitas manajerial. Tanpa fakta, ide-ide
dan keterangan-keterangan dan pengalaman tidak dapat dipertukarkan seseorang
manajer meneruskan ide dari keterangan-keterangan pikirannya ke orang lain.
Target dalam berkomunikasi adalah
mengerti dan hal tersebut menekan kebutuhan untuk mengenal subjek dan berusaha
untuk mengetahui apa yang diketahui oleh pihak penerima komunikasi tentang hal
itu dan mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya.
Berkomunikasi pada hakikatnya
merupakan sebuah transaksi manusia dan pengaruhnya serta pentingnya kelakuan
manusia dihadapi oleh setiap orang yang ingin berkomunikasi dengan pihak lain.
Komunikasi merupakan sebuah alat dan
bukanlah tujuan, komunikasi membanbtu pelaksanaan perencanaan manajerial secara
efektif. Komunikasi yang berhasil merupakan hasil dan bukanlah sebab dari pada
manajemen yang kompeten.
Dalam hubungannya dengan karyawan,
komunikasi memberikan informasi dan membujuk para karyawan. Jadi dilakukan
dengan baik ia memberikan motivasi. Ada lima cara komunikasi dengan para
karyawan: Pertama yaitu dari atas ke bawah, ini hanya merupakan komunikasi satu
arah. Kedua dengan menggunakan umpan balik untuk memastikan bahwa pengarahan
mereka dimengerti dan dilaksanakan. Ketiga yaitu, membawa saran atau keluhan
dari karyawan ke atas. Keempat, seharusnya merupakan proses umpan balik juga,
yaitu manajer hendaknya memberitahu karyawan
bahwa komunikasinya telah dimengerti dan menjawab keluhan atau sarannya.
Dan yang kelima yaitu selini dari karyawan ke karyawan, dari penyelia ke
penyelia atau dari kepala bagian ke kepala bagian.
Seorang ahli kata-kata dan
komunikasi yaitu Dr. Rudollph Flesh menyarankan supaya efektif komunikasi
harus:
- Menggunakan kata-kata yang dikenal
daripada yang tidak dikenal.
- Menggunakan kata-kata konkret daripada
yang abstrak.
- Menggunakan kata-kata pendek daripada yang
panjang.
- Menggunakan satu per satu kata daripada
beberapa kata sekaligus.
Suatu organisasi tentu ada seorang
pemimpinannya, maka para anggota mungkin akan mengajukan pertanyaan. Ini
disebut dengan kata mungkin akan mengajukan pertanyaan. Ini disebut dengan
komunikasi dua arah. Dengan komunikasi dua arah para pembicara mengetahui bahwa
mereka harus mengulangi atau mengatakan beberapa ide dengan cara lain.
Dalam berkomunikasi, bawahan
cenderung untuk merahasiakan informasi negatif dari manajemen dan lebih senang
mencoba menghadapi kesukarannya sendiri saja. Mereka takut dikritik dan kehilangan
peluang untuk promosi jika mengakui kekhilafan, kesembronoan atau kelambanan.
Dengan mengembangkan pengertian,
pengirim dan penerima komunikasi mencapai titik dimana penerima akan mematuhi
instruksi tanpa bertanya jika terbukti komunikasi satu arah diperlukan.
BAB V
KEPEMIMPINAN
1. ARTI PEMIMPIN
Sejak manusia ada di muka bumi ini sebenarnya sudah mengenal akan hubungan
dengan orang lain dalam pengertian pemimpin dan di pimpain hanya saja dahulu
kala dapa tersadari oleh manusia itu sendiri
Siapakah pemimpin
itu
Dalam bahasa inggris pemimpin di sebut leader akar katanya to lead. Dalam
kata itu terkandung beberapa arti yang saling erat berhubungan,, maka seorang
pemimpin adalah orang yang bergerak lebih awal ,berjalan di depan , mengambil
langkah pertama dan laen sebagainya,seorangf pemimpin harus mampu mengarahkan
fikiran pendapat tindakan orang lain ,menuntun pergerakan orang laen melalui
pengaruhnya.
Beberapa Difinisi Mengenai pemimpin
- Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakepan dan kelebihan khususnya kecakepan kecakepan di satu bidang,
- Menurut Heny pratt Fairchild, pemimpin adalah seorang yang memimpin dengan jalan memprakesi tingkah laku sosial dengan mengatur,menunjukan, mengorganisir, atau mengontrol usaha upaya orang lain,
- John Gage Alle menyatakan “lider ..a guid; a conduktor, a comsnder ( pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun,pedoman,)
- Pemimpin ialah kepala aktual dari organisasi partai di kota , dusun atau bagian bagian lainnya.
Dari beberapa definisi yang di kemukakan dapat di tarik kesimpulan sebagai
berikut:
Pemimpin adalah pribadi yang
memiliki kecakepan khusus , dengan atau
tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang di pimpinnya ,untuk
melakukan usaha bersama pengarah pada pencapen saran saran tertentu.
Unsur unsur yang
penting dalam kepemimpinan
1. Tujuan
dan cita cita
2. Organisasi
kerja
3. kepribadian
dan mheahlian
Kegiatan pemimpin
Inti kepempinan adalah membawa membawa mereka yang di pimpin menuju
ketujuan dan cita cita yang sam
Mencapai tujuan
Tujuan dan cita cita yang mau di gapai bersama biasanya jauh dan tinggi biasanya pemimpin berusaha agar
tujuan dan cita cita pokok itu dapat di capai setapak demi setapak melalui
kegiatan kecil kecil yang jelas sasarannya
Membuat Rencana Kerja
Membuat rencana kerja bermagsud merumuskan tujuan dan cita cita dekat yang
mau di capai demi tercapainya tujuan demi tercapai tujuan dan cita cita yang
sama.
Melaksanakan Rencana kerja
Rengana kerja betapa pun baiknya tidak ada gunanya bila tidak di laksanakan.
Dalam kegiatan bersama rencana kerja yang sudah masak di tuangkan dalam bentuk
kepenitian kerja.
Menilai hasil kerja
Kegagalan kegiatan bersama terjadi karena para anggota tidak membuat
penilain atas kegiatan yang sudah di laksanakan.
