Minggu, 15 Desember 2013

Metode Mengajar


BAB  I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
          Kegiatan belajar mengajar melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif. Guru secara sada merancanakan sistem pembelajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
          Harapan yang tak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahn pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dikuasi anak  didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup rumit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan tersebut dikarenakan guru dihadapkan pada peserta didik sebagai individu dengan segala keunikannya, teapi juga sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling tidak ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
          Disinilah metoda mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan dtentukan oleh kerelevansian penggunaan metoda yang sesuai dengan tujuan. Metoda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-macam. Pengunaan metoda tergantug dari rumusan tujuan. Didalam mengajar jarang guru menggunakan satu metoda mengajar, tetapi kombinasi dua atau beberapa macam metoda. Penggunaan metoda gabungan di maksudkan agar peserta didik menjadi bergairah adalamm belajar, dengan demikian tujuan membelajaran akan menjadi lebih mudah tercapai. Karena bukan guru yang memaksakan anak didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi anak didiklah dengan sadr mencapai trujuan.
          Maka dalam makalah ini penulis akan mecoba mengkaji lebih dalam mengenai metoda mengajar dengan berbagi kelebihan dan kekurangannya.
1.2     Rumusan Masalah
                   Masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
          1.2.1  Apa itu metoda mengajar?
          1.2.2  Apakah fungsi metoda mengajar dalam belajar mengajar?
          1.2.3  Bagaimana cara pemilihan metoda mengajar yang baik?
          1.2.4  Apa saja macam-macam metoda mengajar itu?

1.3     Tujuan Penulisan
          1.3.1  Untuk mengetahui pengertian metoda mengajar
          1.3.2  Untuk mengetahui fungsi metoda mengajar
          1.3.3  Untuk mengetahui pemilihan metoda mengajar yang baik
          1.3.4  Untuk mengetahui macam-macam metoda mengajar.
         
1.4     Manfaat Penulisan
Bagi Penulis :
  Dapat menambah pengalaman dalam penulisan Makalah
  Dapat menambah pengetahuan tentang metoda mengajar
  Untuk melengkapi tugas Strategi Belajar Mengajar


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metoda Megajar
Metode adalah cara yang sistematis yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sedangkan metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
2.2 Fungsi Metoda Belajar
            Salah satu hal yang harus dipahami oleh seorang guru dalam mengajar adalah kedudukan dari metoda belajar itu sendiri seebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian dalam keberhasilan suatu kegiatan belajar  mengajar. Adapun kedudukan metoda belajar dalm proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
2.2.1 Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik.
Motivasi ektrinsik menurut Sardiman.A.M. (1988:90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena ada perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Akhirnya dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar disekolah.
2.2.2 Metode Sebagai Strategi Pengajar
Di dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra.Roestiyah.N.K. (1989;1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu aadalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut dengan metode mengajar. Demikian metoda mengajar dapat dijadikan suatu strategi dalam menghadapi peserta didik yang mempunyai kemampuan intelegensi, dan karakter yang berbeda.
2.2.3 Metode Sebagai Alat Untuk Mencapai Tujuan.
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar.  Metrode adalah salah satu cara untuk mencaapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Jadi,guru sebaiknya menggunakan metode yang dpat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
2.3 Pemilihan dan Penentuan Metoda Mengajar.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran maka disini guru dituntut untuk dapat memilih dan menentukan metoda apayang harus dipilih dalam suatu proses belajar mengajar. Berikut akan dijelaskan megenai pemilihan dan penentuan metoda belajar.
2.3.1 Nilai Strategis Metode.
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu interaksi yang bernilai pendidikan. Didalamnya terjadi interksi edukatif, antara guru dan anak didik, ketika guru menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik dikelas. Bahan pengajaran yang disampaikan harus memperhatikan penggunaan metode, agar mempermudah guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah  metode dapat mempengaruhi jalannya aktifitas belajar mengajar. Karena itu guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar dilaksanakan dikelas.
2.3.2 Efektifitas penggunaan metode.
Efektifitas penggunaan metode dapat terjadi apabila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprorgamkan dengan suatu pelajaran, sebagai persiapan tertulis. 
2.3.3 Pentingnya pemilihan dan penentuan metode
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan mengajar. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan  lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang guru harus lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Tentunya guru juga harus mengetahuai karakteristik baik kelemahan maupun kelebihan dari metode-metode tersebut.
2.3.4 Factor yang mempengaruhi pemilihan metode
Menurut Winarno Surakhmad (1990;97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a. Anak didik
Anak didik adalah manusia bepotensi yang menghajatkan pendidikan. Di ruang kelas guru akan berhadapaan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Status social mereka juga bermacam-macam. Dan juga aspek intelektual mereka yang berbeda. Hal ini terlihat dari cepatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar.  Ada juga dari aspek psikologis anak yang berbeda beda. Di sekolah, prilaku anak didik selalu menunjukan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka bicara, ada yang tertutup, ada yang terbuka, ada yang pemurung, dsb. Semua prilaku anak didik tersebut mewarnai suasana kelas.  Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis, mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam sekon yang relative lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara oprasional. Dengan demikian sudah jelas kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.



