Minggu, 15 Desember 2013

Psikologi Perkembangan

BAB I
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN FAEDAH MEMPELAJARI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


1.       PENGERTIAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
                   Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan memenunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju. Menurut pendapat para ahli psikolog istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang nampak. Bertambahnya fungsi-fungsi otak misanya memungkinkan anak dapat tersenyum, berjalan, bercakap-cakap, dan lain sebagainya.
                   Suatu definisi yang relevan yang dikemukakan oleh monks adalah: “ perkembangan psikologik merupakan suatu proses yang dinamik. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan akhirnya merupakan tingkah laku apa yang akan diaktualisasi dan dimanifestasi. Perkembangan juga berhubungan dengan proses belajar terutama mengenai isinya, yaitu mengenai apa yang akan berkembang berkaitan dengan tingkah laku belajar.
                   Psikologi perkembangan lebih  mempersoalkan faktor-faktor yaang umum yang mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri kepribadian yang khas itu. Titk berat yang diberikan oleh para psikolog perkembangan ada pada relasi antara kepribadian dan perkembangan. Hal itu disebabkan oleh pendapat sebagian besar para psikolog bahwa keseluruhan kepribadian itulah yamg berkembang meskipun beberapa komponen dapat lebih menonjol perkembangannya pada masa-masa tertentu daripadad komponen yang lain, misalnya fungsi indera dan fungsi motorik menonjol pada tahun-tahun pertama. Adapun definisi oleh para ahli yaitu menurut Prof. Dr. FJ. Monks, Prof. Dr. A.M.P. Knoers dan Prof. Dr. Siti Rahayu Haditoro dalam psikologi perkembangan: “psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan (perubahan) yang terjadi dalam diri pribadi sesorang, dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan”. Menurut Dra. Kartini Kartono dalam psikilogi anak: “psikologi perkembangan (psikologi anak) adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai periode adolesens menjelang dewasa”. Dalam Encyclopedia Internaational: “ Developmental psychology is a branch of psychology devoted been placed on the search for those elements of behavior in the child wich are thought to be prerequisite for complex adult behavior”, (psikologi permbangan adalah suatu cabang dari psikologi yang mengetengahkan pembahasan tentang perilaku anak. Secara historis titik berat pembahasannya pada penganalisaan elemen-elemen perilaku anak yang dimungkinkan akan menjadi sarat terbentuknya perilaku dewasa yang komplek). Psikologi perkembangan yakni suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa.
                   Perkembangan pribadi sebagai perubahan kualitatif daripada setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar. Fungsi-fungsi keporibadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi kepribadian yang jasmaniah misalnya:
1.             Fungsi motorik pada bagian-bagian tubuh.
2.             Fungsi sensoris pada alat-alat indera.
3.             Fungsi neurotik pada sistem syaraf.
4.             Fungsi seksual pada bagian-bagian tubuh yang erotis.
5.             Fungsi pernapasan pada alat pernapasan.
6.             Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi.
7.             Fungsi pencernaan makanan pada alat pencernaan.
Sedangkan fungsi-fungsi kepribadian yang bbersifat kejiwaan misalnya:
1.             Fungsi perhatian.
2.             Fungsi pengamatan.
3.             Fungsi tanggapan.
4.             Fungsi ingatan.
5.             Fungsi fantasi.
6.             Fungsi fikiran.
7.             Fungsi perasaan.
8.             Fungsi kemauan.
          Pertumbuhan dan perkembangan ada kesamaannya yaitu setidak-tidaknya kedua istilah tersebut menunjukkan adanya proses tertentu dan terjadinya perubahan-perubahan menuju kedepan (taraf yang lebih tinggi), serta tidak dapat begitu saja diulang kembali. Ruang lingkup dari pembahasan ilmu ini: bahwa psikologi perkembangan merupakan:
a.              Cabang dari psikologi
b.             Obyek pembahannya ialah prilaku atau gejala jiwa seseorang.
c.              Tahapan dimulai dari masa konsepsi hingga masa dewasa.


          Faedah praktis mempelajari psikologi perkembangan yang dapat dikemukakan disini antara lain:
a.              Untuk memahami garis besar, pola umum perkembangan dan pertumbuhan anak pada tiap-tiap fasenya.
b.             Dapat memunculkan sikap senang bergaul dengan orang lain terutama anak-anak, remaja, dengan penuh perhatian kepada mereka baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat.
c.              Dapat mengarahkan sesorang untuk berbuat dan berprilaku yang selaras dengan tingkat perkembangan orang lain.
d.             Khususnya bagi pendidik dapat memehami dan memberikan bimbingan kepada anak, sesuai dengan taraf perkembangan anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan dengan sukses dalam  mencapai tujuannya.


BAB II
SEJARAH DAN METODE PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

1.             SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
                   Perhatian dan pengamatan terhadap anak-anak oleh para filosuf sebenarnya sudah sejak abad ke-5 sebelum masehi. Hal ini dapat dibuktikkanapabila secara teliti mempelajari pendapat-pendapat antarlain; Plato (427-347 sebelum masehi). Oarng yang pertama kali yang menyusun teori pendidikan secara teratur, Aristoteles (384-322 SM). Orang yang menghendaki pendidikan agar menciptakan kehidupan nasional sehingga dia menitikberatkan perkembangan individu. Socrates (469-399 SM). Ia adalah sebagai peletak abad-abad itu di Yunani dan Romawi. Walaupun kebanyakan mereka itu masih menganggap sama antara anank-anank dan oarng dewasa, erbedaan antara keduanya hanya terletak pada ukuran fisiknya belaka.
                   Akan tetapi setidak-tidaknya perhatian dan anggapan mereka terhadap anak-anak itu, menunjukkan bukti adanya pemikiran tentang perkembangan anak pada zaman itu. Pemikiran dan pendapat para filosuf terhadap anak pada zaman itu. Pemikiran dan pendapat para filosuf terhadap anak pada zaman itu masih menyatu dengan filsafat induk dari segala ilmu, belum merupakan suatu ilmu yang berdiri sendiri.
                   Baru pada akhir abad ke-18 psikologi perkembangan menyusul sebagai sustu ilmu yang berdiri sendiri. Lahirnya ilmu ini diawali dengan timbulnya aliran Philanthopilisme, suatu paham yang mencintai sesama manusia teruatama terhadap anak-anak. Pendiri aliran ini adalah Johan Bernhard Basedow (1723-1970, Jerman).
          Pendapat yang penting adri aliran ini adalah:
a.              Pengajaran harus diselaraskan dengan jalan perkembangan anak.
b.             Manusia itu pada dasarnya baik.
c.              Pengajaran harus dimulai dengan bendanya (peragaan).
d.             Pengajaran harus menggembirakan dan menarik.

a.              Di Jerman              :
-                Pasangan suami istri William Stern dan Clara Stern dengan bukunya Psychologieder Pruchen Kindheit (Psikologi anak pada usia sangat muda) tahun 1914.
-                Juga Charlotte Buhler dan suaminya Karl Buhler dengan bukunya: “ Kindheit undjugend” (masa anak-anak muda) tahun 1928.

b.         Di Amerika Serikat :
-                Granville Stainley Hall dengan bukunya Adolescence” (masa adolesen) tahun 1904 dan lain-lain.

c.         Di Inggris :
-                Herbert Spencer dengan “the principles of psychology”. (Prinsip-prinsip psikologi) tahun 1970.
-                J. Sully dengan “ Studies in  childhood” (studi tenteng bentuk anak) tahun 1893 dan lain-lain.

d.        Diperancis :
-                Alfret Binnet, ia dikenal sebagai orang yang berhasil dalam penelitian kecerdasan anak tahun 1985.

e.         Di Swiss :
-                Jean Piager, Banyak sekali karya tulisan-tulisannya, antara lain “Play, dreams and imitation” (bermain, mimpi, dan meniru) tahun 1951.

f.          Begitu juga di Indonesia:
-                Ki Hajar Dewantoro dengan Taman Indrinya, Taman  siswanya, Prof, Abdullah Siget, Prof. Dr. Toedung, Sutan Gunung Mulia dan lain-lain.



