BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar melahirkan
interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif. Guru
secara sada merancanakan sistem pembelajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tak pernah sirna dan
selalu guru tuntut adalah bagaimana bahn pelajaran yang disampaikan oleh guru
dapat dikuasi anak didik secara tuntas. Ini
merupakan masalah yang cukup rumit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan tersebut
dikarenakan guru dihadapkan pada peserta didik sebagai individu dengan segala
keunikannya, teapi juga sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang
berlainan. Paling tidak ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu
dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Disinilah metoda mempunyai andil yang
cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat
dimiliki anak didik, akan dtentukan oleh kerelevansian penggunaan metoda yang
sesuai dengan tujuan. Metoda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
bermacam-macam. Pengunaan metoda tergantug dari rumusan tujuan. Didalam
mengajar jarang guru menggunakan satu metoda mengajar, tetapi kombinasi dua
atau beberapa macam metoda. Penggunaan metoda gabungan di maksudkan agar
peserta didik menjadi bergairah adalamm belajar, dengan demikian tujuan
membelajaran akan menjadi lebih mudah tercapai. Karena bukan guru yang memaksakan
anak didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi anak didiklah dengan
sadr mencapai trujuan.
Maka dalam makalah ini penulis akan
mecoba mengkaji lebih dalam mengenai metoda mengajar dengan berbagi kelebihan
dan kekurangannya.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan
dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa itu metoda
mengajar?
1.2.2 Apakah
fungsi metoda mengajar dalam belajar mengajar?
1.2.3 Bagaimana
cara pemilihan metoda mengajar yang baik?
1.2.4 Apa
saja macam-macam metoda mengajar itu?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk
mengetahui pengertian metoda mengajar
1.3.2 Untuk
mengetahui fungsi metoda mengajar
1.3.3 Untuk
mengetahui pemilihan metoda mengajar yang baik
1.3.4 Untuk
mengetahui macam-macam metoda mengajar.
1.4 Manfaat
Penulisan
Bagi Penulis :
□
Dapat menambah
pengalaman dalam penulisan Makalah
□
Dapat menambah
pengetahuan tentang metoda mengajar
□
Untuk melengkapi tugas Strategi Belajar Mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metoda Megajar
Metode adalah cara yang sistematis
yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Sedangkan metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
melakukan yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan
peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga
proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
2.2 Fungsi Metoda
Belajar
Salah
satu hal yang harus dipahami oleh seorang guru dalam mengajar adalah kedudukan
dari metoda belajar itu sendiri seebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian dalam keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar. Adapun kedudukan metoda belajar
dalm proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
2.2.1
Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik.
Motivasi
ektrinsik menurut Sardiman.A.M. (1988:90) adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya, karena ada perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi
sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
Akhirnya dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan
dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar
disekolah.
2.2.2
Metode Sebagai Strategi Pengajar
Di
dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra.Roestiyah.N.K. (1989;1), guru
harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan
efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki
strategi itu aadalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut
dengan metode mengajar. Demikian metoda mengajar dapat dijadikan suatu strategi
dalam menghadapi peserta didik yang mempunyai kemampuan intelegensi, dan
karakter yang berbeda.
2.2.3
Metode Sebagai Alat Untuk Mencapai Tujuan.
Tujuan
adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar. Metrode adalah salah satu cara untuk
mencaapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu
mencapai tujuan pengajaran. Jadi,guru sebaiknya menggunakan metode yang dpat
menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang
efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
2.3 Pemilihan dan Penentuan Metoda Mengajar.
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran maka
disini guru dituntut untuk dapat memilih dan menentukan metoda apayang harus
dipilih dalam suatu proses belajar mengajar. Berikut akan dijelaskan megenai
pemilihan dan penentuan metoda belajar.
2.3.1
Nilai Strategis Metode.
Kegiatan
belajar mengajar merupakan suatu interaksi yang bernilai pendidikan. Didalamnya
terjadi interksi edukatif, antara guru dan anak didik, ketika guru menyampaikan
bahan pelajaran kepada anak didik dikelas. Bahan pengajaran yang disampaikan
harus memperhatikan penggunaan metode, agar mempermudah guru dalam mencapai
tujuan pengajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara
yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai
strategisnya adalah metode dapat
mempengaruhi jalannya aktifitas belajar mengajar. Karena itu guru sebaiknya
memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar
dilaksanakan dikelas.
2.3.2
Efektifitas penggunaan metode.