b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Perumusan tujuan intruksional khusus, misalnya akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri anak didik. Proses pengajaranpun dipengaruhinya. Demikian juga penyelesaian metode yang harus guru gunakan dikelas.  Metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi kedalam diri setiap anak didik. Artinya metodelah yang harus tunduk pada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.
c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari kehari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu diluar ruangan sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu memilih memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik disekolah. Lengkap tidaknya fasilitas mengajar akan mempengaruhi pemilihan metode belajar mengajar. Misalnya ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA. Hal tersebut kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi.
e. Guru
Setiap guru memiliki kepribadian yang berbeda. Seorang guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang bukan bertitel bukan sarjana pendidikan dan keguruan, dibidang penguasaan ilmu kependidikan dan keguruan. Guru yang sarjana pendidikan daan keguruan barang kali lebih menguasai metode-metode mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga ahli dibiadang keguruan dan wajar saja di menjiwai dunia keguruan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuaan metode mengajar.
Sebagai penyegar kembali, dari inti kesan atas uraian tersebut dapatlah dibutiri factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuaan metode mengajar, yaitu anak didik, tujuan, situasi, fasilitas dan guru.
2.4 Macam-macam Pendekatan dalam Metoda Mengajar
            Secara umum metoda belajar sangatlah banyak sekali dan selalu mengalami perkembangan, diantaranya ada pendekatan expository dan pendekatan discovery inquery. Namun dalam makalah ini penulis hanya akan membahas metoda mengajar yang termasuk kedalam pendekatan social interaction (interaksi sosial) yaitu metoda diskusi dan metoda kerja kelompok.
2.4.1 Pengertian Pendekatan Social Interaktion (interaksi sosial)
Social Interaction yang dalam bahasa indonesia berarti interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang terjadi secara timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok baik dalam bentuk kerjasama ataupun persaingan. Berdasarkan hal tersebut dapat kita artikan bahwa pendekatan social interaction dalam metoda mengajar adalah hubungan yang dinamis antara guru dengan kelompok siswa, kelompok siswa dengan kelompok siswa yang lain, dan antar individu dalam kelompok tersebut. Dalam hal ini disadari bahwa manusia sebagai mahluk sosial yakni mahluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.
2.4.2 Tujuan Pendekatan Social Interaction
Tujuan dari pendekatan social interaction adalah dapat ditumbuh kembangkannya rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka di bina untuk mengendalikan rasa egoisme yang ada pada diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai setiap mahluk di dunia.
Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja bersama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan sehingga mereka saling melengkapai dan akhirnya persaingan yang positifpun terjadi dalam rangka mencapai prestasi belajar yang optimal. Iilah yang di harapkan yaitu ankan didiyang aktif, kreatif, dan mandiri.
2.5 Metode diskusi dan metode kerja kelompok.
            Seperti yang dijelaskan sebelumnya untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran maka diperlukan suatu metoda mengajar, dari sekian banyak metoda mengajar yang ada, yang akan penulis bahas pada makalah ini hanya metoda mengajar diskusi dan kerja kelompok.
2.5.1 Metoda Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:
  1. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
  2. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya
  3. Mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai
  4. Membantu siswa belajar berpikir secara kritis
  5. Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun      teman-teman
  6. Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah
  7. mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
  1. Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan.
  2. Guru menjelaskan tujuan diskusi.