METODE PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
          Tekhnik dan cara penyelidikan yang dipakai dalam Psikologi perkembangan, pada prinsipnya sama dengan cara penelitian yang ndigunakan dalam ilmu pengetahuan lainnya, sehingga banyak cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dalam ilmu ini, antara lain:
a.             Metode Eksperimen dan Tes
          Penerapan metode ini yakni dengan mengadakan percobaan-percobaan kepada seorang anak untuk selanjutnya disimpulakan hasilnya.

b.             Metode Klinis
          Cara ini diterapkan dalam rangka untuk memperoleh kesimpulan adanya kelainan jiwa untuk selanjutnya, dapat diberikan pengobatan.

c.              Metode Observasi
          Yakni mengadakan pengamatan secara cermat, dan sistematis serta membutuhkan adanya keluwesan tertentu (tidak kaku).

d.             Metode “Cross Section Methode”
          Dengan meneliti seseorang atau sekelompok anak yang setaraf dalam waktu tertentu untuk selanjutnya hasilnya dibandingkan (disilang) dengan anak setaraf lainnya, dan kemudian disimpulkan sebagai wujud hasil akhir penelitian.

e.              Metode “Longitudinal- Method”
          Oprasionalisasi dari metode ini adalah dengan cara meneliti seseorang atau beberapa anak tertentu dimulai dari dalam  kandungan, lahir dengan hingga dewasa, tanpa diadakan cross (silang)

f.              Metode Interview
          Menggunakan metode ini sangat lazim dan praktis digunakan oleh para orang tua, pendidik untuk menyelidiki kondisi anak-anak didiknya dengan cara mengadakan tanya jawab atau wawancara.


g.             Metode Questionnaire atau Angueto
          Penggunaannya cukup dengan menyodorkan daftar pertanyaan yang disistematisir sedemikian rupa dan diselaraskan dengantujuan penelitian, untuk dapat dijawab secara tepat dan benar.

h.             Metode collection.
          Ini dapat dikerjakan dengan mengumpulkan segala sesuatu yang merupakan karye atau kegemaran anak-anak, antara lain: surat-surat catatan harian (diary), karangan, perangko, lukisan foto, dan lain-lain. Dari bahan-bahan tersebut sangat bermanfaat untuk dipelajari dan selanjutnya dianalisa serta diambil kesimpulan.

     


BAB III
MASALAH, TEORI DAN HUKUM PERKEMBANGAN
    
1.           MASALAH PERKEMBANGAN
                   Bahwa tiap anak secara kodrat membawa variasi dan irama perkembangannya sendiri, perlu diketahui setiap orang tua, agar ia tidak bertanya-tanya bahkan bingung atau bereaksi negatif yang lain dalam menghadapi perkembangan anaknya. Bahkan ia harus bersikap tenang sambil mengikuti terus menerus pertumbuhan itu, agar pertumbuhan itu sendiri terhindar dari gangguan apapun, yang tentu saja akan merugikan.

2.           TEORI PERKEMBANGAN
        Adapun teori-teori yang menyangkut tentang perkembangan anak dari para ahli itu sangat beragam polanya, akan tetapi secara sederhana dapat disebut di sini antara lain:
1.       Teori Empirisme.
2.       Teori Nativisme.
3.       Teori Konvergensi.
4.       Teori Rekapitulasi.
5.       Teori Psikodinamika.
6.       Teori Kemungkinan Berkembang.
7.        Teori Interaksionisme.

  1.   Teori Empirisme
                        Tokoh utama teori ini adalah Francis Bacon (Inggris 561 - 1626) dan John Locke (Inggris 1632 – 1704). Teori ini berpandangan bahwa: pada dasarnya anak lahir di dunia, perkembangannya ditentukan oleh adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan pengajaran. Dianggapnya anak lahir dalam kondisi kosong, putih bersih seperti meja lilin (Tabola Rasa”), maka pengalaman (empiris) anaklah yang bakal menentukan corak dan bentuk perkembangan jiwa anak.

2.       Teori Nativisme
                   Tokoh utamanya adalah Shopenhauer (Jerman 1788 – 1860). Teori ini mengemukakan bahwa anak lahir telah dilengkapi, pembawaan bakat alami (kodrat).

3.    Teori Konvergensi
                 Teori ini penganjur utamanya adalah Williams Stern di bantu istri setianya Clara Stern. Diungkapkan bahwa perkembangan jiwa anak lebih banyak ditentukan oleh dua faktor yang saling menopang, yakni faktor bakat dan faktor pengaruh lingkungan, keduanya tidak dapat dipisahkan (intedependence) seolah-olah memadu,bertemu dalam satu titik.

4.    Teori Rekapitulasi
                        Perkembangan jiwa anak adalah merupakan hasil ulangan dari perkembangan seluruh jenis manusia.

5.    Teori Psikodinamika
                 Perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh komponen dasar yang bersifat sosioafektif, yakni ketegangan yang ada didalam diri seseorang iti ikut menentukan dinamikanya ditengah-tengah lingkungannya.

6.    Teori kemungkinan berkembang
                 Teori ini berlandaskan pada alasan-alasan :
a.             Anak adalah makhluk manusia yang hidup.
b.             Waktu dilahirkan anak dalam kondisi tindak berdaya, sehingga ia membutuhkan perlindungan.
c.             Dalam perkembangan anak melakukan kegiatan yang bersifat pasir (menerima) dan aktif (Explorasi).
       Yang menyampaikan teori ini adalah Dr. M.J. Langeveld salah seorang ilmuwan dari Belanda.


7.       Teori Interaksionisme
                Perkembangan  jiwa atau prilaku anak banyak ditentukan oleh adanya dialektif dengan lingkungannya. Maksudnya, perkembangan kognitif seorang anak bukan merupakan perkembangan yang wajar, melainkan ditentukan oleh interaksi budaya.

3.           HUKUM PERKEMBANGAN
                   Suatu konsepsi yang biasanya bersifat deduktif, dan menunjukkan adanya hubungan yang ajeg (contunue) serta dapat diramalkan sebelumnya antara variabel-variabel yang empirik, hal itu lazimnya disebut sebagai hukum perkembangan.
          Hukum-hukum perkembangan tersebut antara lain:
1.             Hukum Tempo Perkembangan
       Bahwa perkembangan jiwa tiap-tiap anak itu berbeda-beda, menurut temponya masing-masing perkembangan anak yang ada. Ada yang cepat (tempo singkat) adapula yang lambat. Suatu saat ditemukan seorang anak yang cepat sekali menguasai keterampilan berjalan, berbicara tetapi pada saat yang lain ditemui seorang anak yang berjalannya dan bicaranya labat dikuasai. Mereka memiliki tempo sendiri-sendiri.

2.         Hukum Irama Perkembangan
       Perkembangan anak itu  mengalami gelombang “pasang surut”, mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak tersebut mengalami juga kemunduran dalam suatu bidang tertentu.

3.         Hukum Konvergensi Perkembangan
       William Stern menggabungkan kedua pendapat diatas kedalam hukum konvergensi yang mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak adalah pengaruh dari unsur lingkungan dan pembawaan.


4.         Hukum Kesatuan Organ
       Tiap-tiap anak itu terdiri dari organ-organ (anggota) tubuh, yang merupakan suatu kesatuan, diantara organ-organ tersebut antara fungsi dan bentuknya, tidak dapat dipisahkan
5.         Hukum Hierarchi Perkembangan
       Bahwa perkembangan tidak mungkin akan mencapai suatu phase teului dengan perkertentu dengan cara spontan atau sekaligus, akan tetapi harus mwelalui tingkat-tingkat/tahapan tertentu yang telah tersusun sedemikian rupa. Sehingga perkembangan diri seseorang menyerupai derat perkembangan.
       Contoh : perkembangannya pikiran/ intelect anak, mesti didahului dengan perkembangan pengenalan dan pengamatan.
6.         Hukum Masa Peka
       Masa peka ialah masa yang paling tepat untuk berkembang suatu fungsi kejiwaan atau fisik seseorang anak. Sebab perkembangan suatu fungsi tersebut tidak berjalan secara serempak/bersamaan antara satu dengan yang lainnya. Suatu contoh: masa peka untuk berjalan bagi seorang anak itu pada awal tahun kedua. Dan untuk berbicara, sekitar akhir tahun pertama.
7.         Hukum Menperkenalkan Diri
       Tidak seorangpun anak manusia normal yang menghendaki kemunduran perkembangan dirinya, ia menghendaki bodoh dan lain sebagainya. Tetapi sebaliknya setiap anak pasti menghendaki perkembangan diri ke arah suatu kemajuan, dalam suatu tingkat yang lebih tinggi dari tingkat sebelumnya.
       Contoh: Seorang anak ingin jadi juara, ingin pandai, ingin sukses dan sebagainya.
8.         Hukum Rekapitulasi.
       Perkembangan jiwa anak adalah ulangan kembali secara singkat dari perkembangan manusia di dunia. Dari masa berburu hingga masa industri.
  