Efektifitas
penggunaan metode dapat terjadi apabila ada kesesuaian antara metode dengan
semua komponen pengajaran yang telah diprorgamkan dengan suatu pelajaran,
sebagai persiapan tertulis.
2.3.3
Pentingnya pemilihan dan penentuan metode
Titik
sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan mengajar. Guru sebagai salah satu sumber belajar
berkewajiban menyediakan lingkungan
belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu
kegiatan yang guru harus lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan
metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
Tentunya guru juga harus mengetahuai karakteristik baik kelemahan maupun
kelebihan dari metode-metode tersebut.
2.3.4
Factor yang mempengaruhi pemilihan metode
Menurut
Winarno Surakhmad (1990;97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a.
Anak didik
Anak
didik adalah manusia bepotensi yang menghajatkan pendidikan. Di ruang kelas
guru akan berhadapaan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang
kehidupan yang berlainan. Status social mereka juga bermacam-macam. Dan juga
aspek intelektual mereka yang berbeda. Hal ini terlihat dari cepatnya tanggapan
anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar
mengajar. Ada juga dari aspek psikologis
anak yang berbeda beda. Di sekolah, prilaku anak didik selalu menunjukan
perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka bicara, ada yang
tertutup, ada yang terbuka, ada yang pemurung, dsb. Semua prilaku anak didik
tersebut mewarnai suasana kelas.
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan
psikologis, mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya
guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam sekon yang
relative lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara
oprasional. Dengan demikian sudah jelas kematangan anak didik yang bervariasi
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.
b.
Tujuan
Tujuan
adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan dalam
pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Perumusan tujuan
intruksional khusus, misalnya akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang
terjadi pada diri anak didik. Proses pengajaranpun dipengaruhinya. Demikian
juga penyelesaian metode yang harus guru gunakan dikelas. Metode yang guru pilih harus sejalan dengan
taraf kemampuan yang hendak diisi kedalam diri setiap anak didik. Artinya
metodelah yang harus tunduk pada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. Karena
itu, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus
mendukung sepenuhnya.
c.
Situasi
Situasi
kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari
kehari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar
mengajar di alam terbuka, yaitu diluar ruangan sekolah. Maka guru dalam hal ini
tentu memilih memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang
diciptakan itu.
d.
Fasilitas
Fasilitas
merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik disekolah.
Lengkap tidaknya fasilitas mengajar akan mempengaruhi pemilihan metode belajar
mengajar. Misalnya ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA. Hal tersebut
kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi.
e.
Guru
Setiap
guru memiliki kepribadian yang berbeda. Seorang guru yang bertitel sarjana pendidikan
dan keguruan, berbeda dengan guru yang bukan bertitel bukan sarjana pendidikan
dan keguruan, dibidang penguasaan ilmu kependidikan dan keguruan. Guru yang
sarjana pendidikan daan keguruan barang kali lebih menguasai metode-metode
mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga ahli dibiadang keguruan dan
wajar saja di menjiwai dunia keguruan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa
kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah
permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuaan
metode mengajar.
Sebagai
penyegar kembali, dari inti kesan atas uraian tersebut dapatlah dibutiri
factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuaan metode mengajar, yaitu
anak didik, tujuan, situasi, fasilitas dan guru.
2.4 Macam-macam
Pendekatan
dalam Metoda
Mengajar
Secara
umum metoda belajar sangatlah banyak sekali dan selalu mengalami perkembangan, diantaranya ada pendekatan expository dan pendekatan
discovery inquery. Namun dalam makalah ini penulis
hanya akan membahas metoda mengajar yang termasuk kedalam pendekatan
social interaction (interaksi sosial) yaitu metoda diskusi dan metoda kerja
kelompok.
2.4.1 Pengertian Pendekatan Social Interaktion
(interaksi sosial)
Social
Interaction yang dalam bahasa indonesia berarti interaksi sosial adalah hubungan
dinamis yang terjadi secara timbal balik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok baik dalam
bentuk kerjasama ataupun persaingan. Berdasarkan hal tersebut dapat kita artikan
bahwa pendekatan social interaction dalam metoda mengajar adalah hubungan yang
dinamis antara guru dengan kelompok siswa, kelompok siswa dengan kelompok siswa
yang lain, dan antar individu dalam kelompok tersebut. Dalam hal ini disadari
bahwa manusia sebagai mahluk sosial yakni mahluk yang berkecendrungan untuk
hidup bersama.
2.4.2
Tujuan Pendekatan Social Interaction
Tujuan
dari pendekatan social interaction adalah dapat
ditumbuh kembangkannya rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik.