  3. Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan.
  4. Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara mengeluarkan pendapat.
  5. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
  6. Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi menonjolkan diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
  7. Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem.
  8. Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah.
  9. Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
  10. Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan.
Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
  1. Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas.
  2. Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang diajukan.
  3. Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
  4. Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru dikemukakan.
  5. Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau kelompok lain.
  6. Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat.
  7. Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju maupun bertentangan.
  8. Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat.
  9. Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi.
  10. Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang.
Adapun kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
  1. Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.
  2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
  3. .Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
  4. Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
  5. Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
  6. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
  7. Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.
  8. Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
  9. Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
  10. Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
  1. Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
  2. Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu.
  3. Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
  4. Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
  5. .Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.
  6. Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antar kelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
2.5.2 Metoda Mengajar Kelompok
Metode mengajar kelompok adalah metode mengajar yang digunakan untuk mengatasi peserta didik yang jumlahnya besar, sedemikian besar jumlahnya sehingga dibutuhkan teknik tersendiri untuk mengatasinya, sebab kelompok itu dipandang sebagai massa dengan segala sifat yang menjadi ciri-ciri massa. Walaupun tidak selalu bahwa guru itu menghadapi kelompok besar, namun kiranya perlu mengetahui beberapa diantaranya, karena mungkin suatu saat ia membutuhkan. Metode-metode ini lebih banyak diterapkan untuk orang dewasa. Metoda ini terdiri dari beberapa tipe yaitu:
1. SEMINAR
Seminar merupakan suatu pembahasan masalah secara ilmiah, walaupun topik yang dibahas adalah masalah sehari-hari. Dalam membahas masalah, tujuannya adalah mencari suatu pemecahan, oleh karena itu suatu seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan yang merupakan hasil pendapat bersama, yang kadang-kadang diikuti dengan resolusi atau rekomendasi.
Pembahasan dalam seminar berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang telah disusun sebelumnya oleh beberapa orang pembicara sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang diminta oleh sesuatu panitia penyelenggara. Pokok-pokok bahasan yang diminta oleh suatu penitia penyelenggara. Pokok bahasan yang telah ditentukan, akan dibahas secara teoritis dan dibagi menjadi beberapa subpokok bahasan bila masalahnya sangat luas. Pada awal seminar, dapat dibuka dengan suatu pandangan umum oleh orang berwenang (yang ditunjuk panitia) sehingga tujuan seminar terarah. Kemudian hadirin (massa) dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas permasalahan lebih lanjut. Tiap kelompok dapat diserahi tugas membahas suatu sub pokok bahasan untuk dibahas dalam kelompok yang biasanya juga disebut seksi/komisi, di bawah pimpinan seorang ketua komisi (kelompok). Dari hasil-hasil kelompok, disusun suatu perumusan yang merupakan suatu kesimpulan yang dirumuskan oleh suatu tim perumus yang ditunjuk.