                                              BAB IV
HAKIKAT, FAKTOR DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN


1.       HAKIKAT PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
                   Manusia sebagai obyek ilmu pengetahuan, dan dibicarakannya dari sejak munculnya filsafat dan ilmu, hingga sekarang dan pada masa mendatang, tidak pernah kehabisan materi atau problematikanya. Psikologi perkembangan yang memiliki obyek garapannya adalah manusia, problematiikanya sangat menarik, terkadang cenderung terasa berat untuk dipecahkan.
                   Dalam mengamalkan dan menerapkan konsep-konsep psikologi perkembangan perlu disadari bahwa :
          a.       Tidak ada seorang anak pun di dunia yang yang memiliki kesamaan total dengan manusia lainnya.
          b.       Konsepsi-konsepsi dalam psikologi perkembangan bukanlah pembatasan mutlak atau pasti sifatnya.
          c.       Konsepsi-konsepsi yang ada hanyalah lebih bersifat garis-garis besar atau pedoman umum yang berlaku bagi perkembangan kejiwaan anak pada umumnya.

2.       FAKTOR – FAKTOR PERKEMBANGAN ANAK
                   Ada berbagai macam factor yang mempengaruhi pertumbuhan organ tubuh anak, antara lain :
          a.       Faktor-faktor sebelum lahir, yakni adanya gejala-gejala tertentu yang terjadi sewaktu anak masih di dalam kandungan.
          b.       Faktor pada waktu lahir, yakni terjadinya suatu gangguan pada saat-saat anak dilahirkan. Misalnya dinding rahim ibu yang terlalu sempit, sehingga terjadi tekanan yang kuat mengakibatkan pendarahan pada bagian kepala.
          c.       Faktor sesudah lahir, yakni peristiwa-peristiwa tertentu yang terjadi setelah anak lahir, terkadang menimbulkan terhambatnya pertumbuhan anak. Contoh adanya pengalaman anak yang traumatic (luka-luka) di bagian kepala.
          d.      Faktor psikologis, yakni adanya kejadian-kejadian tertentu yang menghambat berfungsinya psikis, terutama yang menyangkut perkembangan intelegensi dan emosi anak yang berdampat pada proses pertumbuhan anak.

                   Adapun factor-faktor yang mempengaruhi anak antara lain adalah ;
          a.       Faktor hereditor, yakni keturunan/warisan dari sejak lahir dari kedua orangtuanya yang biasa diturunkan melalui CHROMOSON.
          b.       Faktor lingkungan, yakni segala sesuatu yang ada pada lingkungan hidup anak (tempat tinggal/bergaul).

3.       TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
                   Yang dimaksud dengan tugas-tugas perkembangan anak adalah tinjauan teoritas mengenai dinamika dari perkembangan anak. Menurut teori dorongan (motivasi) bahwa segenap tingkah laku anak itu distimulir dari dalam. Sebagaimana dikatakan oleh C.Chifford T.Morgan bahwa motivasi adalah merupakan dorongan keinginan, sekaligus sebagai sumberdaya penggerak melakukan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya, dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
                   Motif utama dalam kehidupan manusia adalah usaha untuk menghilangkan ketegangan, iritasi dan frustasi guna mencapai keseimbangan (equilibrium) kembali. Bagi anak yang sehat, seperti halnya manusia sehat lainnya yakni anak akan selalu melibatkan dirinya dalam kegiatan proses perkembangan dan proses realissi diri untuk mencapai tujuan hidupnya.
                   Jika intelektualnya sudah mulai berkembang maka anak akan mulai belajar berbicara, dan seterusnya. Hal ini disebabkan anak merupakan merupakan subyek yang aktif dalam memfungsikan segenap kemampuannya dalam proses perkembangan.
                   Dalam  proses pengembangan diri seorang anak dapat menengok pada pengalalaman-pengalaman masa lampau, masa kini, untuk kemudian membuat rencana untuk hari esok (cita-cita hidup).
                   Dra. Kartini Kartono berpendapat bahwa eksistensi anak dapat dipastikan oleh adanya ;
          a.       Segenap kualitas hereditas.
          b.       Pengalaman masa lampau dan masa sekarang dalam suatu lingkungan social tertentu dan sebagai produk proses belajar secara kontinyu.
          c.       Idealitas dan tujuan yang ingin dicapai.
                   Robert J.Havighurst (1953) mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang itu ditandai dengan adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi. Tugas-tugas perkembangan yang dilakukan sesorang dalam masa kehidupan tertentu adalah disesuaikan dengan norma-norma social serta norma-norma kebudayaannya.


BAB V
PERIODESASI PERKEMBANGAN

Ada 3 macam periodesasi perkembangan diantaranya :
a.       Periodesasi yang berdasarkan biologis
b.       Periodesasi yang berdasarkan didaktis
c.       Periodesasi yang berdasarkan psikologis

A.      PERIODESASI YANG BERDASARKAN BIOLOGIS
                   Periodesasi yang berdasarkan Biologis adalah para ahli kejiwaan mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak.
          ARISTOTELES mengemukakan 3 fase perkembangan anak yaitu :
          Fase I                   :    umur 0,0 – 7,0 adalah masa bermain.
          Fase II                 :    umur 7,0 – 14,0 adalah masa sekolah dasar.
          Fase III                :    umur 14,0 – 21,0 adalah masa purbertas.
          Pendapat ini dikategorikan pada periodesasi yang berdasarkan pada biologis karena Aristoteles menunjukkan bahwa antara Fase I dan Fase II itu ditandai dengan adanya pergantian gigi, serta batas antara Fase II dan Fase III ditandai dengan mulai bekerjanya/berfungsinya organ kelamin.

B.      PERIODESASI BERDASARKAN DIDAKTIS
                   Yang dimaksud dari tinjauan ini adalah dari segi keperluan/materi apa kiranya yang tepat diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu, serta memikirkan tentang kemungkinan metode yang paling efektif untuk diterapkan di dalam mengajar atau mendidik anak pada masa tertentu tersebut.
          Jean Jacques Rousseau, dengan karya terkenalnya “Emile eu du l’education” (1672) didalamnya terdapat tahapan perkembangan anak antara lain :
          Usia 0,0 – 2,0      :    masa asuhan (Nursery)
          Usia 2,0 – 12,0    :    masa pendidikan jasmani dan alat-alat indera
          Usia 12,0 – 15,0  :    masa perkembangan pikiran
          Usia 15,0 – 20,0  :    masa pembentukan watak dan kesusilaan

C.      PERIODESASI BERDASARKAN PSIKOLOGI
                   Bagian ini membahas gejala perkembangan jiwa anak, berorientasi dari sudut pandang psikologis.
          Charlotte Buhler, dalam bukunya Psychologis der Puberteitsjaran membagi perkembangan anak menjadi beberapa Fase diantaranya :
          Fase I                   :    (0,0 – 1,0) perkembangan sikap subyektif menuju obyektif.
          Fase II                 :    (1,0 – 4,0) mengenal dunia sekitar secara subyektif.
          Fase III                :    (4,0 – 8,0) hubungan diri dengan lingkungan social.
          Fase IV                :    (8,0 – 13,0) mulai memisahkan diri dari orang lain.
          Fase V                 :    (13,0 – 19,0) masa kematangan.