Mereka di bina untuk mengendalikan rasa egoisme yang ada pada diri mereka
masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Mereka
sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata
rantai setiap mahluk di dunia.
Anak
didik dibiasakan hidup bersama, bekerja bersama dalam kelompok, akan menyadari
bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan sehingga mereka saling melengkapai
dan akhirnya persaingan yang positifpun terjadi dalam rangka mencapai prestasi
belajar yang optimal. Iilah yang di harapkan yaitu ankan didiyang aktif,
kreatif, dan mandiri.
2.5
Metode diskusi dan metode kerja
kelompok.
Seperti
yang dijelaskan sebelumnya untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran maka
diperlukan suatu metoda mengajar, dari sekian banyak metoda mengajar yang ada,
yang akan penulis bahas pada makalah ini hanya metoda mengajar diskusi dan
kerja kelompok.
2.5.1
Metoda Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara
mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok
pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk
mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.
Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru
hendak:
- Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
- Memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya
- Mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
- Membantu siswa belajar berpikir secara kritis
- Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman
- Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah
- mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Adapun kegiatan guru dalam
pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
- Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan.
- Guru menjelaskan tujuan diskusi.
- Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan.
- Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara mengeluarkan pendapat.
- Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
- Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi menonjolkan diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
- Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
- Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah.
- Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
- Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.
Kegiatan siswa
dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
- Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas.
- Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang diajukan.
- Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
- Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru dikemukakan.
- Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau kelompok lain.
- Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat.
- Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju maupun bertentangan.
- Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat.
- Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi.
- Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang.
Adapun kelebihan metode diskusi
sebagai berikut:
- Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
- .Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
- Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
- Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
- Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
- Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
- Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
- Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
- Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Kelemahan metode diskusi sebagai
berikut:
- Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
- Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
- Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
- Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
- .Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
- Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antar kelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
2.5.2 Metoda Mengajar Kelompok
Metode
mengajar kelompok adalah metode mengajar yang digunakan untuk mengatasi peserta
didik yang jumlahnya besar, sedemikian besar jumlahnya sehingga dibutuhkan
teknik tersendiri untuk mengatasinya, sebab kelompok itu dipandang sebagai
massa dengan segala sifat yang menjadi ciri-ciri massa. Walaupun tidak selalu
bahwa guru itu menghadapi kelompok besar, namun kiranya perlu mengetahui
beberapa diantaranya, karena mungkin suatu saat ia membutuhkan. Metode-metode
ini lebih banyak diterapkan untuk orang dewasa. Metoda ini terdiri dari
beberapa tipe yaitu:
1.
SEMINAR
Seminar
merupakan suatu pembahasan masalah secara ilmiah, walaupun topik yang dibahas
adalah masalah sehari-hari. Dalam membahas masalah, tujuannya adalah mencari
suatu pemecahan, oleh karena itu suatu seminar selalu diakhiri dengan
kesimpulan atau keputusan-keputusan yang merupakan hasil pendapat bersama, yang
kadang-kadang diikuti dengan resolusi atau rekomendasi.
Pembahasan
dalam seminar berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang telah disusun
sebelumnya oleh beberapa orang pembicara sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang
diminta oleh sesuatu panitia penyelenggara. Pokok-pokok bahasan yang diminta
oleh suatu penitia penyelenggara. Pokok bahasan yang telah ditentukan, akan
dibahas secara teoritis dan dibagi menjadi beberapa subpokok bahasan bila
masalahnya sangat luas. Pada awal seminar, dapat dibuka dengan suatu pandangan
umum oleh orang berwenang (yang ditunjuk panitia) sehingga tujuan seminar
terarah. Kemudian hadirin (massa) dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
membahas permasalahan lebih lanjut. Tiap kelompok dapat diserahi tugas membahas
suatu sub pokok bahasan untuk dibahas dalam kelompok yang biasanya juga disebut
seksi/komisi, di bawah pimpinan seorang ketua komisi (kelompok). Dari
hasil-hasil kelompok, disusun suatu perumusan yang merupakan suatu kesimpulan
yang dirumuskan oleh suatu tim perumus yang ditunjuk.
Pembahasan
dalam seminar memakan waktu yang lebih lama karena sifatnya yang ilmiah.
Apabila para pembicara tidak dapat mengendalikan diri biasanya waktu banyak
dipergunakan untuk pembahasan yang kurang penting. Oleh karena itu dibutuhkan
pimpinan kelompok yang menguasai persoalan sehingga penyimpangan dari pokok
persoalan dapat dicegah. Penyimpangan ini dapat diatasi bila setiap kali ketua
sidang menyimpulkan hasil pembicaraan sehingga apa yang akan dibicarakan
selanjutnya sudah terarah.