Hal hal yang mendukung usaha
Untuk mendukung tercapinya tujuan dan cita cita bersama iyu pemimpin perlu
memperhatikan beberapa hal . tanpa menyebut mana yang lebih penting , pada
pokoknya hal hal itu meliputi:
1.
Usaha
membina kekompakan kelompok
2.
Menjaga
kedesiplinan kerja
3.
Mengusahkan
Hubungan Erat dengan Orang orang yang di pimpinnya
4.
Memelihara
sikap awas dan waspada
2. ARTI KEPEMIMPINAN
Perubahan perubahan dalam organisasi sejarah dan masyrakat timbul dari
usaha usaha sejumblah individu individu yang superior,
Kepemimpinan dapat di depenisikan sebagai berikut : kepemimpinan adalah
hubungan di mana satu orang yakni memimpin,mempengaruhi pihak lain untuk
bekerja sama secara sukarela dalam usaha mengerjakan tugas tugas yang
berhubungan untuk mencapai hal yang di inginkan oleh pemimpin
tersebut.Seseorang dapet disebut pemimpin apa bila memenuhi syarat syarat
yaitu:
·
kekuasaan
·
kewajiban
·
kemampuan
Gaya kepemimpinan
Seseorang ahli yang bernama Bleke dan muton mengemukakan 5 macam gaya ke
pemimpinan antara lain:
1.
Gaya
kepemimpinan Terburuk
2.
Gaya
kepemimoinan yang berorentasi terhadap manusia
3.
Gaya
kepemimpinan yang berorentasi kepada produksi
4.
Tipe
kepemimpinan yang kopromis
5.
Tipe
kepemimpinan yang Eksekutif
3. WEWENANG KEPEMIMPINAN
Apabila seseorang pemimpin ingin mencapai tujuan dengan efektif maka ia
harus mempunyai wewenang untuk memimpin para bawahannya dalam usaha untuk
mencapai hal tersebut
Mengenai hal ini paling sedikit ada 2 pendapat sumber tentang wewenang
yaitu:
- Top down authority. Wewenang ini berasal dari atasan yang berarti seseorang presiden derektur misalnya menunjuk seseorang yang di anggap mampu untuk menjadi kepala bagian penjualan.
- Bottom up authority wewenang berasal dari bawahan yaitu pemimpin (di terima) oleh karena yang akan menjadi bawahannya .
- Kriteria untuk memilih seorang pemimpin
Untuk memilih
seorang pemimpin maka kita harus menentukan krieria untuk memilih seorang
pemimipin dari daftar kewajiban yang harus di lakukan oleh seorang pemimpin yaitu paling tidak seorang pemimpin
mampu memimpin bawahannya agar mencapai tujuan yang di cita citakan sebelumnya.
Sebagai
sifat yang berguna sebagai kriteria seorang pemimpin yaitu:
v
Keinginan untuk menerima tanggung jawab
v
Kemampuan untuk bisa ’’ perceptive’’
v
Kemampuan untuk bersikap objektif
v
Kemampuan untuk menentukan priolitas
v
Kemampuan untuk berkomunikasi
4. KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Dalam mempelajari Kepemimpinan di dalam organisasi tidak terlepas dari
menajemen untuk memberikan rumusan tentang yang dielajari dari seharusnya
mencakup total sistem dari pada organisasi yang menjadi obyek untuk di pimpin
oleh manejer. Menejemen di magsudkan sebagai Suatu proses penetepan imput
organisasi (sumber ekonomis manusia ) dengan melakukan perencanaan
,pengorganisasian ,pemimpin, dan pengawasan.
Sebab sabab timbulnya seorang pemimpin
Ada tiga teori yang menjelaskan munculnya kepemimpinan
yaitu:
1. Teori
genitis yaitu Pemimpin itu
tidak bisa dibuat melainkan karena bakat-bakat ada sejak lahir.
2. Teori
sosial yaitu selain bakat dari sejak lahir pemimpin
itu juga memerlukan sebuah pendidikan.
3. Teori
Ekologis yaitu seorang akan
sukses menjadi pemimpin apabila mengembangkan bakat yang telah dimiliki melalui
pendidikan dan usaha pendidikan, sesuai dengan tuntutan lingkungannya.
Hubungan antara bawahan dan pemimpin dalam satu
Organisasi
Timbulnya organisasi adalah karena ada orang orang yang mempunyai magsud
sama,kemudian bergabung untuk mencapai tujuan yang telah di sepakati bersama.
Oleh karena sekelompok orang yang bekerja sama itu berbeda dalam lingkungan
hidup antara lain dalam situasi geografis dan iklim tertentu,situasi sosil dan
ekonomi politik dan kebudayaan masyrakat tetentu maka situasi dan kondisi
tersebut akan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisasi.
Kekuatan seseorang untuk Dapat Memimpin suatu Organisasi
Konsepsi Kepemimpinan pada umumnya memusatkan perhatian kepada kepribadian
pemimpin dengan kualitas kualitas yang unggul,mempunyai intelegesi, inisiatif, kemampuan
melaksanakan supervisi,dan kemampuan mengambil keputusan yang tepat pada waktu
dan kondisi tertentu dengan suksesnya kepemimpinan. Sifat sifat pemimpin harus
sesuai dengan kebutuhan kelompok yang bersanghutan dan cocok dengan situasi
serta zamannya.
Suatu kerangka kekuatan yang berhubungan dengan pengaruh kepemimpinan
yaitu:
a. kekuatan
yang dikaitkan dengan faktor organisatoris
Pemimipin yang bersangkutan mengandalkan diri pada kekuasaannya untuk
memaksakan keinginan kepada para pengiktnya. Misalnya dengan jalan : mengadakan
penekanan, sanksi-sanksi, apabila ternyata bawahannya tidak menyetujui tindakan
pemimpin atau menentang instruksi atasannya.
b. Kekuatan
yang dikaitkan dengan faktor ndividual
pemimpin mmiliki ketrampilan teknis dan sosial, pengetahuan,
pengalman,serta keahlian khusus. Atau kekuatan yang timbul di dsarkan atas
idenfisikasi atau penyamaan diri dari pengikut terhadap pemimpin yang dikagumi
dan d hargai.