BAB VI
MASA INTRA UTERIN DAN MASA BAYI

A.      MASA INTRA UTERIN
                   Secara biologis pertumbuhn manusia di mulai saat terjadinya pembuahan (konsepsi), yaitu bertemunya ovum dengan sperma, kemungkinan terjadinya konsep itu sebenarnya para ahli pun tidak banyak tahu persis, mereka biasanya mengatakan bahwa pembuahan tersebut terjadi secara ilmiah (sunnatullah). Bahwa sekali dalam 28 hari, umumnya pada pertemuan silus menstruasi, sebuah ovum yang ada dalam kandungan telur (ovarium) itu telah masuk dan bergerak ke dalam rahim. Perjalanan itu biasanya 3-7 hari, jika dalam perjalanan tersebut tidak bertemu dengan sperma (pembuahan) maka lenyaplah ovum tersebut dalam rahim. Akan tetapi jika terjadi pembuahan, maka pada saat terjadi pembuahan itu sel benih sperma melepaskan 23 bagian terkecil dari dirinya disebut dengan Chromosom. Begitu juga pecahlah ovum melepaskan 23 chromosom yang selanjutnya melebur menjadi satu membentuk bahan keturunan bagi anak. Chromosom-chromosom tersebut sebenarnya mengandung bagian-bagian yang kecil-kecil lagi yang disebut Gene. Dari gene ini yang merupkan factor keturunan yang sesungguhnya.

B.      SIKAP IBU TERHADAP KEHAMILAN
                   Bagi seorang wanita kehamilan serta kelahiran anak biasanya memberikan arti emosional yang cukup berarti bagi dirinya. Apabila disertai dengan tekanan-tekanan perasaan yang kuat maka wanita akan menjadi sangat perasa (emosional) sehingga mengakibatkan mudah terganggunya keseimbangan kejiwaan (mentalnya).
                   Maka wajarlah jika dalam kondisi hamil seorang ibu akan muncul proses yang bermacam-macam antara lain :
          a.       Timbul keinginan yang aneh-aneh terkadang emosional (ngidam).
          b.       Merasakan kebahagiaan atau kepuasan, karena ia merasa dirinya subur, ia calon ibu sejati, maka ada keinginan menyambut bayi dengan gairah.
          c.       Terkadang muncul perasaan cemas-cemas harap tegangan emosi lebih-lebih jika dibumbui dengan cerita takhayul, atau tanda-tanda yang telah diberitakan sebelumnya dibesar-besarkan, takut cacat anaknya, takut gugur, dll.

C.      PENGARUH PERKEMBANGAN PRANATAL
                   Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak dalam kandungan antara lain :
          a.       Makanan atau vitamin dari ibu waktu hamil.
          b.       Kondisi kesehatan ibu, terutama penyakit-penyakit kotor sangat berpengaruh negatif pada perkembangan anak.
          c.       Alkohol, hal ini dapat mempengaruhi fetus dalam rahim terutama pada susunan saraf.
          d.      Neucotine, ini dapat pula mengganggu kerja denyut jantung anak dari ibu.
          e.       Emosi atau perasaan yang dialami oleh ibu waktu mengandung (terlalu cemas, terlalu takut, sering marah, dll).
          f.       Usia orang tua atau ibu, terlalu muda dan teerlalu tua keduanya kurang menguntungkan bagi perkembangan bayi dalam rahim.
          g.       Ada juga pengaruh bulan terakhir, atau masa-masa kelahiran (masa panen, masa krisis, zaman makmur atau zaman kesulitan, dll).

D.      PROSES KELAHIRAN
                   Dalam proses kelahiran bayi yang umumnya menjadi permasalahan adalah tentang gerakan si bayi itu sendiri saat menjelang kelahiran. Apakah bayi tersebut bersifat aktif (siap untuk lahir) ataukah bersifat pasif (cenderung dilahirkan). Dalam kondisi normal bayi bersifat aktif, sehingga ia siap untuk lahir, bukan dilahirkan. Dinyatakan demikian sebab posisi dan gerakan bayi itu di dalam rahim itu menentukan sekali cara dan tipe kelahiran bayi itu sendiri.
                   Teori kedokteran menyebutkan bahwa kelahiran bayi prematur atau abortus spontan (keguguran tak disengaja) itu antara lain :
          a.       Gangguan pada supply hormonal.
          b.       Ketidak imbangan endokerin.
          c.       Definisi atau kerusakan ovarium (kandungan telur)
          d.      Gangguang thyroid pada kelenjar gondok, hypophyse (sambungan otak) serta gangguan hormon-hormon lainnya.
          e.       Keempat faktor emosional penyebab itu diperhebat dan diperkuat oleh faktor emosional dan faktor psikis (faktor psicchogenik) dari ibu yang sedang hamil. Ini biasanya berpangkal pada kondisi wanita hamil tersebut.

E.      TANGIS PERTAMA BAYI
                   Dapat dimaklumi bahwa setiap bayi normal tidak ada gangguan yang berarti bagi pertumbuhan bayi baik dalam waktu kehamilan ataupun waktu proses kelahirannya, maka mesti bayi tersebut akan menangis waktu lahir di dunia.
                   Sis Heyster salah seorang psikolog Belanda mengungkapkan pendapat bahwa tangis bayi yang pertama itu sebagai tanda adanya kesadaran jiwa pada seorang anak, yang dimulai sejak lahir dengan adanya kesadaran (consciousnes) itu berarti fungsi-fungsi kejiwaan telah mulai bekerja sebagaimana mestinya.

F.      AKTIVITAS MASA BAYI
                    Kegiatan atau aktivitas anak pada masa bayi antara lain :
          Tidur dan gerakan bayi
          Sebagian besar kegiatan bayi pada umumnya adalah digunakan untuk tidur, baik siang atau malam hari. Ch. Buhler berpendapat bahwa pada :
          Umur 0,0             :    tidur bayi mencapai 21 jam
          Umur 1,0             :    tidur bayi mencapai 13 jam dan selebihnya waktu-waktu digunakan bayi untuk mengadakan gerakan.
          Pendapat lain mengatakan bahwa :
          Umur 0,0             :    lama tidur bayi 20 jam.
          Umur 1,0             :    lama tidur bayi 12 jam.
         
          Selebihnya kegiatan bayi adalah mengadakan gerakan-gerakan.
          1.       Reakasi positif, yaitu gerakan-gerakan bayi yang sesuai atau searah dengan rangsangan (stimulasi) yang datang pada dirinya. Jadi reaksi ini sebagai tanda penerimaan akan adanya stimulasi tadi. Contoh: melihat, tersenyum, mendengarkan suara, makan, minum, dll.
          2.       Reaksi negatif, yaitu kebalikan dari reaksi positif, reaksi ini sebagai perwujudan menolak adanya stimulasi yang datang pada dirinya. Bayi melakukan gerakan-gerakan yang berlawanan dengan stimulasi yang datang dari luar dirinya. Contoh: menangis, terkejut, menolak makan, dll.
          3.       Reaksi spontan (aksi) yakni, gerakan-gerakan bayi tidak disebabkan oleh adanya rangsangan yang datang dari luar dirinya. Tetapi gerakan tersebut dilakukan karena kehendak dirinya sendiri jadi karena dorongan dari dalam dirinya (inside). Contoh: sendirian tanpa sebab menggerakkan tangan, kaki, kepala menggelepar, dll.


BAB VII
MASA ANAK – ANAK

          Perkembangan kejiwaan pada masa anak-anak, terkadang disebut dengan masa anak kecil atau juga masa menjelang sekolah, sebab masa ini saat-saat anak senang mempersiapkan diri untuk bersekolah. Demikian pula masa ini ada yang menyebut dengan masa Esthetis, dikarenakan anak mulai mengenal dunia sekitarnya terasa serba indah.