Seminar
akan efektif bila:
- Tersedia waktu yang cukup untuk membahas persoalan.
- Problema sudah dirumuskan dengan jelas. Para peserta dapat diajak berfikir logis.
- Problema memerlukan pemecahan yang sistematis.
- Problema akan dipecahkan secara menyeluruh. Pimpinan sidang cukup terampil dalam mcnggunakan metode ini.
- Kelompok tidak terlalu besar sehingga memungkinkan setiap peserta mengambil bagian dalam berpendapat.
Kelebihan
metoda mengajar kelompok tipe seminar:
1.
Membangkitkan pemikiran yang logis. Mendorong
pada analisa menyeluruh.
2.
Prosedurnya dapat diterapkan untuk
berbagai jenis problema.
3.
Membangkitkan tingkat konsentrasi yang
tinggi pada diri peserta.
4.
Meningkatkan keterampilan dalam mengenal
problema.
Kelemahan
metoda mengajar kelompok model seminar:
1.
Membutuhkan banyak waktu.
2.
Memerlukan pimpinan yang terampil.
3.
Sulit dipakai bila kelompok terlalu
besar.
4.
Mengharuskan setiap anggota kelornpok
untuk mempelajari terlebih dahulu.
5.
Mungkin perlu dilanjutkan pada diskusi
yang lain.
SIMPOSIUM
Simposium
adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin.
Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan
aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi,
suatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian setiap aspek
disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.
Pembicara
dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran
banding), dibawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah
selesai berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan
meneruskan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta.
Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama dari pembahas utama dan
penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang dianggap perlu saja.
Simposium
dapat digunakan yaitu :
1.
Untuk mengemukakan aspek-aspek yang berbeda
dari suatu topik tertentu.
2.
Jika kelompok peserta besar.
3.
hKalau kelompok membutuhkan keterampilan
yang ringkas.
4.
Jika ada pembicara yang memenuhi syarat
(ahli dalam bidang yang disoroti).
Kelebihan
metoda mengajar tipe siposium:
1.
Dapat dipakai pada kelompok besar maupun
kecil.
2.
Dapat mengemukakan informnasi banyak dalam
waktu singkat.
3.
Pergantian pembicara menambah variasi
dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi sidang lebih menarik.
4.
Dapat direncanakan jauh sebelumnya.
Kelemahan
metoda mengajar tipe siposium:
Kurang
spontanitas dan kneatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.
1.
Kurang interaksi kelompok.
2.
Menekankan pokok pembicaraan.
3.
Agak terasa formal.
4.
Kepribadian pembicara dapat menekankan
materi.
5.
Sulit mengadakan kontnol waktu.
6.
Secara umum membatasi pendapat
pembicara.
7.
Membutuhkan perencanaan sebelumnya
dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.
8.
Cenderung dipakai secara berlebihan.
FORUM
Yang
dimaksud dengan forum adalah suatu gelanggang terbuka, dimana seseorang
mendapat kesempatan berbicara tentang masalah apapun. Pembicara dapat datang
dari kelompok massa, dan segera setelah selesai pembicaraannya ia harus kembali
ke tempat semula. Jadi dalam forum tidak ada anggota tertentu yang duduk
terpisah dari pendengar, tetapi ditekankan pada pemberian kesempatan bagi
setiap orang untuk mengemukakan pikiran dan perasaan didepan khalayak.
Dalam
forum tidak akan diambil keputusan, melainkan sekedar meransang pendengar untuk
mengemukan pemikiran baru, dimana sangat diperlukan pandangan berbagai orang.
Seseorang yang maju kedepan seolah-olah memberi kesan bahwa ia adalah seorang
dan sekian banyak orang yang sama-sama mencari suatu penyelesaian. Pada akhimya
pimpinan forum harus mengemukakan ikhtisar pembicaraan dan sering diikuti suatu
seruan kepada massa.
Forum
digunakan sebagai suatu metode pengajaran kelompok apabila:
- Untuk memberi kesempatan interaksi kelompok.
- Pada saat diperlukan kombinasi antara maksud penyajian dengan reaksi kelompok.
- jika diinginkan pandangan/tanggapan dari pengunjung.
- Kalau kelompok itu sangat besar.
Kelebihan metoda
mengajar tipe forum:
- Menambah pandangan dengan reaksi pengunjung.
- Dapat dipakai terutama pada kelompok yang besar.
- Dapat dipakai untuk menyajikan keterampilan yang banyak dalam waktu singkat.