Cara Memilih Pemimpin
sebagai seoang pemimpin,seringksli di tuntuk tnuntut untuk memilih siapa
yang akan menjadi pembantu pembantunya untuk memilih siapa yang akan menjadi
pembantu pembantunya.
seorang pemimpin menerima tanggung jawabu ntuk mencapai juga harus menrima
risiko risiko yang mungkin timbul. seorang pemimpin kan pula mendapatkan
tekanan dari bawahan maupun dari berbagai pihak lain.
setiap pemimpin perlu mempunyai daya
pengamatan terhadap semua bawahan, agar pemimpin dapat melihat kemampuan,
kelemahan dan semangat yang ada pada bawahan,sehingga dapat memberikan
perhatian atas pelaksanaan kerja pra bawahan.
Faktor objektifitas merupakan kemampuan untuk dapat melihat masalah masalah
secara rasional maupun tidak rasional, objekektifitas dapat membantu pimpinan
untuk menekan eminimum mungkin faktor faktor pribadi,yang akan di gunakan untuk
pengambilan keputusan.
5. KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
Pemimpin pemimpin yang efektif merupakan orang orang yang bermotivasi
tinggi. Mereka dengan suka rela berusaha mencapai sasaran sasaran tinggi da
menetapkan standar standar prestasi tinggi bagi mereka sendiri.
Seorang pemimpin berusaha mengubah
keinginan seorang untuk melaksanakan sesuatu hal, ia akan menunjukan arah yang
harus di tempuh dan membina anggota kelompok ke arah penyelesaian hasil
pekerjaan kelompok ke arah penyelesaian hasil pekerjaan kelompok.
Perubahan perubahan organisasi,
sejarah dan masyarakat dari usaha usaha sejumblah individu individu yang superior.
indiviu individu tersebut mendedikasi diri mereka terhadap misi misi tertentu.
Di dalam kelompok ada pengaruh yang
timbul dari hubungan antara pemimpin dan anggota kelompok, magsudnya terdapat
interaksi atau reaksi orang orang secara timpal balik di dalam sebuah kelompok.
Seorang pemimpin mempunyai sebuah misi
atau tujuan ang ingin di capainya,ia akan berusaha menarik para pengikutnya
hingga mencapai tingkat pretasu=i yang cukup memuaskan.
Memang sebagai seorang pemimpin,
pemimpin harus mempunyai sifat seperti di atas agar dia dapat menjalankan
kelompok.Oleh karenanya bagai mana seseorang agar dapat menjadi seorang
pemimpin yang berkualitas sangat perlu di ketahui agar calon pemimpin tersbut
dapat berbuat berbuat sesuai dengan apa yang telah di renncanakan dan menjadi
seorang pemimpin yang betul betul dapat memimpin anak buahnya untuk mengarahkan
mereka pada tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu.
Untuk menjadi pemimpin yang baik
sesuai dengan apa yang akan di bahas yaitu bagai mana seseorang dapat menjadi
seorang yang dapat mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara sukarela
dalam usaha mengerjakan tugas tugas yang berhubungan untuk mencapai apa yang di
harapkan dan dapat mengembangkan kelompok yang di pimpinnya, harus memenuhi syarat
syarat seperti apa yang di sebutkan di bawah ini:
1. Realitas
Seorang pemimpin
harus dapat merencanakan sesuatu yang nyata bukannya yang muluk muluk .
2. Banyak akal
Di dalam suatu
organisasi seorang pemimpin harus mempunyai banyak akal untuk dapat mengatasi
masalah masalah yang akan di hdapi atau yang sedang di hadapi.
3. merupakan
seorang komunikator yang trampil
Seorang pemimpin
suatu kelompok atau organisasi dituntut harus bisa berkomunikasi dengan trampil
dan harus tahu sebuah komunikasi yang efektif.
4. Percaya
pada diri sendiri
Hal ini dikaitkan
dalam mengambil suatu keputusan seorang pemimpin tidak boleh terpengaruh
sehinga keputusan menjadi berat sebelah, maka dari itu harus yakin dengan
dirinya sendiri
5. Emosional
stabil
Seorang
pemimpin harus dapat mengendalikan emosi baik dalam situasi yang berhubungan dengan kelompoknya maupun
diluar kelompoknya. Sebelum melakukan suatu tindakan seorang pemimpin harus
mempertimbangkan terlebih dahulu.
6. Dapat
mengambil inisiatif
Seorang
pemimpin adalah orang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku
sosial dengan cara mengatur.
7. Partisipasi
dalam bidang sosial
Seorang
pemimpin selain mengatur juga harus dapat memperhatikan kelompoknya dan memperhatikan lingkungan diluar
kelompoknya, sehingga tercipta kondisi kerja yang efektif dan menyenangkan
6. PENTINGNYA KEPEMIMPINAN
Pentingnya
pemimpin dan kepemimpinan dalam suatu kelompok adalah bisa terjadi konflik atau
perselisihan diantara orang-orang dalam kelompok, maka orang-orang tersebut
akan mencari penyelesaian supaya terjamin keteraturan dan dapat ditaati
bersama. Dari hal ini akan terbetuk aturan atau norma tertentu untuk ditaati
agar konflik tidak terulang. Oleh karena itu peran pemimpin sangat diperlukan.
Agar
tercapai kepemimpinan yang positif maka dalam kelompok sebelumnya harus dengan
tepat memilih orang yang sesuai dan bisa dijadikan pemimpin dan para nggota
kelompok harus melihat kwalitas dari calon pemimpin yeng akan memimpinnya
kelak.
Gaya-gaya kepemimpinan yang banyak dikenal oleh para ahli
antara lain :
1, Kontinum
yaitu dalam hal memimpin terdapat dua bidang pengaruh yaitu bidang pimpinan dan
bawahan. Pada bidang pertama pemimpin menggunakan otoritasnya, kemudian di
bidang kedua manunjukan adanya demokrasi
artinya antara pemimpin dan bawahan sudah ada kerja sama.
2. Managerial
Grid yaitu gaya pemimpin yang tidak langsung berhubungan dengan efektivitas.
3. Kepemimpinan
tiga dimensi yaitu gaya kepemimpinan yang menggunakan atau melihat tiga aspek
yang meliputi kepemimpinan, managemen, dan kekuasaan.
7.