1.       PERKEMBANGAN TANGGAPAN
                   Mempelajari perkembangan tanggapan anak, tidak terlepas dengan mempelajari teori-teori perkembangan pengamatan anak. Dalam polanya kedua aspek tersebut memang berbeda tetapi antara keduanya saling berkaitan dan ada kesamaan yang mendasar yakni adanya proses belajar mengenal atau menguasai obyek, atas stimulus yang datang kepadanya dengan menggunakan potensi yang dimilikiny. Dan dikatakan tanggapan itu terkait dengan pengamatan sebab tanggapan itu sendiri merupakan hasil, kenangan dari adanya proses pengamatan.
                   William Stern & Clarn Stern
          1.       Stadium Keadaan :
                   0 – 8 tahun, tanggapan anak masih dalam gambaran totalitas yang samar-samar, serta anak sudah dapat dengan teliti mengamati obyek pengamatan atau obyek tanggapan.
          2.       Stadium Perbuatan :
                   8 – 9 tahun, anak mengamati dan menaruh minat terhadap pekerjaan serta perbuatan orang dewasa dan juga tingkah laku hewan.
          3.       Stadium Hubungan :
                   9 – 10 tahun, anak mengamati relasi atau hubungan causal dari benda-benda dan peristiwa.
          4.       Stadium Sifat :
                   10 – ke atas, anak mulai menganalisa hasil pengamatan atau tanggapan dengan mengkonstatur ciri-ciri dan sifat-sifat dari benda sebagai obyek pengamatannya.
2.       PERKEMBANGAN PIKIRAN
                   Perkembangan pikiran (intellect) anak itu pada dasarnya berhubungan erat dengn perkembangan bahasa, keduanya merupakan faktor penentu bagi seorang dapat menyampaikan gagasannya, keinginannya dalam mengadakan komunikasi dengan yang lain.
                   Perkembangan pikiran dapat dibedakan menjadi 2 bentuk yaitu :
          a.       Perkembangan Formal,
                   Perkembangan fungsi-fungsi pikir atau alat-alat pikir anak untuk dapat menyerap, menimbang memutuskan, menguraikan, dll. Contoh: Perkembangan sistematika berpikir, teknik pengambilan keputusan, dll.
          b.       Perkembangan Material,
                   Perkembangan jumlah pengetahuan pikir (knowledge) oleh seorang anak itu dapat dimiliki dan dikuasainya. Contoh: penguasaan tentang angka-angka, pendapat-pendapat, teori-teori, dll.
          Perkembangan pikiran dapat dikateogirkan menjadi :
          a.       Berpikir secara konkrit (dengan obyek yang realis) sehingga proses berpikir anak harus dirangsang atau dituntut dengan benda atau dengan alat peraga.
          b.       Berpikir secara simbolis atau sistematis, yaitu: anak berpikir dengan menggunakan simbol-simbol (tanda-tanda), maka disini sudah mulai mengenal huruf, angka, schema, simbol-simbol tertentu, dsb.

3.       PERKEMBANGAN INGATAN
                   Daya ingatan anak akan bersifat tetap jika anak telah mencapai umur ±4 tahun. Selanjutnya daya ingatan anak akan mencapai intensitas terbesar atau terbaik dan kuat, jika anak berumur antara ± 8 – 12 tahun, pada saat itu daya menghafal atau daya memorisasi (upaya memasukkan pengetahuan dalam tingkatan seseorang) dapat memuat sejumlah materi hafalan sebanyak mungkin.
                   Sebelum umur setengah tahun (0;6) anak pada umumnya belum mengenal benda sekitanya secara hakiki. Anak saat itu baru mengenal keadaan atau situasinya saja. Contoh, seorang ibu menyodorkan sendok makan kepadanya, ia mengenal keadaan itu, tetapi jika sendok ditaruh/ diletakkan di atas meja, maka anak sudah tidak mengenal benda itu lagi. baru umur lebih dari setengah tahun secara pelan-pelan anak mulai mengenal lingkungannya.

4.       PERKEMBANGAN BAHASA
                   Pada akhir tahun pertama kelahiran anak dan menjelang awal tahun kedua, ada pertumbuhan dan perkembangan anak yang menonjol yakni mulai menunjukkan kemampuannya untuk dapat berjalan sendiri dan kemampuan berbahasa atau berbicara.
                   Awal perkembangan bahasa pada dasarnya dapat diartikan sejak mulai adanya tangis pertama bayi, sebab tangis bayi juga dapat dianggap sebagai bahasa bayi atau anak. Dengan menangis bagi anak dapat juga merupakan sarana mengekspresikan kehendak jiwanya.
                   Adapun penguasaan bahasa berikutnya secara berangsur-angsur anak akan mengikuti bakat serta Ritme perkembangan yang dialami. Akan tetapi perkembangan tersebut akan dipengaruhi oleh lingkungan.

5.       PERKEMBANGAN PERASAAN
                   Bagi anak-anak perkembangan perasaan itu sangat cepat dan besar sekali, sehingga umumnya anak-anak akan lebih emosional dibandingkan dengan orang dewasa. Pandangan mereka selalu optimis, cepat merasa puas, (terutama pada anak sekolah dasar) sehingga mereka akan mudah merasa senang, periang, kesedihan dan kesusahan atau justru kesenangan orang lain pun belum mereka hayati dengan baik-baik. Kalbu pada saat tertentu anak tahu tentang kesusahan orang lain maka anak berusaha menekannya atau menutupnya, karena ia takut atau malu untuk ikut merasakannya.
                   H. Birkenfeld dan Gazali membagi perasaan anak menjadi :
          1.       Perasaan yang terdapat pada tingkat biologis (jasmaniah) meliputi :
                   a.  Perasaan yang berhubungan dengan pencernaan makanan, pernafasan dan peredaran darah, contoh: lapar, lelah, dsb.
                   b.  Perasaan yang berhubungan dengan instink, contoh: takut.
                   c.  Perasaan yang berhubungan dengan alat indria, contoh: dingin, panas, nyeri,dsb.

          2.       Perasaan tingkat Rohaniah meliputi :
                   a.  Perasaan Intelect,
                        yaitu perasaan yang selalu menyertai kerja-kerja intelek.
                   b.  Perasaan Aesthetis,
                        yaitu suatu perasaan yang dialami pada waktu menganggap sesuatu itu bagus/indah atau jelek. Untuk mengukur indah atau tidak yaitu harus ada standarnya yang biasa disebut cita rasa.
                   c.  Perasaan Ethis,
                        yaitu perasaan kesusilaan, hal ini ada sewaktu seseorang menghayati sesuatu itu baik atau buruk.
                   d.  Perasaan Religius,
                        perasaan yang menyertai penghayatan keagamaan ukuran atau sumber perasaan ini adalah agama. Contoh: perasaan ikhlas, tawakal, perasaan aib, dll.
                   e.  Perasaan Diri,
                        yaitu perasaan yang menyertai tanggapan tentang dirinya sendiri. Perasaan diri dapat dibedakan menjadi perasaan diri yang positif (kemampuan diri sendiri) dan perasaan yang negatif (ketidakmampuan penyesuaian dirinya). Contoh: sombong, angkuh, rendah diri, malu, dll.
                   f.  Perasaan Sosial,
                        yaitu suatu perasaan yang timbul karena pendapat dan pengalaman seseorang dengan sesama manusia. Contoh: cinta, rindu, cemburu, respect, dll.

                   Perkembangan perasaan anak akan semakin baik jika ditandai dengan adanya keseimbangan antara perasaan dan sikap Egosentrisnya dengan perasaan obyektif yang ada. Anak akan selalu membeberkan perasaannya dengan luas terus terang, apa yang sebenarnya yang ia rasakan.
6.       PERKEMBANGAN FANTASI
                   Daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan baru atas bantuan tanggapan-tanggapan yang telah ada (lama) dalam psikologi disebut fantasi. Fantasi biasanya dibedakan menjadi 2 macam, diantaranya :
          a.       Fantasi Terpimpin (Tuntunan),
                   yaitu timbulnya fantasi dikarenakan adanya kesan setelah menanggapi hasil ciptaan orang lain atau tuntutan oleh karya orang lain tersebut.
          b.       Fantasi Mencipta,
                   yaitu timbulnya fantasi seseorang yang muncul karena kekuatan (potensi) yang ada pada dirinya secara murni tanpa adanya tuntunan dari luar.
          Fantasi yang ada pada diri seseorang itu bersifat :
          a.       Leluasa, bebas tidak terikat, atau liar.
          b.       Spontan terkadang tanpa disadari.
          c.       Mudah sekali berubah.
          d.      Bersifat menciptakan untuk sesuatu yang baru.