Pembahasan dalam seminar memakan waktu yang lebih lama karena sifatnya yang ilmiah. Apabila para pembicara tidak dapat mengendalikan diri biasanya waktu banyak dipergunakan untuk pembahasan yang kurang penting. Oleh karena itu dibutuhkan pimpinan kelompok yang menguasai persoalan sehingga penyimpangan dari pokok persoalan dapat dicegah. Penyimpangan ini dapat diatasi bila setiap kali ketua sidang menyimpulkan hasil pembicaraan sehingga apa yang akan dibicarakan selanjutnya sudah terarah.
Seminar akan efektif bila:
  1. Tersedia waktu yang cukup untuk membahas persoalan.
  2. Problema sudah dirumuskan dengan jelas. Para peserta dapat diajak berfikir logis.
  3. Problema memerlukan pemecahan yang sistematis.
  4. Problema akan dipecahkan secara menyeluruh. Pimpinan sidang cukup terampil dalam mcnggunakan metode ini.
  5. Kelompok tidak terlalu besar sehingga memungkinkan setiap peserta mengambil bagian dalam berpendapat.

Kelebihan metoda mengajar kelompok tipe seminar:
1.      Membangkitkan pemikiran yang logis. Mendorong pada analisa menyeluruh.
2.      Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema.
3.      Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta.
4.      Meningkatkan keterampilan dalam mengenal problema.
Kelemahan metoda mengajar kelompok model seminar:
1.      Membutuhkan banyak waktu.
2.      Memerlukan pimpinan yang terampil.
3.      Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar.
4.      Mengharuskan setiap anggota kelornpok untuk mempelajari terlebih dahulu.
5.      Mungkin perlu dilanjutkan pada diskusi yang lain.
SIMPOSIUM
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi, suatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian setiap aspek disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.
Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran banding), dibawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang dianggap perlu saja.
Simposium dapat digunakan yaitu :
1.      Untuk mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari suatu topik tertentu.
2.      Jika kelompok peserta besar.
3.      hKalau kelompok membutuhkan keterampilan yang ringkas.
4.      Jika ada pembicara yang memenuhi syarat (ahli dalam bidang yang disoroti).
Kelebihan metoda mengajar tipe siposium:
1.      Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
2.      Dapat mengemukakan informnasi banyak dalam waktu singkat.
3.      Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi sidang lebih menarik.
4.      Dapat direncanakan jauh sebelumnya.
Kelemahan metoda mengajar tipe siposium:
Kurang spontanitas dan kneatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.
1.      Kurang interaksi kelompok.
2.      Menekankan pokok pembicaraan.
3.      Agak terasa formal.
4.      Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.
5.      Sulit mengadakan kontnol waktu.
6.      Secara umum membatasi pendapat pembicara.
7.      Membutuhkan perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.
8.      Cenderung dipakai secara berlebihan.
FORUM
Yang dimaksud dengan forum adalah suatu gelanggang terbuka, dimana seseorang mendapat kesempatan berbicara tentang masalah apapun. Pembicara dapat datang dari kelompok massa, dan segera setelah selesai pembicaraannya ia harus kembali ke tempat semula. Jadi dalam forum tidak ada anggota tertentu yang duduk terpisah dari pendengar, tetapi ditekankan pada pemberian kesempatan bagi setiap orang untuk mengemukakan pikiran dan perasaan didepan khalayak.
Dalam forum tidak akan diambil keputusan, melainkan sekedar meransang pendengar untuk mengemukan pemikiran baru, dimana sangat diperlukan pandangan berbagai orang. Seseorang yang maju kedepan seolah-olah memberi kesan bahwa ia adalah seorang dan sekian banyak orang yang sama-sama mencari suatu penyelesaian. Pada akhimya pimpinan forum harus mengemukakan ikhtisar pembicaraan dan sering diikuti suatu seruan kepada massa.
Forum digunakan sebagai suatu metode pengajaran kelompok apabila:
  1. Untuk memberi kesempatan interaksi kelompok.
  2. Pada saat diperlukan kombinasi antara maksud penyajian dengan reaksi kelompok.
  3. jika diinginkan pandangan/tanggapan dari pengunjung.
  4. Kalau kelompok itu sangat besar.
Kelebihan metoda mengajar tipe forum:
  1. Menambah pandangan dengan reaksi pengunjung.
  2. Dapat dipakai terutama pada kelompok yang besar.