PERILAKU KEPEMIMPINAN YANG TEPAT
Dalam
suatu perusahaan seorang manajer ingin melampaui harapan perusahaan, dan
hal-hal yang pokok yang harus diketahui yaitu :
1.
kemampuan memproleh kepemimpinan merupakan proses pengaruh yang memungkinkan
manajer membuat oang-orang bersedia mengerjakan apa yang harus dikerjakan
2.
Kosep dan keterikatan
3.
Pada sasaran bersama ini membedakan kepemimppinan dari manipulasi. Tujuan
pemempin dan bawahan tidak usah sama, melainkan sasaran bersama.
4.
Pengalaman sumbangan dan kepuasan.
Faktor-faktor penentu
langsung dari perilaku pemimpin. Kekuatan yang mengatakan kepada pemimpin
bagaimana harus ia bertindak dalam suatu keadaan tertentu meliputi :
1. Teknologi
2. Organisasi
3. Tugas, disiplin Dan logika
4.
Kelompok kerja.
Bagaimana anda dapat memperoleh dukungan terus
menerus dari atasan anda ?
1. Imbangilah kelemahan mereka dengan kekuatan
anda. Jadilah bawahan yang perlu sekali.
2. Penihilah kebutuhan mereka lebih dulu.
3. Pelajarilh harapan mereka yang sebenarnya.
4. Tinggalah urusan anda sendiri, bantulah
mereka agar kelihatan lebih baik.
5. Berusaha mengetahui prioritas mereka yang
sebenarnya.
6. Kadang-kadang berhentilah sejenak untuk
melihat masalah dan tekanan yang mereka alami.
7. Sukarela memikul setengah bagian dari
masalah mereka.
8. Pelajari apa yang menarik perhatian mereka.
9. Tumbuhlah didalam dan melalui pekerjaan anda
dan perkayalah pekerjaan itu.
10. Jadilah tenaga penopang bagi mereka.
11. Bukalah diri anda bagi mereka.
12. Jujur dalam berbicara kepada mereka.
13. Laporkan kepada mereka sumbangan, prestasi,
cita-cita dan rencana anda.
14. Kerjalah dengan mereka tidak untuk mereka.
15 Jangan mengeluh kepada mereka, apalagi menghina
mereka.
Kepemimpinan adalah tempat
pertemuan peluang dan persiapan pemimpin tidak bisa berarti hal-hal yang sama
bagi semua orang. Pola bakat, keterampilan, sikap, pengalaman dan motivasi unik
dari manajer menentukan apa yang dapat ia lakukan dengan cekatan dan mudah,
dengan sedikit usaha, dengan susah payah dan usaha intensif. Mereka adalah
isyarat yang memberikan tanda tindakan apa yang efektif dan yang tidak efektif.
Dan juga sebagai pedoman yang memungkinkan manajer untuk memimpin.
BAB
VI
PSIKOLOGI
DALAM PEMASARAN
1.
MEMPENGARUHI
PERILAKU KONSUMEN
Dalam marketing
bermacam – macam fungsi yang di jumpai antara lain adalah fungsi penjualan yang
bertujuan untuk memindahkan barang produksi sebanyak mungkin dari produsen ke
dalam tangan konsumen. Dalam usahanya mencapai tujuan ini dipergunakan bermacam
– macam cara, salah satu diantaranya adalah advertensi atau iklan.
Advertensi selain
merupakan masalah ekonomis, juga merupakan masalah psikologis sebab menyangkut
banyak aspek yaitu tingkah laku, sikap dan motivasi dari pembeli.
Psikologi dalam
pemasaran dimaksudkan disini adalah mempelajari tingkah laku membeli dari para
konsumen. Jadi aspek psikologis bukan saja dibutuhkan dalam kegiatan produksi
saja, yaitu bagaimana cara memotivasi, cara memberi semangat, menghadapi
perbedaan – perbedaan faktor pisik dan psikis yang dipunyai masing – masing
karyawan tetapi aspek psikologis juga dibutuhkan dalam rangka melempar barang
saat ke pasaran. Dan keberhasilan suatu produk dapat dilihat pada volume
penjualan yang dicapai. Sedangkan volume penjualan yang besar dapat terwujud
dikarenakan konsumen yang mulai meletakkan kepercayaan, dan pilihannya pada
produk tersebut, dan kepercayaan tersebut bisa didapat antara lain karena
kepandaian kita meyakinkan dengan medianya yaitu advertensi.
Sebagai contoh yang
akan kami tunjukkan di sini adalah misalnya ada produk baru.
Sebelum kita menilik
lebih dulu aspek psikologisnya :
1. Penilaian
keinginan-keinginan serta kebutuhan-kebutuhan para konsumen di dalam situasi
pasar.
2. Merubah
keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan tersebut kedalam bentuk
barang-barang serta menyajikannya dalam cara-cara yang khas.
3. Mengembangkan
serta menyajikan barang-barang tersebut dalam cara-cara yang seefisien mungkin.
4. Membuat
jaring-jaring saluran yang efektif dari produsen ke konsumen dengan
mempertimbangkan faktor laba ( profit) yang rasional.
Perhitungan-
perhitungan yang matang sangat diperlukan tentang kemungkinan- kemungkinan
konsumen mau membeli hasil produksi tersebut ke dalam apa yang dinamakan “
Marketing strategy”. Perhitungan-perhitungan tersebut tidaklah didasarkan pada
dugaan-dugaan yang tidak beralasan tetapi haruslah mempunyai dasar-dasar yang
objektif dan empiris.
Peranan dari psikologis
sesuai dengan aktivitas-aktivitas marketing adalah sebagai berikut : Menilai
keinginan-keinginan serta kebutuhan-kebutuhan para konsumen berdasarkan situasi
pasar.
Bilamana seorang
produsen mempunyai gagasan untuk memproduksi “sesuatu barang konsumsi yang
relatif baru” maka sebelum gagasan itu menjadi suatu kenyataan biasanya seorang
produsen berfikir dan bertanya.
Untuk mendapatkan
informasi-informasi tersebut ada dua sumber utama yaitu:
1. Dapat
diketahui dari data-data hasil penjualan barang-barang sejenis melalui
toko-toko.
2. Dapat
pula diketahui melalui pendapat-pendapat dan sikap para konsumen sendiri.