7.       PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK
                   Sebagian psikolog beranggapan bahwa perkembangan sosial itu mulai ada sejak anak lahir di dunia, terbukti seorang anak yang menangis, adalah dalam rangka mengadakan kontak/hubungan dengan orang lain. Atau anak tampak mengadakan aktifitas meraban, tersenyum bila memperoleh rangsangan dan teguran dari luar.
                   Perkembangan sosial ini akan terus berlanjut sesuai dengan pengalaman anak, sehingga anak siap untuk bergaul dengan yang lain secara baik dan wajar.

8.       PERKEMBANGAN MORAL
                    Bagi seorang anak, pengembangan moral itu akan dikembangkan melalui pemenuhan kebutuhan jasmaniah (dorongan nafsu fisiologis), untuk selanjutnya dipolakan melalui pengalaman dalam lingkungan keluarga, sesuai dengan nilai-nilai yang diberlakukannya. Maka disinilah sebenarnya letak peranan utama bagi orang-orang yang paling dekat atau akrab dengan anak (terutama ibu) dalam memberikan dasar-dsar pola perkembangan moral anak berikutnya.

9.       MASALAH PERMAINAN
                   Permainan adalah suatu perbuatan yang mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak diri sendiri, bebas tanpa paksaan dengan bertujuan untuk memperoleh kesenangan pada waktu mengadakan kegiatan tersebut.
                   Permainan cukup penting bagi perkembangan jiwa anak. Oleh karena itu perlu kiranya bagi anak-anak untuk diberi kesempatan dan sarana di dalam kegiatan permainannya. Secara fungsional kegiatan bermain dan bekerja mengandung perbedaan cukup mendasar, sebab bekerja itu lebih diarahkan kepada hasil yang akan dicapai, disamping adanya keterikatan yang lebih ketat daripada sebuah permainan.

          Tingkatan Permainan Anak
          a.       Umur 0,0 – 1,0    :    anak bermain dengan diri sendiri digunakannya kaki, tangan, suara kemudian alat mainan.
          b.       1,0 – 2,0              :    anak bermain dengan menirukan sesuatu.
          c.       2,0 – 3,0              :    bermain sendiri tetapi ada dorongan untuk bersama orang lain.
          d.      3,0 – 5,0              :    bermain bersama orang lain, dalam status yang sama.
          e.       5,0 – 6,0              :    bermain bersama dibawah pimpinan seseorang diantara kawannya, meskipun sering terjadi perselisihan.
          f.       6,0 – 8,0              :    anak dapat bersandiwara, dengan suatu cerita yang teratur, ia pun tunduk kepada pimpinannya.
          g.       8,0 – 12,0            :    anak sudah suka bermain yang mengandung ketelitian serta perlu kecerdasan dan ketrampilan.



10.     PERKEMBANGAN KEBERAGAMAN ANAK
                   Perkembangan perasaan ke-Tuhanan anak dapat dimulai sedini mungkin melalui tanggapan, dan bahasa anak. Mula-mula anak mungkin akan selalu kagum terhadap orang tuanya yang selalu sayang, dll. Hal tersebut sangatlah penting untuk pembinaan kejiwaan anak, untuk nantinya di bawah kepada pemahaman, kekaguman terhadap yang lebih sayang lagi, Maha kasih, Maha Penyayang yaitu Tuhan.
                   Pembinaan berikutnya anak harus dibiasakan untuk mengikuti melakukan kegiatan keagamaan atau dibiasakan dalam suasana keagamaan, yang sudah barang tentu kesemuanya diiringi dengan contoh atau teladan yang baik. Kemudian anak diberi pengertian tentang ajaran atau norma-norma keagamaan untuk dapat dipatuhinya secara baik.
                   Jika ada seseorang anak taat beragama baru sampai pada taraf karena takut pada orang tua, guru Agama, ingin penghargaan, dipuji, dll. Tidak perlu terburu-buru untuk dimarahi, atau dihina, tetapi sebaiknya harus dibimbing terus agar sampai pada taraf kesadaran dirinya di dalam melakukan kegiatan keagamaan.


BAB VIII
MASA ANAK SEKOLAH

1.             PENGANTAR
                   Mulai umur 6 tahun ini , seorang anak pertumbuhan badannya relatif seimbang,maka anak menjadi senang bermain keseimbangan dan penguasaan badan. Pertumbuhanfisik yangberlangsung secara baik itu sudah barang tentu berpengaruh terhadap perkembang psikis anak.
                   Pada masa tersebut anak sudah matang untuk masuk sekolah. Walaupun dalam praktek sering diadakan seleksi mencari anak yang sudah matang jiwanya.
          Kreteria kematangan anak dalam hal ini antara la
1.             Anak sudah dapat bekerjasama dalam satu kelompok anak –anak lainnya.
2      Anak harus sudah mampu mengamati secara terurai terhadap bagian-bagian dari obyek pengamatan
3.       Anak harus sudah mampu akan kepentingan orang lain.
            Adapun perkembangan jiwaanak pada mas sekolah ini yabng menonjol antara lain:
a)             Adanya keinginan yang cukup tinggi, terutama yang menyangkut perkembangan intelektual anak.
b)             Energy yang melimpah, sehingga kadang kala anak itu tidak memperdulikan bahwa dirinya telah lelah atau capek.
c)             Perasaan kesosialan yang berkembang pesat , sehingga anak menyukai untuk mematuhi group teman sebayanya dibandingkan dengan orang tuanya.
d)            Sudah dapat berpikir secara abstrak , sehingga memungkinkan bagi anak untuk menerima hal-hal yang berupa teori-teori ataupun norma-norma tertentu
e)              Minat istimewanya tertuju kepada kegemaran dirinya yang mengakibatkan akan melalaikan tugas belajarnya.
f)              Adanya kekejam yaitu perhatian anak ditunjukan kepada dunia luar,
g)             Akan tetapi dirinya tidak mendapat perhatian , saat itu juga akan belum mengenal jiwa orang lain.

                   Akibatnya anak berlaku kejam terhadap orang lain, kekejam pada masa ini bukam lah kejam sebenarnya, sebab anak belum menyadari akan tindakan kekejamannya itu.
                   Pada masa anak sekolah ini sebenarnya anak telah timbul sikap obyektifnya, yan menyangkut tentang :
         Kenyataan  : Anak memmpunyai sikap yang serius kepada dunia nyata (Realistis)
        Kesusilaan : Sikap anak terhadap norma susila sudah jujur meskipun terkadan acuh tak             .                              acuh
                   Karena sikap- sikap inilah sebenarya yang mendasari dari cirri-ciri anak , sebagaimana telah diterangkan.

2.             MEMASUKI MASYARAKAT DILUAR KELUARGA
                   Sekolah akan memberi pengaruh yang sangat besar pada anak sebagai individu dan mahluk sosial. Peraturan sekolah, otoritas guru, disiplin kerja, cara belajar, kebiasaan bergaul, macam-macam tuntutan dan kesenangan belajar pada anak.
                   Sampai pada usia 3,5 tahun , anak adalah anak keluarga seutuhnya. Sesudah bumur tersebut, anak mulai meluaskan caklarawala pengalamannya diluar lingkungan keluarga. Fungsi penghayatan emosional yang dominan sampai usia 3,5 tahun lalu diganti dengan penghayatan yang sifatnya lebih rasional; dengan nama anak menjadi obyektif. Jika dalam fase terdahulu relasi anak dengan benda-benda ditentukan oleh aktivitas bermain , mulai sekarang timbul keinsafan bahwa dirinya bisa bekerja, dan ia sanggup menghasilkan prestasi dengan jalan bermanipulasi dengan benda-benda sekitarnya.
                   Pada usia sekolah ini sikap hidup yang egoesentris diganti dengan sikap “ zakelijk” obyektif dan  empiris bedasarkan pengalaman. Dan kelak pada usia 13-14 tahun, sikap tersebut berkembang jadi logis rasional . Emosionalitas anak menjadi berkurang, sedang unsure intelek dan akal budi ( rasio, pikir) jadi semakin menjondol.
                   Dari lingkungan keluarga yang sempit, anak memasuki lingkungan sekolah yang luau, yang mempunyai kondisi dan situasi berbeda sekali dengan keluarga. Di sekolah ini hasil – hasil kebudayaan bangsa dan zamannya akan ditranspormasikan ataupun ditransmisikan pada diri anak.