- Pergantian pembicara menambah vaniasi.
- Reaksi pengunjung mendorong pengunjung untuk mendengarkan dengan lebih banyak perhatian.
Kelemahan
metoda mengajar tipe forum:
- Membutuhkan banyak waktu.
- Pribadi masing-masing pembicara dapat memaksakan pada mateni yang kurang tepat.
- Tanggapan dari kelompok tertunda.
- Sulit mengendalikan waktu.
- Periode forum mudah terulur.
PANEL
Panel
merupakan salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan tentang suatu topik
di depan para pengunjung. Diskusi panel dibawakan oleb 3 - 6 orang yang
dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang moderator. Para panelis berdiskusi
sedemikian rupa, sehingga para pengunjung dapat mengikuti pembicaraan mereka.Pengunjung
hanya berfungsi sebagai pendengar, oleh karena itu pengunjung yang begitu besar
jumlahnya dianggap sebagai kelompok yang diajar oleh suatu regu guru. Tetapi
panel tidak boleh hanya sekedar merupakan pengajaran informatif, melainkan
harus dapat merangsang cara berpikir massa dengan memberikan berbagai
perspektif. Pelaksanaan panel dimulai dari perkenalan para panelis oleh
moderator, kemudian disampaikan persoalan umum kepada para panelis tersebut,
untuk didiskusikan. Mereka seharusnya adalah orang-orang yang pandai berbicara
dengan lancar dan menarik. Moderator juga memegang penanan dalam diskusi ini,
sebagai pengatur jalannya pembicaraan dengan sekali-kali menyimpulkan apa yang
dikemukakan oleh para panelis. Perbedaan pendapat tidak menjadi persoalan,
karena pada diskusi panel tidak perlu dicapai suatu kesatuan pendapat atau
keputusan. Bahkan perbedaan pendapat itulah yang diharapkan dapat memberikan
stimulus bagi pendengar untuk dapat berpikir lebih jauh. Pendengar tidak hanya
akan menelan pesan yang sudah jadi, melainkan dapat mengikuti proses pemikiran
para panelis jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai, pendengar dapat
membentuk kelompok-kelompok untuk mendiskusikannya lebih lanjut. Akan tetapi
selama diskusi panel, pendengar tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan
pandangan.
Panel
dapat digunakan apabila:
1.
Ingin mengemukakan pandapat yang
berbeda-beda.
2.
Ingin memberi stimulus para pendengar
akan adanya suatu persoalan yang perlu dipecahkan.
3.
Ada panelis yang memenuhi syarat.
4.
Pembicaraan terlalu luas untuk
didiskusikan dalam kelompok itu.
5.
Ingin mengajak pendengar melihat “ke
dalam” tetapi tidak menginginkan tanggapan secara verbal.
6.
Ada moderator yang cakap, yang dapat
menguasai segala aspek dan persoalan yang dibicarakan.
Kelebihan metoda mengajar tipe panel:
1.
Membangkitkan pikiran.
2.
Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda.
3.
Mendorong ke analisis lebih lanjut.
4.
Memanfaatkan para ahli untuk berpendapat
dan proses pemikirannya dapat membelajarkan orang lain.
Kelemahan
metoda mengajar tipe panel:
1.
Mudah tersesat bila moderator tidak
terampil.
2.
Memungkinkan panelis berbicara terlalu
banyak.
3.
Tidak memberi kesempatan peserta untuk
berbicara.
4.
Cenderung menjadi serial pidato pendek.
5.
Membutuhkan persiapan yang cukup masak.
BAB III
PENUTUP
4.1
SIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa metode mengajar dapt
didefinisikan sebagai cara yang sistematis yang digunakan oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas sebagai upaya untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun kedudukan metode belajar
mengajar sebagai alat motivasi ekstrinsik, metode sebagai strategi pengajar,
dan juga metode sebagai alat untuk menncapai tujuan.
Dalam suatu proses belajar mengajar kita tidak bisa berpatokan pada satu
metode saja. Dalam pemilihan dan penentuan metode, kita juga harus memperhatikan
situasi kelas dan juga kondisi anak didik. Maka dari itu dari sekian metode yang ada,
kita harus benar memahami metode itu satu persatu. Dan mengetahui kelebihan dan
kelemahan metode tersebut. Agar proses belajar mengajar dikelas dapat berjalan
dengan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Drs. Answan Zain,
Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Banjarmasin, 1995.
http//www.google.com
http//www.wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yg baik,,adalah dia yg memberikan kritik dan saran yg sifatnx membangun guna kesempurnaan bloger,,,Thanks...