Bila hasil dari ad 1
dan ad 2 tadi telah dinyatakan valid dan realiable maka seorang produsen
setidak-tidaknya telah mempunyai ide tertentu mengenai barang yang akan
diciptakan. Maka langkah berikutnya produsen dengan pemikirannya yang kreatif
berusaha menciptakan suatu barang yang konkrit sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh konsumen-konsumen tersebut. Bilamana barang tersebut telah
terwujudkan maka tidak berarti bahwa barang tersebut sudah pasti dapat
dipasarkan sebab :
1. Barang
tersebut baru dibuat berdasarkan aspirasi, image ( gambaran), opini (
pendapat), sikap dan kepercayaan dari konsumen tanpa konsumen memberikan
bentuk-bentuk yang konkrit.
2. Bentuk
barang yang telah diciptakan oleh produsen baru berdasarkan keterangan atau data-data
yang kualitatif.
Sudah barang tentu bila
langsung di pasarkan bisa menimbulkan reaksi konsumen yang sebaliknya, sebab
apa yang dianggap baik oleh produsen belum tentu dianggap baik oleh konsumen.
Di sinilah letak kesulitan di dalam mengelola data-data yang bersifat
subjektif.
Untuk menghindarkan
hal-hal tersebut maka setelah barang tersebut terwujudkan, maka perlu
pembuktian lebih lanjut di dalam suatu riset yang dinamakan dengan “Product
Testing”. Di dalam product testing inilah kesempatan bagi para produsen untuk
memperbaiki hal-hal yang menyangkut kualitas barang-barang secara keseluruhan
termasuk penawaran harga yang akan di ajukan.
Perkembangan product
atau Product Defel Opment merupakan suatu hal yang penting sebab bila suatu
produk tetap berada dalam keadaan “ begitu-begitu saja” maka secara psikologis
dapat membuat konsumen menjadi bosan dan dapat mengakibatkan konsumen merasa “
frustrasi” ( kekecewaan).
Di lain hal pada saat
sekarang inipun para produsen sudah mulai memperhitungkan peranan advertensi
yang dipasang pada toko-toko ataupun sepanjang jalan yang menuju ke toko-toko.
Hal inipun banyak pengaruhnya dalam merubah tingkah laku membeli dari para
konsumen.
Kepercayaan
Kepercayaan ini mungkin
berlandaskan pada pengetahuan, opini, atau kepercayaan. Kepercayaan itu mungkin
mengandung unsur perasaan. Sebagai contoh kepercayaan seseorang terhadap produk
tertentu lebih berat daripada produksi yang lain. Kepercayaan ini membentuk
citra terhadap merk dan produk, jika beberapa kepercayaan itu salah dan
mengekang pembelian, pengusaha pabrik akan berkeinginan untuk melancarkan
sebuah kampanye untuk memperbaiki kepercayaan itu.
2. FAKTOR PSIKOLOGIS DALAM MEMBELI
Keberadaan suatu
perusahaan ditentukan oleh sistem manajemen pemasaran yang dianutnya yang
meliputi kegiatan Planing, Organizing, Actuating, Controlling.
Dalam hal ini Planing
merupakan kegiatan pertama yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh
perusahaan agar nantinya produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan
konsumen.
Salah satu cara untuk
mengetahui keinginan konsumen yaitu dengan mempelajari faktor psikologis yang
mempengaruhi konsumen tersebut.
Faktor
Psikologis
Pilihan membeli
seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor psikologis utama yaitu : motivasi,
persepsi dan belajar.
1.
Motivasi
Motivasi adalah
keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsang untuk melakukan
tindakan-tindakan. Menurut penelitian-penelitian yang dilakukan maka
faktor-faktor terpenting yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut ;
1. Kebutuhan
Pribadi.
2. Tujuan-tujuan
dan persepsi-persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan.
3. Cara
dengan apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan direalisasi.
Teori
Motivasi
A.
Teori
Motivasi Freud
Freud
beranggapan bahwa kekuatan psikologis yang sebenarnya membentuk perilaku
pembeli sebagian besar berasal dari bawah sadar.
Freud
melihat bahwa seseorang menekan berbagai keinginan dan dorongan kebagian bawah
sadar dalam proses dia menjadi dewasa dan menerima aturan sosial di sekitarnya.
Semua keinginan atau dorongan ini tak pernah terhapuskan atau terkendalikan
secara sempurna. Mereka muncul dalam mimpi dalam salah bicara atau menulis atau
dalam perilaku yang neurotis.
B.
Teori
Motivasi Maslow
Maslow
berusaha menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu
tertentu. Mengapa seseorang menghabiskan waktu dan energi untuk keselamatan
pribadi, sedangkan yang lain memburu penghargaan dari pihak yang lain?
Jawabannya adalah bahwa
kebutuhan manusia tersusun dalam sebuah jenjang dari tingkatan yang paling
mendesak seperti pada gambar.
-
Kebutuhan pernyataan diri
-
Kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai
-
Kebutuhan-kebutuhan sosial
-
Kebutuhan-kebutuhan keselamatan dan rasa aman
-
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
Jenjang
kebutuhan Maslow
Tingkat-tingkat
kebutuhan itu adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan
sosial, kebutuhan harga diri dan kebutuhan pernyataan diri.
C.
Teori
Motivasi Herzberg
Fraderick
Herzberg mengembangkan teori dua faktor motivasi, yang membedakan faktor-faktor
yang menyebabkan kepuasan.
Teori
motivasi tersebut mengandung dua implikasi. Pertama para penjual perlu berusaha
sebaik-baiknya untuk mencegah hal-hal yang tidak memuaskan ini, seperti buku
panduan yang buruk atau kebijakan pelayanan yang buruk.
Kedua,
produsen perlu mengenal secara cermat faktor-faktor utama yang memuaskan atau
mendorong perilaku membeli dalam pasar dan memastikan memasukkan faktor itu di
dalam usaha pemasaran.
2.
Persepsi
Persepsi
adalah proses seseorang individu memilih, mengornasisasi dan menafsirkan
masukan-masukan informasi untuk menciptakan sebuah gambar yang bermakna tentang
dunia. Persepsi dapat dirumuskan pengertiannya sebagai proses individu memilih,
mengorganisasi, dan menafsirkan informasi-informasi untuk menciptakan sebuah
gambar yang bermakna tentang dunia. Persepsi tergantung bukan hanya pada
sifat-sifat rangsangan pisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan medan
sekelilingnya dan kondisi dalam diri individu.