3.             MACAM – MACAM  FASE PENGAMATAN
1.         Menurut Meuman
        Meuman membagi – bagi pengamatan ke dalam tiga masa, yaitu:
a)    Masa sintesis fantasi: 7 sampai 8 tahun. Dalam masa ini pengamatan anak masih global, bagian- bagiannya belum tamoak jelas.
b)    Masa analisis : 8 sampai dengan 12 tahun . dalam masa ini anak telah mampu membeda – bedakan sifat dalam mengenal bagian – bagiannya , walaupun hubungan dalam bagian itu belum nampak seluruhnya.
c)    Masas logis : 12 tahun ke atas.dalam masa ini anak telah dapat berfikir logis,pengertian dan kesadarannya semakin sempurna.

2.         Menurut William Stern
        William membagi-bagi pengamatan ke dalam 4 masa,yaitu:
a)       Masa mengenal benda : 8 tahun.pengamatan masih bersifat global,disamping gambar global yang samar-samar,telah dapat membedakan benda tertentu seperti manusia atau hewan.
b)       Masa mengenal perbuatan : 8 sampai dengan 9 tahun.dalam masa ini anak telah memperhatikan perbuatan manusia dan hewan.
c)       Masa mengenal hubungan: 9 sampai 10 tahun.anak mengenal hubungan antara waktu,tempat,dan sebab akibat.
d)      Masa mengenal sifat: 10 tahun ke atas.anak menganalisis pengamatannya sehingga ia mengenal sifat-sifat benda,manusia,dan hewan.



3.         Menurut Oswald Kroh
        Oswald membagi pengamatan kedalam empat taraf, yaiyu:
a)       Sintesis fantasi : 7 sampai dengan 8 tahun. Pengamatan masih dipengaruhi fantasinya . Kenyataan dicambur – baurkan dengan fantasinya.
b)       Masa realism naïf : 8 sampai dengan 10 tahun. Semua yang diamati diterima begitu saja tanpa ada kecaman atau keritik.
c)       Masa realism krits : 10 sampai 12 tahun. Dalam masa ini anak mulai berpikir kritis. Ia mulai mencaoai tingkat berpikir abstrak.
d)      Masa subyektif : 12 sampai dengan 14 tahun. Anak berpaling pada dunianya sendiri. Prhatiannya ditunjukan kepada dirinya sendiri. Hidupnya mulai gelisah , ragu-ragu, timbul ras malu, hidup perasaan tidak harmonis.
Dalam masa anak sekolah perkembangan pengamatan merupakan peralihan dari keseluruhan menuju kepada bagian-bagiannya, menerima tanpa kritik menuju arah pengertian,dari khayal menuju alam nyata.

4.             PERKEMBANGAN FANTASI
                   Sejak anak berumur lima atau enem tahun, perhatian mulai ditunjukkan kedunia luar, kealam nyata.
1)             Beberapa Masa Fantasi
                   Setelah anak-anak mangalami masa egosentris, fantasinya mengalami perkembangan melalui masa- masa sebagai berikut:
a)             Masa dongeng: 4 sampai dengan 8 tahun . Masa ini bertepatan waktunya dengan perkembangan anak kea rah kenyataaan. Anak  suka sekali mendengarkan cerita kehidupan.
b)            Masa Robinson Crusoe : 8 sampai dengan 2 tahun. Dalam masa ini anak mengalami realism naïf. Kemudian anak memasuki masa anak tidak menyukai dongeng yang fantasi , dongeng yang tidak masuk akal.
c)              Masa Pahlawan : 12 sampai dengan 15 tahun , anak suka membaca buku-buku pejuang  karya orang kemenangan yang pernah terjadi.
          2)      Beberapa Nilai Fantasi
a)             Fantasi dapat digunakan sebagai hiburan
b)            Fantasi dapat memudahkan anak dalam menerima pelajaran.
c)             Fantasi memebentuk budi pekerti anak.

3)      Beberapa Keburukan Fantasi
a)             Anak sering kedelam kedalam dunia fantasi . tampaknya ia suka melamun
b)             Anak takut menghadapai kenyataan. Ia menjadi orang pemalu atau menjadi seoarang pembual di kalangan teman-temannya.

5.             PERKEMBANGAN PIKIRAN DAN INGATAN
                   Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah dasar berkembang secara berangsur-angsur dan secar tenang. Anak betul-betul berada dalam stadium belajar. Disamping keluarga , sekolah memberikan pengaruh yang sistematis terhadap pembentukan akal budi anak.

6.       KEHIDUPAN PERASAAN
                   Pada usia sekolah dasar ini anak cepat merasa puas, sifatnya optimis, dan kurang dirisaukan oleh rasa-rasa penyesalan. Kepribadian, kesengsaraan dan kegembiraan orang lain atau dihayati oleh anak.
                   Perasaan intelektual anak pada periode ini sangat besar. Teka-teki silang, soal-soal matematika, dan perhitungan yang pelik-pelik (terutama kalau hasilnya berupa angka-angka yang utuh) merupakan daya tarik besar untuk dipecahkan oleh anak.
                   Mengenai perasaan religius pada diri anak dapat dinyatakan disini, bahwa gambar-gambar fantasi anak mengenai surga, neraka, dan Tuhan jadi makin menipis. Pendidikan agama pada anak-anak usia 6-12 tahun, itu tidak dilaksanakan dengan kekerasan, ancaman-ancaman, dan paksaan.
                   Rasa takut dan cemas ini bukan gejala upnormal pada anak. Sebab anak secara instinktif memang merasa takut pada hal-hal yang belum dikenalnya. Hal itu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pengertian anak, kurang adanya kepercayaan diri. Sehingga anak melihat bentuk-bentuk bahaya yang sebetulnya tidak ada.
                   Untuk mengatasi perasaan takut pada diri anak ini, diperlukan sikap orang dewasa yang tenang dan bijaksana. Tuntunan dan pemberian keyakinan akan kasih sayang orang tua, akan menguatkan unsur kepercayaan pada diri anak.  Kepercayaan ini akan menumbuhkan rasa aman, rasa kepercayaan diri dan harga diri.




    
 






BAB IX
MASA REMAJA

Masa ini terbagi menjadi 2 yakni :
a.       Masa Pra Pubertas        :    12 sampai 14 tahun.
b.       Masa Pubertas               :    14 sampai 18 tahun.

1.       MASA PRA PUBERTAS
                   Masa ini adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar, ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap termasuk kelompok orang dewasa.
                   Pra Pubertas adalah saat-saat terjadinya kemasakan seksual yang sesungguhnya, bersamaan dengan terjadinya perkembangan fisiologik yang berhubungan dengan kemasakan kelenjar endokerin.
                   Peristiwa kemasakan tersebut pada wanita terjadi 1,5 sampai 2 tahun lebih awal daripada pria. Terjadinya kemasakan jasmani bagi wanita, biasanya ditandai dengan adanya menstruasi pertama. Sedangkan pada pria ditandai dengan keluarnya sperma yang pertama, biasanya lewat bermimpi merasakan kepuasan seksual.
                   Bagi masa remaja awal, adanya kematangan jasmani (seksual) itu umumnya digunakan dan dianggap sebagai tanda-tanda primer akan datangnya masa remaja.
                   Tanda-tanda sekunder masa remaja diantaranya :
          Pria   :    -   Tumbuh suburnya rambut pada jagut, kumis, dll.
                        -   Selaput suara mulai besar dan berat.
                        -   Badan mulai membentuk segitiga, urat-urat jadi kuat, dan wajah bertambah persegi.
          Wanita   -   Pinggul semakin besar dan melebar.
                        -   Kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi.
                        -   Suara menjadi bulat, merdu dan tinggi.
                        -   Wajah menjadi bulat dan berisi.
                   Perkembangan lain pada masa pra pubertas ini adalah munculnya perasaan-perasaan negatif pada diri anak, sehingga masa ini ada yang menyebutkan sebagai masa negatif. Anak mulai timbul keinginan untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang tua, tidak mau tunduk lagi segala perintah, kebijaksanaan orang tua.