  3. Dapat dipakai untuk menyajikan keterampilan yang banyak dalam waktu singkat.
  4. Pergantian pembicara menambah vaniasi.
  5. Reaksi pengunjung mendorong pengunjung untuk mendengarkan dengan lebih banyak perhatian.
Kelemahan metoda mengajar tipe forum:
  1. Membutuhkan banyak waktu.
  2. Pribadi masing-masing pembicara dapat memaksakan pada mateni yang kurang tepat.
  3. Tanggapan dari kelompok tertunda.
  4. Sulit mengendalikan waktu.
  5. Periode forum mudah terulur.
PANEL
Panel merupakan salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan tentang suatu topik di depan para pengunjung. Diskusi panel dibawakan oleb 3 - 6 orang yang dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang moderator. Para panelis berdiskusi sedemikian rupa, sehingga para pengunjung dapat mengikuti pembicaraan mereka.Pengunjung hanya berfungsi sebagai pendengar, oleh karena itu pengunjung yang begitu besar jumlahnya dianggap sebagai kelompok yang diajar oleh suatu regu guru. Tetapi panel tidak boleh hanya sekedar merupakan pengajaran informatif, melainkan harus dapat merangsang cara berpikir massa dengan memberikan berbagai perspektif. Pelaksanaan panel dimulai dari perkenalan para panelis oleh moderator, kemudian disampaikan persoalan umum kepada para panelis tersebut, untuk didiskusikan. Mereka seharusnya adalah orang-orang yang pandai berbicara dengan lancar dan menarik. Moderator juga memegang penanan dalam diskusi ini, sebagai pengatur jalannya pembicaraan dengan sekali-kali menyimpulkan apa yang dikemukakan oleh para panelis. Perbedaan pendapat tidak menjadi persoalan, karena pada diskusi panel tidak perlu dicapai suatu kesatuan pendapat atau keputusan. Bahkan perbedaan pendapat itulah yang diharapkan dapat memberikan stimulus bagi pendengar untuk dapat berpikir lebih jauh. Pendengar tidak hanya akan menelan pesan yang sudah jadi, melainkan dapat mengikuti proses pemikiran para panelis jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai, pendengar dapat membentuk kelompok-kelompok untuk mendiskusikannya lebih lanjut. Akan tetapi selama diskusi panel, pendengar tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pandangan.
Panel dapat digunakan apabila:
1.      Ingin mengemukakan pandapat yang berbeda-beda.
2.      Ingin memberi stimulus para pendengar akan adanya suatu persoalan yang perlu dipecahkan.
3.      Ada panelis yang memenuhi syarat.
4.      Pembicaraan terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok itu.
5.      Ingin mengajak pendengar melihat “ke dalam” tetapi tidak menginginkan tanggapan secara verbal.
6.      Ada moderator yang cakap, yang dapat menguasai segala aspek dan persoalan yang dibicarakan.
Kelebihan metoda mengajar tipe panel:
1.      Membangkitkan pikiran.
2.      Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda.
3.      Mendorong ke analisis lebih lanjut.
4.      Memanfaatkan para ahli untuk berpendapat dan proses pemikirannya dapat membelajarkan orang lain.
Kelemahan metoda mengajar tipe panel:
1.      Mudah tersesat bila moderator tidak terampil.
2.      Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.
3.      Tidak memberi kesempatan peserta untuk berbicara.
4.      Cenderung menjadi serial pidato pendek.
5.      Membutuhkan persiapan yang cukup masak.













BAB III
PENUTUP

4.1     SIMPULAN
        Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa metode mengajar dapt didefinisikan sebagai cara yang sistematis yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun kedudukan metode belajar mengajar sebagai alat motivasi ekstrinsik, metode sebagai strategi pengajar, dan juga metode sebagai alat untuk menncapai tujuan.
Dalam suatu proses belajar mengajar kita tidak bisa berpatokan pada satu metode saja. Dalam pemilihan dan penentuan metode, kita juga harus memperhatikan situasi kelas dan juga kondisi anak didik.  Maka dari itu dari sekian metode yang ada, kita harus benar memahami metode itu satu persatu. Dan mengetahui kelebihan dan kelemahan metode tersebut. Agar proses belajar mengajar dikelas dapat berjalan dengan efektif.


DAFTAR PUSTAKA

Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Drs. Answan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Banjarmasin, 1995.
http//www.google.com
http//www.wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar yg baik,,adalah dia yg memberikan kritik dan saran yg sifatnx membangun guna kesempurnaan bloger,,,Thanks...