3.
Belajar
Para
ahli teori belajar mengatakan bahuwa perubahan perilaku seseorang terjadi
melalui keadaan saling mempengaruhi, antara dorongan dan rangsangan,
petunjuk-petunjuk penting jawaban dan faktor penguat.
Sebuah
perusahaan baru dapat masuk ke pasar dengan cara memikat dengan dorongan yang
sama dengan apa yang dilakukan oleh para pesaingnya, dan menyediakan
faktor-faktor penuntun perilaku yang sama, karena pembeli lebih banyak
mengalihkan kesetiaannya kepada merk serupa daripada merk yang berbeda.
3.
PENGARUH KEBUDAYAAN DAN KELAS SOSIAL DALAM MEMBELI
Keadaan perekonomian
Indonesia sekarang ini dirasakan semakin mantap dan stabil. Peningkatan daya
beli masyarakat disertai makin kritisnya apabila hendak memilih barang yang
akan dibeli baik di toko maupun di pasar.
Ada berbagai macam
faktor yang dapat memberikan alasan mengapa seseorang membeli suatu produk.
Selain jenis produk, faktor demografi dan faktor ekonomi, ada juga faktor lain
yaitu faktor kebudayaan, klas sosial, dan faktor psikologis. Adapun faktor-faktor
Kebudayaan dan Klas Sosial yaitu:
1.
Kebudayaan
Kebudayaan
ini sifatnya luas dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Menurut W.
Stanton, Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh
manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur
tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.
Simbol
itu dapat bersifat tidak kentara ( seperti sikap, pendapat, nilai bahasa agama
dan kepercayaan) atau dapat juga bersifat kentara ( seperti : perumahan, karya
seni, produk).
2.
Klas
Sosial
Pada
pokoknya masyarakat dapat kita kelompokkan atau kita golongkan menjadi tiga,
yaitu :
a. Golongan
Atas
Yang termasuk dalam klas ini adalah
: pengusaha-pengusaha kaya dan pejabat-pejabat tinggi.
b. Golongan
Menengah
Yang termasuk dalam klas ini adalah
: pengusaha menengah, karyawan instansi pemerintah.
c. Golongan
Rendah
Yang termasuk dalam klas ini adalah
: buruh pabrik pegawai rendah dan pedagang kecil.
Dasar
yang dipakai dalam penggolongan ini adalah : tingkat pendapatan, macam perumahan
dan lokasi tempat tinggal.
3.
Kelompok
Referensi Kecil
Hal
ini merupakan pedoman dalam tingkah laku konsumen, karena konsumen selalu
mengawasi kelompok tersebut baik tingkah laku pisik maupun mental. Termasuk
dalam kelompok ini adalah : serikat buruh, perkumpulan agama, lingkungan
tetangga. Interaksi ini dapat juga dilakukan secara individual, sehingga
seseorang mudah terpengaruh oleh orang lain.
4.
Keluarga
Setiap
anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda. Misalnya ;
anak-anak tidak selalu menerima apa-apa dari orang tua, tapi juga menginginkan
sesuatu yang lain.
Faktor-faktor
psikologis yang mempengaruhi tingkah laku pembeli adalah :
1. Pengalaman
Pengalaman dapat
diperoleh dari semua perbuatan dimasa lalu atau dapat pula dipelajari, sebab dengan
belajar seseorang dapat memperoleh pengalaman.
2. Kepribadian
Kepribadian dapat
didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk
bertingkah laku.
3. Sikap
dan Kepercayaan
Sikap dan kepercayaan
merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian
konsumen. Salah satu ukuran yang sangat menonjol di sini adalah perasaan
emosional baik yang positif maupun yang negatif terhadap sebuah barang, jasa
atau merk.
4. Konsep
Diri
Konsep diri merupakan
cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan pada saat yang sama ia
mempunyai gambaran tentang diri orang lain.
Beberapa psikolog
membedakan konsep diri ini ke dalam :
-
Konsep diri yang
sesungguhnya.
-
Konsep diri yang ideal
( cara yang dicita-citakan untuk melihat dirinya sendiri).
Dalam situasi tertentu,
kita dapat menentukan tujuan ini jika mengetahui tentang konsep diri. Setiap
orang memiliki konsep diri yang berbeda-beda, sehingga memungkinkan adanya
pandangan yang berbeda terhadap usaha-usaha pemasaran perusahaan.
BAB
VII
KONFLIK
DAN STRESS
1.
DALAM PERUSAHAAN
Konplik atau pertentangan dapat terjadi
antara seseorang dengan seseorang, antara kelompok atau dengan seseorang dengan
kelompok. Disamping konplik dapat terjadi pada setiap organisasi, maka konpelik
dapat menyebabkan akibat bagi organisasi tersebut. Akibat itu dapat merupakan
hal yang negatif tetapi dapat juga merupakan hal yang positif.
Sebab-
sebab timbulnya konflik
1.
Pebedaan pendapat.
Sesuatu konflik dapat
terjadi karena perbedaan pendapat, di mana masing-masing pihak merasa
dirinyalah yang paling besar.
2.
Salah paham.
Salah paham dapat juga
merupakan salah satu yang dapat menimbulkan konflik, misalnya tindakan
seseorang mungkin tujuan nya baik.
3.
Salah satu atau ke dua belah pihak merasa di rugikan.
Tindakan salah satu
mungkin dianggap merugikan orang lain, atau merasa masing-masing merasa
dirugikan oleh pihak laen.
Bentuk
konflik
1.
konflik dalam kelompok
Konflik yang terjadi
antara dua atau lebih anggota kelompok merupakan suatu hal yang paling umum
atau dapat pula dalam arti suatu kesatuan unit organisasi. Pengertian kelompok
di sini mencakup kelompok dalam arti umum atau dapatpula dalam arti satu
kesatuan unit organisasi.
2.
konflik antarorganisasi
Bila
dua atau lebih anggota kelompok sukses dalam mencapae sesuatu, keberhasilan
mereka sering di anggap sebagae kemampuan mereka masing masing.