2.       MASA PUBERTAS
                   Pada masa ini, seorang anak tidak lagi hanya bersifat kreatif, tetapi juga anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya serta mencari pedoman hidup, untuk bekal kehidupannya mendatang. Kegiatan tersebut dilakukan penuh semangat menyala-nyala. Tetapi ia sendiri belum memahami akan hakekat dari sehungguhnya apa yang dicarinya itu.
                   Pada kegiatan mencari pedoman hidup, anak puber sudah mulai aktif dan menerima akan norma-norma susila juga norma agama. Tetapi bentuk pengakuan tersebut, masih terbatas pada kondisi dirinya. Dalam kegiatan keluar masih menggantungkan pada orang lain tersebut anak puber sudah mengaguminya.


BAB X
MASA ADOLESEN

          Pada masa prapubertas anak sering merasakan : bingung, cemas, takut, gelisah, gelap hati, bimbang ragu, risau, sedih hati rasa-rasa minder, rasa tidak mampu melaksanakan tugas-tugas. Anak tidak tahu sebab dari macam-macam perasaan yang menimbulkan kerisauan hatinya.
          Para masa pubertas: anak mudah menginginkan atau mendapatkan sesuatu dari mencari-cari sesuatu namun apa sebenarnya sesuatu yang diharapkan dan dicari itu dia sendiri tidak tahu. Dan pada masa adolesen anak mudah mulai merasa mantap dan stabil. Dia mulai mengenal AKU-NYA, dan ingin hidup dengan itikad kebenaran, dia mulai memahami arah itikad keberanian.
          Pada masa adolesen ini anak mudah menemukan nilai-nilai hidup baru, sehingga makin jelas tentang keadaan dirinya.

Sikap dan Sifat Adolesen
a.       Menemukan pribadinya,
b.       Menemukan cita-citanya,
c.       Menggariskan jalan hidup
d.      Bertanggung jawab
e.       Menghimpun norma-norma sendiri

HARAPAN TERHADAP REMAJA
1.       Hendaknya para remaja mengusahakan belajar dengan tekun agar lekas menyelesaikan studi.
2.       Hendaknya para remaja melakukan kegiatan membaca, membaca literatur yang sehat agar bermutu guna melebarkan horizon pandangan hidup.
3.       Hendaknya para remaja mempunyai hobi.
4.       Hendaknya para remaja mengerti dan memahami, bahwa tuntutan mereka akan pengertian, pengakuan, dan penghargaan diri dari orang tua.
5.       Hendaknya para remaja memahami, bahwa ada hak, ada kewajiban, ada hak istimewa, ada tanggung jawab, dan ada kebebasan.
6.       Hendaknya para remaja menyadari bahaya narkotika dan menyadari menjauhkan diri dari sex bebas.
7.       Hendaknya para remaja berusaha mengerti keadaan orang tua masing-masing.

PERANAN ORANG TUA
          Sebagai orang tua hendaknya kita berusaha, agar apa yang menjadi kewajiban anak-anak kita dan tuntutan kita sebagai orang tua, mereka kenal dan laksanakan, sesuai dengan kemampuan mereka dan kemampuan kita sebagai orang tua.
          Hendaknya orang tua berusaha menjadi contoh kepribadian hidup atas nilai-nilai yang tinggi. Orang tua hendaknya menuntun anak-anaknya belajar dengan tekun serta berprestasi sebaik mungkin.
          Untuk membina kegemaran membaca, hendaknya kita sendiri menunjukkan kegemaran itu. Menghendaki anak-anak kita mempunyai hobi, hendaknya kita membantu mereka dalam melaksanakan hobi itu, sehingga hobi itu benar-benar berkembang. Orang tua hendaknya mengakui anaknya sudah remaja dan dapat memberikan kebebasan untuk hal-hal tertentu dan belajar bertanggung jawab.
          Dalam periode ini, anak remaja kita, sudah memerlukan pendidikan seks, pendidikan agama, sikap positif terhadap kerja.


DAFTAR PUSTAKA

1.       Abu Ahmadi, Drs. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.

2.       Zulkifli L, Drs. 1986. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

3.       Clifford T. Morgan, Indroduction to Psychology, Mc. Graw Hill Book Co, New York, 1956.

4.       Havighurst, Robert Y, Human Development and Education, New York, Amerikan Book Company, 1956.


5.       Monks, F.J. Prof. DR. ET. EL. Psikologi Perkembangan, Pengantar dalam berbagai bagiannya, Gajah Mada University Press. 1984.

DAFTAR ISI


BAB I        PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN FAEDAH MEMPELAJARI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
                   1.  Pengertian Psikologi Perkembangan.............................................. 1

BAB II       SEJARAH DAN     METODE PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
                   1.  Sejarah Psikologi Perkembangan................................................... 4
                   2.  Metode Psikologi Perkembangan.................................................. 6

BAB III     MASALAH, TEORI DAN HUKUM PERKEMBANGAN
                   1.  Masalah Perkembangan................................................................. 8
                   2.  Teori Perkembangan...................................................................... 8
                   3.  Hukum Perkembangan.................................................................. 10

BAB IV     HAKIKAT, FAKTOR DAN TUGAS PERKEMBANGAN
                   1.  Hakikat Psikologi Perkembangan.................................................. 12
                   2.  Faktor Psikologi Perkembangan.................................................... 12
                   3.  Tugas Perkembangan..................................................................... 13

BAB V       PERIODESASI PERKEMBANGAN
                   1.  Periodesasi yang berdasarkan biologis.......................................... 15
                   2.  Periodesasi yang berdasarkan didaktis.......................................... 15
                   3.  Periodesasi yang berdasarkan psikologis....................................... 16

BAB VI     MASA INTRA UTERIN DAN MASA BAYI
                   1.  Masa Intra Uterin.......................................................................... 17
                   2.  Sikap Ibu Terhadap Kehamilan..................................................... 17
                   3.  Pengaruh Perkembangan Pranatal................................................. 18
                   4.  Proses Kelahiran  ........................................................................... 18
                   5.  Tangis Pertama Bayi...................................................................... 19
                   6.  Aktivitas Masa Bayi...................................................................... 19

 
BAB VII    MASA ANAK – ANAK
                   1.  Perkembangan Tanggapan............................................................. 21
                   2.  Perkembangan Pikiran................................................................... 22
                   3.  Perkembangan Daya Ingat............................................................ 22
                    4.  Perkembangan Bahasa................................................................... 23
                   5.  Perkembangan Perasaan................................................................ 23
                   6.  Perkembangan Fantasi................................................................... 25
                   7.  Perkembangan Sosial Anak........................................................... 25
                   8.  Perkembangan Moral..................................................................... 25
                   9.  Masalah Permainan........................................................................ 26
                   10. Perkembangan Keberagamaan Anak............................................ 27

BAB VIII  MASA ANAK SEKOLAH
                   1.  Pengantar....................................................................................... 28
                   2.  Memasuki Masyarakat di Luar Keluarga....................................... 29
                   3.  Macam – Macam Fase Pengamatan............................................... 30
                   4.  Perkembangan Fantasi................................................................... 31
                   5.  Perkembangan Pikiran................................................................... 32
                   6.  Kehidupan Perasaan...................................................................... 32

BAB IX     MASA REMAJA
                   1.  Masa Pra Pubertas......................................................................... 34
                   2.  Masa Pubertas................................................................................ 35

BAB X       MASA ADOLESEN
                   1.  Harapan Terhadap Remaja............................................................ 36
                   2.  Peranan Orang Tua........................................................................ 37

LAMPIRAN – LAMPIRAN





DAFTAR  GAMBAR



 






















Gambar : Buku Yang Di Resume

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar yg baik,,adalah dia yg memberikan kritik dan saran yg sifatnx membangun guna kesempurnaan bloger,,,Thanks...