Perilaku hubungan antar
perorangan seperti ini akan memberikan akibat yaitu, mungkin mereka akan dapat
melupakan sebab terjadinya pertikaian,tetapi pengalaman demikian akan
mempengaruhi perilaku hubungan mereka pada masa yang akan datang.
3.
konflik antar kelompok
Karena telah di
singgung beberapa aspek perilaku hubungan antar kelompok, di sisni kita tidak
akan membahasnya lebih lanjut.
Konflik
Menyebabkan Frustasi
Manusia
hidup selalu menghindari konflik baik yang berupa masalah maupun
kesulitan-kesulitan. Frustasi ialah: Keadaan di mana sesuatu masalah hidup atau
kesulitan tidak bisa di pecahkan, satu kebutuhan tidak penuhi atau terpuaskan
dan orang gagal mencapae tujuanyang ingin di capai. Bila masalah tidak
terpecahkan dan orang tidak di pecahkan dan orang tidak bisa mencapai
tujuannya, dia akan mengalami frustasi.
Cara
mengatasi konflik
1.
Dapat diciptakan kemunikasi timbale balik
Apabila pimpinan mampu
menciptakan kemunikasi timbal balik terutama dari bawah ke atas, maka bawahan
akan mempunyai keberanian untuk mengemukakan segala sesuatu kepada atasannya.
2.
menggunakan jasa pihak ke tiga
Pihak-pihak yang sedang
konfelik akan lebih terbuaka pada pihak ke tiga yang tidak berpihak kepada
keduanya.
3.
Menggunakan jasa pengawas informasi.
Untuk dapa mengetahui
adanya konflik seawal mungkin, kita dapat menempatkan pengawasan-pengawasan
secara informal.
2.
STRESS DALAM PERUSAHAAN
Stress
yang di maksud di sini ialah suatu akibat dari tekanan emosional,
rangsangan-rangsangan atau suasana yang merusak keadaan fisiologis seorang
individu. Adau dua jenis stress yaitu stress yang baik (tekanan positip) dan
tekanan yang merusak (tekanan negatip).
Seperti telah di
singgung sebelumnya, kebanyakan dari cirri-ciri orang yang mennghadapi stress
negatip tersebut sebagai individu berkeperadian A. indipidu dengan berkepradian
A selalu bersipat agresif terburu buru dalam membuat sesuatu, berbicara cepat
suka memotong percakapan orang lain.
Produktivitas
berkaitan erat dengan sikap pekarja dalam menjalankan tugasnya. Bila seseorang
sedang menghadapi steress, yang di hadapi nya .
Di
antara mekanisme bela diri adalah kopetensi. Ialah bila seseorang itu
menggunakan seluruh waktu dan tangan nya untuk bekerja keras supaya dapat
menutupi ketidakmampuannya dalam bekerja.
Seseorang
menghadapi steress juga akan menggunakan pantasi sebagai makanisme juga akan
menggunakan pantasi sebagai mekanisme bela diri. Sejenis lagi mekanisme bela
diri yang sering di gunakan untuk mengurangi yang berla sikap nya teress dalam
diri mereka ialah proyeksi.
Satu
lagi cara ialah dengan mekanisme pembentukan reaksi inpormasi di mana suatu
keinginan yang kuat di pendam lalu muncul dalam bentuk tingkah laku dan sikap
nya yang berlawan sekali.
Mekanisme bela diri negaisme di pakai
untuk menunjukn seseorang itu menentng secara aktip atau pasif dengan tnp
sadar. Ada juga menggunkan mekanisme bela diri repsepsi mengelakan diri mereka
steress. Seseorang yang seteres da bisa juga menunjukan sikap apatis atau dalam
diri mereka seteress ia akan coba dapat mungkin menghindari pengalaman dan
perasaan. Pada indipidu lain mungkin jalan keluamnya dari serangan seteress
dalah melarikan dari ke nyataan yang mengganggu kenyataannya. Dari masalah
pembelaan diri dalam menghadapi masalah seteress di atas hendak nya sesuatu
organisasi haruslah member peratian pada masalah tekanan hidup/steress di
tempat kerja karena pada umumnya prudipitas dan kemampuan organisasi untuk
terus hidup tergantung para pekerja dan apkah mereka/pekerja bekerja dengan
baik atau tidak.
Cara
Mengetahui Tekana Dalam Bekerja
Setelahkita
pelajari steress dan cara pembelaan dirinya; kita harus tau juga bahwa peting
bagi organisasi untuk mengenal kapan datangan nya penyebab tekanan di tempat
kerja sebelum para pekerja dapat menyelesaikan masalah steress dalam bekerja di
organisasi tersebut.
Penyebab- peyebab tekanan di tempat kerja yang harus
yang kita ketahui ;
1.
Tekanan hidup intresik dalam kerja .
Seseorang akan mengalami steress
bila dia mempunyai terlalu banyak pekerjaan. Steress dapat di bagi;
2.
Kelebihan kerja secara keriatutif
yaitu sesuatu kejadian
di mana seseorang di berikan terlalu banyak pekerjaan terlalu banyak pekerjaan
tanggung jawab dalam waktu terbatas.
Kelebihan kerja secara kualitif; adalah melakukan
pekerjaan yang sukar dan rumit untuk di laksanakan.
1. kekurangan waktu dalam melaksanakan sutu
pekerjaan.
2. Peranan dalam organisasi.
Dapat di kelompokan
dalam dua bagin, yaitu;
1.1
Konpelik dalam peranan, ini muncul bila terdapat tentuan yang berbeda dalam
pekerjaanya, perbeda antara tuntutan pekerjaan dalam cirri peribadi da
kecakapan sendiri
1.2.Kekaburan
dalam perananan, ini akan timbul bila peranan dalam bekerja dari segi ruang
lingkunp,tanggung jawab dengan apa yang di harapkan dirinya tidak jelas karena
pekerjaan itu mempunyai sturuktur mempunyai sturuktur dan pinasi yang lemah.
3.
perkembangan karier dalam organisasi. Tekanan hidup/ steress ini bila muncul
seseorang itu di naikan pangkat nya tapi tidak selaras denagan kemampuan atau
tidak mendapatkan pangkat yang sesuai dengan dalam bekekerja.
4. kurang jaminan dalam bekerja.
5.
hubungan dalam organisasi. Steress ini jika seseorang pekerja memiliki
hubungan tidak baik
6.
Keadaan pekerja dalam organisasi. Steres ini akan muncul jika seseorang pekerja
di dalam rangkaian kemunikasi yang ada
tidak mendapat suatu pekerjaan.
7. Perubahan yang
sering dalam organisasi.
8.
Sesuana di tempat kerja. Keadaan Kerjaan kerja yang tidak akan memuaskan akan
bisa merusak mutu pekerjaan seseorang.
9.
Organisasi dan paktor lain. Kesetiaan yang terbagi antara kehendak organisasi
dan kehendak sendiri.
10. Kehendak intrinsic
induvidu.
3.
STRESS DAN CARA MENGATASINYA
Dalam
kehidupan sehari-sehari, manusia tidakiap akan lepas dari. Ia tidak mungkin di
handari, sebenar nya banyak cara untuk mengatasinya.
Stress
bila di sebabkan oleh lingkungan pisik.lingkungan yang kumuh, lingkungan
social, krisis maupun sakit fisik.
Untuk mengatasi pertama
kali orang harus mengerti diri nya sendiri, mengerti cara berpikir, berperasaan
dan tingkah laku sehingga ia akan bisa mendapat kan cara yang sesuai untuk
membuat dirinya untuk tidak sterees.
Dengan mengetahui cara
untuk mengatasi nya, dalam batas-batas tertentu stress tersebut justeru akan
perlu memberikan motipasi kepada seseorang untuk bekerja lebih keras, agar
tidak mengalami ke gagalan lagi.
Apakah
tekanan jiwa itu? Tekanan jiwa adalah
sesuatu keadaan yang wajar, terbentuk dalam diri manusia sebagai respon
terhadap setiap haserat atau kehendak.
Alat yang menyebab kan
timbul nya tekanan jiwa tersebut’’ steressor’’.dingin maupun panas missal nya,
adalah steresor. Bila seseorang mengalami sesuatu yang kurang menyenangkan,
sering di katakan bahwa ia ke adaan steress. Penyebab timbul nya steress
berbeda beda, tergantung tingkat perbedaan dan pariode sejarah seutu bangsa.
Pada masa akhir-akhir ini yang sering menimbulkan steress.
Steress
perlu ada
Kita dapat hidup tanpa
menginkan sesuatu. Kita mendapatkan sesuatu. Kita dapatkan sesuatu untuk dapat
hidup. Kebutuha ini di mulai dari yang remah sampai kepada kebutuhan yang
serius.
Kecenderungan
untuk mengalami seteres
Dalam pengamatan dalam
pengidupan manusia sehari-hari, ternyata bahwa memiliki kecenderungan lebih
besar mengalami steress di bandingkan para wanita. Jika kita belum dapat
memastikan pada masa akhir-akhir ini kehidupan lebih banyak di liputi steress
dri pada dulu. Orang yag tinggal di orang-orang yang di tinggal gua gua di
pedalaman hutan memang tidak perlu mengwatirkan bahwa atom bahwa kependudukan
dan lain lain menjadi masalah
Steress
yang berlebihan yang sangat membahayakan
Didalam
tubuh manusia, umumnya hewan mamalia, terdapat kelenjar-kelenjar endrokrin yang
menghasilkan harmon yang dapat merangsang kelenjar kelenjar adralin.
Gejala-gejala ini bahkan mungkin masih terdapat pada wakyu stressor-stressor
itu sudah gak ada lagi Seseorang yang merasa terpaksa melakukan sesuatu
pekerjaan dalam yang cukup lama berarti dalam keadaan steress yang berlebihan.
Akibat-akibat steress
pada tubuh dapat diibaratkan sebagai goresan-goresan dalam dunia kedoktoran
berupa hanya garis garis pada kulit.
Menanggulangi
steres
Masalahnya bukanlah
terletak pada bagaimana cara menghindari steres, tetapi berusaha melakukan
sesuatu yang merupakan bagian dari kita sendiri. Bagi sendirian dari kita, ini
marupakan masalah bagaimana merubah sikap dan pandangan sikap dan pandangan
hidup. Apakah saya benar-benar ingin meneruskan usaha ayah saya, ataukah saya
lebih ingin menjadi seseorang musikus masih merupakan masalah yang sulit sekali
di putuskan.
Bagi generasi muda
terutama, motipasi yang kuat biasanya yang sangat banyak menolong untuk
mengurangi penyebab timbulnya stress.
DAFTAR
PUSTAKA
Alex S. Nitisemito, manajemen personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984
Adam I. Indrawijaya, perilaku Organisasi, Sinar Baru, Bandung, 1986.
Bimo
Walgito, Pengantar Psikologi umum, Yayasan
Penerbian Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1986.
------------,
Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Yayasan
Penerbitan Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta, 1980.
B.
Von Haller Gilmer, Industrial and
Organizational Psychology, Mc. Graw Hill, Inc, New York, 1971.
Darmanto
Yatman, Kepemimpinan Hubungan Kemanusiaan
dan Kepuasan Kerja, Pnerbit Karya Aksara, Semarang, 1981.
Ernest
R. Hilgard, Introduction to Psychology, 3rd
Edition Harcourt, Brace & World,Inc, New York, 1962.
Heidjrachman
Rabupandojo, Suad Husnan, Manajemen Personalia, BPEE Yogyakarta,
1983.
Kartini
Kartono, Psikologi sosial untuk Manajemen
Perusahaan & Industri, CV Rajawali, Jakarta, 1985.
Keachie.
Mc. Doyle, Addison, Psychology,
Wesley Publishing Company, Inc, 1967.
Mar’at, Pemimpin &Kepemimpinan, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1983.
Moh.
As’ad, Psikologi Industri, Penerbit
Liberty, Yogyakarta, 1984.
Onong
Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, teori
& Praktek, Remaja Karya, CV Bandung, 1985.
Siegel
Laurence, Rhicard D. Irwin, Industrial
Psychologi, Inc, Home-wood, Illinions, 1962.`
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yg baik,,adalah dia yg memberikan kritik dan saran yg sifatnx membangun guna kesempurnaan bloger,,,Thanks...